- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dewi Sartika, Google Memperingatinya Hari Ini
TS
positiveminds
Dewi Sartika, Google Memperingatinya Hari Ini
Salam persahabatan untuk kita semua dan selamat datang di thread ane
Selamat membaca dan ambillah sisi positif dari apapun yang agan baca
Selamat membaca dan ambillah sisi positif dari apapun yang agan baca
Google Merayakan Hari Lahir Dewi Sartika Hari Ini
Thanks HT officer buat trit sederhana ane
Spoiler for Walau agak telat, tapi thanks gan:
Bangga juga ya gan banyak tokoh Indonesia yang di apresiasi oleh Google. Tepatnya oleh Google Doodle.
Kali ini sosok Dewi Sartika, yang dijuluki juga Djuragan Dewi atau Djuragan Ageung. Kenalan dengan sosoknya yuk gan.
Kali ini sosok Dewi Sartika, yang dijuluki juga Djuragan Dewi atau Djuragan Ageung. Kenalan dengan sosoknya yuk gan.
Quote:
Quote:
Dewi Sartika lahir di Bandung, 4 Desember 1884, dan meninggal di Tasikmalaya, 11 September 1947 pada umur 62 tahun.
Beliau adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan, diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia tahun 1966.
Dewi Sartika dilahirkan dari keluarga priyayi Sunda , Nyi Raden Rajapermas dan Raden Somanagara. Raden Somanagara adalah seorang pejuang kemerdekaan. Terakhir, sang ayah dihukum buang ke Pulau Ternate oleh Pemerintah Hindia Belanda hingga meninggal dunia di sana.
.
Sepeninggal ayahnya, Dewi Sartika dirawat oleh pamannya (kakak ibunya) yang berkedudukan sebagai patih di Cicalengka. Dari pamannya, beliau mendapatkan didikan mengenai kesundaan, sedangkan wawasan kebudayaan Barat diperolehnya berkat didikan seorang nyonya Asisten Residen bangsa Belanda.
Quote:
Quote:
Sejak kecil, Dewi Sartika sudah menunjukkan bakat pendidik dan kegigihan untuk meraih kemajuan. Sambil bermain di belakang gedung kepatihan, beliau sering memperagakan praktik di sekolah, mengajari baca-tulis, dan bahasa Belanda, kepada anak-anak pembantu di kepatihan. Papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting dijadikannya alat bantu belajar.
Dewi Sartika yang mengikuti pendidikan Sekolah Dasar di Cicalengka, sejak kecil memang sudah menunjukkan minatnya di bidang pendidikan. Dewi kecil selalu bermain sekolah-sekolahan dengan teman-teman anak perempuan sebayanya, ketika itu ia sangat senang berperan sebagai guru.
Waktu itu Dewi Sartika baru berumur sekitar sepuluh tahun, ketika Cicalengka digemparkan oleh kemampuan baca-tulis dan beberapa patah kata dalam bahasa Belanda yang ditunjukkan oleh anak-anak pembantu kepatihan. Gempar, karena di waktu itu belum banyak anak-anak (apalagi anak rakyat jelata) memiliki kemampuan seperti itu, dan diajarkan oleh seorang anak perempuan.
Dewi Sartika yang mengikuti pendidikan Sekolah Dasar di Cicalengka, sejak kecil memang sudah menunjukkan minatnya di bidang pendidikan. Dewi kecil selalu bermain sekolah-sekolahan dengan teman-teman anak perempuan sebayanya, ketika itu ia sangat senang berperan sebagai guru.
Waktu itu Dewi Sartika baru berumur sekitar sepuluh tahun, ketika Cicalengka digemparkan oleh kemampuan baca-tulis dan beberapa patah kata dalam bahasa Belanda yang ditunjukkan oleh anak-anak pembantu kepatihan. Gempar, karena di waktu itu belum banyak anak-anak (apalagi anak rakyat jelata) memiliki kemampuan seperti itu, dan diajarkan oleh seorang anak perempuan.
Quote:
Quote:
Dengan pikirannya agar anak-anak perempuan di sekitarnya bisa memperoleh kesempatan menuntut ilmu pengetahuan, maka ia berjuang mendirikan sekolah di Bandung, Jawa Barat.
Perjuangannya tidak sia-sia, dengan bantuan dua tokoh yang cukup berpengaruh saat itu yaitu dari kakeknya R.A.A.Martanegara yang saat itu menjabat sebagai Bupati (sekilas tentang R.A.A Martanegara : https://id.wikipedia.org/wiki/Martanegara)
R.A.A Martanegara
Lalu Den Hammer, pejabat Inspektur Kantor Pengajaran ketika itu, maka pada tahun 1904 ia berhasil mendirikan sebuah sekolah yang dinamainya “Sakola Istri”.
Sekolah tersebut hanya memiliki dua kelas, tidak cukup untuk menampung semua aktivitas sekolah. Maka untuk ruangan belajar, ia harus meminjam sebagian ruangan Kepatihan Bandung.
Saat itu, murid-murid yang semuanya perempuan berjumlah 20 orang diajarkan berhitung, membaca, menulis, menjahit, merenda, menyulam dan pelajaran agama.
Bersama beberapa murid-muridnya
Sakola Istri terus berhasil menarik minat positif dari masyarakat. Murid- murid bertambah banyak, bahkan ruangan Kepatihan Bandung yang dipinjam sebelumnya juga tidak cukup lagi menampung murid-murid.
Untuk mengatasinya, Sakola Isteri kemudian dipindahkan ke tempat yang lebih luas.
Seiring perjalanan waktu, pada tahun 1910, nama Sakola Istri sedikit diperbarui menjadi "Sakola Kautamaan Istri".
Ilustrasi Sakola Kautamaan Istri
Perubahan bukan cuma pada nama saja, tapi mata pelajaran juga bertambah. Ia berusaha keras mendidik anak-anak gadis agar kelak bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik, bisa berdiri sendiri, luwes, dan terampil. Maka untuk itu, pelajaran yang berhubungan dengan pembinaan rumah tangga banyak diberikannya.
Perjuangannya tidak sia-sia, dengan bantuan dua tokoh yang cukup berpengaruh saat itu yaitu dari kakeknya R.A.A.Martanegara yang saat itu menjabat sebagai Bupati (sekilas tentang R.A.A Martanegara : https://id.wikipedia.org/wiki/Martanegara)
R.A.A Martanegara
Lalu Den Hammer, pejabat Inspektur Kantor Pengajaran ketika itu, maka pada tahun 1904 ia berhasil mendirikan sebuah sekolah yang dinamainya “Sakola Istri”.
Sekolah tersebut hanya memiliki dua kelas, tidak cukup untuk menampung semua aktivitas sekolah. Maka untuk ruangan belajar, ia harus meminjam sebagian ruangan Kepatihan Bandung.
Saat itu, murid-murid yang semuanya perempuan berjumlah 20 orang diajarkan berhitung, membaca, menulis, menjahit, merenda, menyulam dan pelajaran agama.
Bersama beberapa murid-muridnya
Sakola Istri terus berhasil menarik minat positif dari masyarakat. Murid- murid bertambah banyak, bahkan ruangan Kepatihan Bandung yang dipinjam sebelumnya juga tidak cukup lagi menampung murid-murid.
Untuk mengatasinya, Sakola Isteri kemudian dipindahkan ke tempat yang lebih luas.
Seiring perjalanan waktu, pada tahun 1910, nama Sakola Istri sedikit diperbarui menjadi "Sakola Kautamaan Istri".
Ilustrasi Sakola Kautamaan Istri
Perubahan bukan cuma pada nama saja, tapi mata pelajaran juga bertambah. Ia berusaha keras mendidik anak-anak gadis agar kelak bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik, bisa berdiri sendiri, luwes, dan terampil. Maka untuk itu, pelajaran yang berhubungan dengan pembinaan rumah tangga banyak diberikannya.
Quote:
Quote:
Semua jerih payahnya dalam menjalankan sekolahnya itu tidak dirasakannya jadi beban, tapi berganti menjadi kepuasan batin karena telah berhasil mendidik kaumnya. Salah satu yang menambah semangatnya adalah dorongan dari berbagai pihak terutama dari Raden Kanduruan Agah Suriawinata, suaminya sang pelipur hati, seseorang yang memiliki visi dan cita-cita yang sama, guru di Sekolah Karang Pamulang yang pada waktu itu merupakan Sekolah Latihan Guru. Sosok suaminya telah banyak membantunya mewujudkan perjuangannya, baik tenaga maupun pemikiran.
Dewi Sartika Dengan Suami
Dewi Sartika Dengan Suami
Quote:
Quote:
Pada tahun 1912 dan sesudahnya, sekolah yang diperjuangkan Djuragan Ageung mulai berdiri satu persatu di kota-kota kabupaten (setengah dari seluruh kota kabupaten se-Pasundan). Hingga sampai ke Bukittinggi yang mana Sakola Kautamaan Istri tersebut didirikan oleh Encik Rama Saleh.
Setelah itu hampir seluruh wilayah Bandung memiliki sekolah rintisan Djuragan Ageung ini.
Di bulan September 1929, Dewi Sartika mengadakan peringatan pendirian sekolahnya yang telah berumur 25 tahun, yang kemudian berganti nama menjadi "Sakola Raden Déwi".
Sakola Raden Dewi
Atas jasanya dalam bidang ini, Dewi Sartika dianugerahi bintang jasa oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Setelah itu hampir seluruh wilayah Bandung memiliki sekolah rintisan Djuragan Ageung ini.
Di bulan September 1929, Dewi Sartika mengadakan peringatan pendirian sekolahnya yang telah berumur 25 tahun, yang kemudian berganti nama menjadi "Sakola Raden Déwi".
Sakola Raden Dewi
Atas jasanya dalam bidang ini, Dewi Sartika dianugerahi bintang jasa oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Dewi Sartika meninggal 11 September 1947 di Tasikmalaya, dan dimakamkan dengan suatu upacara pemakaman sederhana di pemakaman Cigagadon-Desa Rahayu Kecamatan Cineam. Tiga tahun kemudian dimakamkan kembali di kompleks Pemakaman Bupati Bandung di Jalan Karang Anyar, Bandung.
Raden Dewi Sartika, salah satu pejuang Pendidikan, melakukan perjuangan untuk bangsanya tidak melalui perang frontal seperti angkat senjata, tapi melalui pendidikan.
Memang pantas rekam jejak Dewi Sartika diapresiasikan, salah satunya yang dilakukan Google Indonesia ini, karena kalau bukan kita siapa lagi
Menurut ane semangat juangnya Beliau patut diserap oleh kita semua ya gan.
Demikian ane coba share gan, semoga tidak repost
Memang pantas rekam jejak Dewi Sartika diapresiasikan, salah satunya yang dilakukan Google Indonesia ini, karena kalau bukan kita siapa lagi
Menurut ane semangat juangnya Beliau patut diserap oleh kita semua ya gan.
Demikian ane coba share gan, semoga tidak repost
Spoiler for Sumber:
Diubah oleh positiveminds 04-12-2016 17:37
0
17.3K
138
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan