zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Moncernya Bisnis Properti di Bekasi
DERAP pembangunan Kota Bekasi, Jawa Barat bak tak pernah henti. Tengok saja, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan kereta ringan (light rail transit/LRT) yang terus bergulir.

Pengembangan kota pun terus bergerak untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Andil para pengembang properti pun cukup kental dalam mewujudkan hal itu. Maklum, tak kurang dari 30 proyek hunian vertikal dengan kapasitas sekitar 50 ribu unit apartemen, termasuk di dalamnya proyek properti terpadu (mixed use development), menggerojok Kota Bekasi. Mereka menawarkan hunian nyaman dengan segala fasilitasnya.

Terkait keseimbangan kota dan lingkungan, Pemerintah kota (Pemkot) Bekasi mengatur derap pembangunan secermat mungkin. Bagi pengembang hunian vertikal yang berdiri sendiri, syarat ruang terbuka hijau (RTH) yang harus dipenuhi adalah 30% dari total luas lahan yang dimiliki. Sedangkan bagi pengembang yang menggarap proyek properti terpadu persyaratannya adalah 20%.

Selain itu, Pemkot hanya mengizinkan pengembangan hunian vertikal bagi pengembang yang memiliki lahan seluas minimal 5.000 meter persegi (m2).

“Hunian vertikal sudah mulai dibutuhkan di kota Bekasi menyusul harga tanah yang tinggi,” ujar pengamat properti Ali Tranghanda, kepada Investor Daily, saat dihubungi dari Jakarta, baru-baru ini.

Dia menjelaskan, pasar apartemen bukan sekadar para investor, tapi juga para konsumen (end user) yang bekerja di Jakarta dan Bekasi.

Bagi Direktur The HUD Institute, Zulfi Syarif Koto, pasar properti di kota Bekasi sangat prospektif. Kota ini memiliki sejumlah keunggulan. Antara lain, banyaknya kawasan industri dan aksesnya yang mudah dari dan ke Jakarta. Sekitar 1.500 industri nasional dan internasional di bagian Timur Jakarta ini menyumbang pertumbuhan ekonomi kawasan.

“Bekasi prospektif bagi pengembangan bisnis properti. Tapi, dengan syarat, pemkot terus membenahi infrastruktur penunjangnya,” tutur dia, kepada Investor Daily, di Jakarta, belum lama ini.

Pembeli apartemen di Bekasi, kata dia, memang ada yang tinggal di Bekasi, tapi bekerja di Jakarta atau di kota lainnya di Jabodetabek. Karena itu, perlu penataan transportasi yang terpadu. Jakarta mengembangkan MRT dan LRT karena itu tepat dikaitkan dengan Bekasi. “Pemkot Bekasi harus siap mendukung itu terutama dalam pengadaan lahannya. Transportasi publik harus terwujud dengan baik selain infrastruktur lain seperti air dan listrik,” ujar Zulfi.

Pemkot Bekasi memasukan pengembangan hunian vertikal di dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) 2011-2031. Hunian vertikal mencuat karena ketersediaan lahan kian terbatas. Di sisi lain, kebutuhan perumahan terus bertambah.
Berdasarkan sejarah, perkembangan ekonomi Bekasi meningkat karena kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran.

Perkembangan pusat pertokoan dan jasa di Kota Bekasi hanya dibangun sekitar jalan Ir. H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga terminal Bekasi. Namun, sejak 1993 seiring dengan munculnya beberapa mal serta sentra niaga, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani, Bekasi Selatan berkembang menjadi ikon pusat kawasan perdagangan dan jasa baru di Kota Bekasi.

http://www.beritasatu.com/properti/4...-bekasi-1.html


moncer gan
0
632
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan