TS
edofred
Analisis Media Online Pilkada DKI Jakarta 2017 - Update tiap hari
Permisi Agan-agan semua, Ane mau menyajikan Analisa Media yang berkaitan dengan Pilkada DKI Jakarta. Ane usahakan update tiap hari. Karena ini analisa berita media online makanya hanya mengangkat berita dan isu yang paling menonjol selama Pilkada DKI Jakarta. Jika selama kita sering mengomentari berita, maka ane coba sampaikan Analisanya Gan.
Berdasarkan pemantauan RameID, pemberitaan terkait potongan video yang menayangkan pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tentang surah Al Maidah hingga hari ini masih bergulir dan menjadi salah satu isu utama megapolitan. Isu yang mulai naik sejak hari Kamis (06/10/2016) pekan lalu ini menyumbang cukup banyak pemberitaan dengan sentimen negatif terhadap Ahok.
Respon terhadap isu ini menanjak tajam pada hari Jumat (07/10/2016) kemarin. Setelah potongan video tersebut beredar di dunia maya, berbagai kalangan berlomba-lomba menyampaikan pendapatnya. Selain para politisi, ulama juga ikut menyumbang suara, salah satunya Aa’ Gym. Aa’ Gym meminta agar Ahok menyampaikan permintaan maaf kepada publik terkait pernyataannya dalam potongan video tersebut.
Dua organisasi keagamaan juga turut melontarkan komentar, diantaranya GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah. Selain itu beberapa pihak bahkan melaporkan Ahok ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan melakukan penistaan agama. Polda Metro Jaya menerima laporan dari Advokat Cinta Tanah Air (ACTA), Forum Anti Penistaan Agama (FATA), MUI Sumatera Selatan, serta FPI.
Di samping itu ACTA juga melaporkan Ahok ke Bawaslu, namun Ketua Bawaslu menyatakan bahwa laporan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti karena saat ini belum masuk dalam masa kampanye.
Isu ini juga ditanggapi oleh Yusril Ihza Mahendra yang mendesak agar Mabes Polri menindaklanjuti kasus ini.
Pernyataan Ahok sempat dimanfaatkan oleh dua kader Partai Golkar untuk memecah dukungan Partai Golkar terhadap Ahok. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Fadel Muhammad menyatakan akan mengevaluasi dukungan untuk Ahok. Namun pernyataan tersebut langsung dibantah oleh Setya Novanto (Setnov). Menurut Setnov, dukungan Partai Golkar untuk Ahok tetap solid. Selain itu, politisi muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia bahkan meminta Partai Golkar untuk mencabut dukungan terhadap Ahok.
Sementara dari pihak lawan, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono sempat ikut berkomentar pada akhir pekan. Melalui pernyataan tertulis, Anies menyatakan bahwa pernyataan Ahok membawa-bawa ayat Al Quran tidak relevan dan tidak perlu. Sedangkan Agus menyebut Ahok tidak sensitive terhadap isu agama.
Selain itu, isu ini juga mendapat komentar negatif dari Fahira Idris dan Rhoma Irama yang menilai Ahok telah menistakan agama.
Meskipun mendulang tanggapan negatif, beberapa pihak memandang bahwa pernyataan Ahok biasa saja.
Sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandiaga, Syarief bahkan meminta agar pihaknya tak ikut latah untuk menanggapi isu ini. Selain itu, Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah NU DKI Jakarta, Taufik Damas menyatakan bahwa Ahok tidak menyebut ayat membohongi masyarakat. Menurut Taufik, Ahok mengatakan bahwa banyak pihak yang menggunakan ayat untuk membohongi masyarakat. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono.
Polemik yang berawal dari postingan potongan video yang diunggah oleh akun Facebook bernama Si Buni Yani juga membangkitkan respon dari Komunitas Muda Ahok-Djarot (Kotak Adja). Kotak Adja turut melaporkan pemilik akun Si Buni Yani ke Polda Metro Jaya pada hari Jumat lalu dengan tuduhan dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Dalam perkembangannya, isu ini tidak hanya dipandang dari konteks agama, tetapi juga dikaitkan dengan cuti kampanye yang selama ini diperdebatkan oleh Ahok. Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini menyatakan bahwa kejadian ini menjadi bukti kalau petahana seharusnya mengambil cuti pada masa kampanye. Sebab Ahok telah menyampaikan hal yang berkaitan dengan kampanye dalam kunjungan dinasnya di Kepulauan Seribu.
Memasuki awal pekan, Ahok kembali merespon isu ini dengan pernyataan permintaan maaf. Pagi tadi di Balai Kota, Ahok meminta maaf kepada berbagai kalangan khususnya umat muslim atas kegaduhan yang muncul akibat pernyataan dalam potongan video tersebut. Ahok berharap persoalan ini tidak dilanjutkan karena hanya mengganggu keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun permintaan maaf Ahok tidak menyelesaikan kontroversi yang terlanjur berkembang, sebab Bareskrim akan tetap melanjutkan proses penyelidikan terkait laporan yang telah masuk.
Rame mencatat sejak tanggal 4 Oktober sd kemarin ada 272 pemberitaan negatif tentang Ahok-Djarot. Isu SARA tentang Surat Al-Maidah naik 108 berita dengan tone negatif. Berita negatif lainnya mengenai Ahok-Djarot berasal dari release hasil survei elektabilitas dari LSI - Denny JA yang sebanyak 60 pemberitaan. Kemudian perang komentar Ahok - Sandiaga mengenai Tax Amnesty menyumbangkan 15 berita negatif.
Kondisi ini tentu memberikan dampak yang kurang baik terhadap profil petahana. Meskipun selama ini Ahok dikenal sebagai sosok pemimpin yang ceplas ceplos, Sebagai antisipasi di masa yang akan datang, sebaiknya Ahok tetap memperhatikan setiap pernyataan yang akan dilontarkan, khususnya yang berkaitan dengan isu-isu sensitif. Sebab, berkaca pada kasus ini, setiap pernyataan dapat dengan mudah dipelintir oleh pihak lain.
Sumber : http://www.rame.id/#artikel-81
Rumor tentang undangan konferensi pers dari PPP kubu Djan Faridz terkait sikap dan dukungan PPP terhadap pasangan Ahok-Djarot kini telah terbukti. Berdasarkan hasil rapat pleno DPP PPP serta Silaturahmi Nasional PPP, Jumat (07/10/2016) siang kemarin PPP kubu Djan Faridz resmi mendeklarasikan dukungan kepada Ahok-Djarot.
Keputusan tersebut sontak membuat ramai jagad media. Awak media langsung menyasar politisi PPP Abraham Lunggana atau yang akrab disapa Lulung untuk dimintai pendapat. Lulung yang selama ini dikenal setia kepada Djan Faridz harus dihadapkan pada keputusan partai yang ternyata berseberangan dengan sikapnya kepada Ahok.
Sudah sejak lama Lulung dikenal sebagai salah satu politisi yang cukup keras menolak Ahok meneruskan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Beberapa kali pula Lulung dan Ahok pernah terlibat perselisihan, salah satunya yang membuat nama Lulung semakin dikenal publik adalah terkait kasus korupsi UPS.
Sikap Lulung yang anti-Ahok tentu membuat semua pihak penasaran dengan sikap Lulung selanjutnya terhadap keputusan partainya. Bahkan sebelum konferensi pers berlangsung, sempat beredar kabar bahwa Lulung akan mendukung Ahok-Djarot. Kabar tersebut langsung dibantah oleh Lulung.
Ia merasa dirugikan dengan kemunculan isu tersebut, menurutnya banyak pihak yang kecewa terhadap dirinya saat mengetahui informasi tersebut.
Sementara itu, saat media mulai ramai membahas tentang apa yang akan dilakukan oleh Lulung, Djan Faridz justru menyatakan bahwa Lulung pasti akan ikut mendukung pasangan Ahok-Djarot. Hal tersebut dikaitkan dengan kehadiran Lulung pada Silaturahmi Nasional PPP yang dilaksanakan pada Kamis (06/10/2016) lalu. Meskipun demikian, pada akhirnya Lulung berpendapat berbeda.
Setelah Djan Faridz mendeklarasikan dukungan terhadap Ahok-Djarot, Lulung menyatakan bahwa sikapnya tidak akan berubah kepada Ahok. Lulung menyebut dirinya tetap setia kepada Djan Faridz dan PPP, namun ia tidak ingin terlibat dalam pemenangan Ahok-Djarot. Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh Komunitas Suka Haji Lulung. Komunitas yang dibentuk untuk mendorong agar Lulung diusung menjadi salah satu calon dalam Pilkada DKI ini bahkan menyatakan akan mendukung Agus-Sylviana.
Situasi ini juga direspon oleh PKB. Wakil Sekjen PKB, Daniel Djohan menyatakan bahwa partainya siap menampung Lulung jika Lulung keluar dari PPP karena menolak Ahok. Lulung mengapresiasi tawaran tersebut, namun Lulung menyatakan bahwa dirinya akan tetap setia kepada partainya. Pernyataan Lulung hari ini ternyata berbeda dari sikapnya pada bulan Maret lalu. Jauh sebelum ini, Lulung pernah mengancam akan keluar dari PPP apabila partainya mendukung Ahok. Namun, ancaman tersebut tidak terbukti hari ini.
Sementara itu, Sepanjang hari ini, pasangan Ahok- Djarot masih mendominasi pemberitaan media. RameID mencatat 170 pemberitaan dengan 78 berita tone netral, 57 tone positif dan 35 tone netral. Agus-Sylviana dengan 35 pemberitaan dengan masing-masing 12 pemberitaan tone netral dan positif. Dan 11 berita tone negatif. Pasangan Anies – Sandi mengalami penurunan kuantitas berita. Sampai jam 18.00 hanya ada 7 berita.
Isu yang bergulir adalah permintaan maaaf Ahok berkaitan dengan polemik SARA tentang QS. Al-Maidah ayat 51. Ahok meminta maaf telah menimbulkan kontroversi tersebut dan mungkin menyinggung sebagian umat Islam. Namun proses hukum di Bareskirim Polri terkait pelaporan dugaan penistaan agama yang diajukan beberapa kalangan masih akan terus berlanjut. Selain itu kegiatan kunjungan Ahok dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga memberikan sentimen positif kepada pasangan Ahok- Djarot pada hari ini.
Sumber : http://www.rame.id/#artikel-80
RameID melakukan analisa terhadap 1734 berita media online dari 32 media online periode 3 Okt - 9 Okt 2016 ditemukan beberapa hal sebabagi berikut
Berita yang berkaitan dengan Ahok-Djarot terdapat 1444 berita dengan tone positif 832 berita, netral 340 berita dan negatif 272 berita. Sedangkan pasangan Agus Hartimurti Yudhoyono memperoleh 407 pemberitaan, positif 215 berita, netral 154 berita dan negatif 38 berita. Pasangan Anies-Sandi memperoleh 244 berita, positif 146 berita, 79 berita netral dan 19 berita negatif.
Detik.com menjadi media online terbanyak dalam pemberitaan semua kandidat dengan 217 berita. Disusul 192 berita di Kompas.com dan 189 berita dari Tribunnews.com.
Berita positif terbanyak berkaitan dengan Ahok diberitakan oleh Detik.com dengan 192 berita, Kompas.com dengan 192 berita dan tribunnews.com 189. Sedangkan pemberitaan positif untuk Agus-Sylviana berasal dari Detik.com 41 berita, Kompas.com 28 berita dan tribunnews.com dengan 18 berita. Dan pasangan Anies-Sandi memperoleh 23 pemberitaan positif dari Detik.com, 21 berita Tribunnews.com dan 16 berita dari merdeka.com
Rmol.co menjadi media online dengan pemberitaan negatif terbanyak mengenai Ahok-Djarot dengan 34 berita dan disusul oleh jppn.com dengan 28 berita. Sedangkan viva.co.id terbanyak memberitakan negatif mengenai Agus-Sylviana dengan 7 berita. Sedangkan tribunnews.com terbanyak memberitakan negatif pasangan Anies-Sandi dengan 6 berita.
Berita negatif mengenai Ahok diakibatkan isu SARA berkaitan dengan Surat Al-Maidah. Isu dimulai sejak Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) melaporkan Ahok ke Panwaslu pada 27 September 2016 tentang pernyataan Ahok yang dianggap melecehkan agama. Video tersebut menampilkan Ahok yang sedang berkomentar mengenai isi Al-Quran, lebih tepatnya ayat 51 Surat Al-Maidah, di depan warga Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, pada 27 September 2016.
Kemudian isu tersebut menjadi viral di medsos pada 4 Oktber 2016. Dan akhirnya menjadi isu utama pada periode 3 Okt sd 9 Okt 2016. Dari Tercatat 272 pemberitaan yang berkaitan dengan isu SARA tentang Surat Al-Maidah ayat 51 naik 86 berita dengan tone negatif
Sumber : http://www.rame.id/#artikel-79
Analisa Berita Selasa, 11 Oktober 2016
Quote:
Permintaan Maaf Ahok
Berdasarkan pemantauan RameID, pemberitaan terkait potongan video yang menayangkan pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tentang surah Al Maidah hingga hari ini masih bergulir dan menjadi salah satu isu utama megapolitan. Isu yang mulai naik sejak hari Kamis (06/10/2016) pekan lalu ini menyumbang cukup banyak pemberitaan dengan sentimen negatif terhadap Ahok.
Respon terhadap isu ini menanjak tajam pada hari Jumat (07/10/2016) kemarin. Setelah potongan video tersebut beredar di dunia maya, berbagai kalangan berlomba-lomba menyampaikan pendapatnya. Selain para politisi, ulama juga ikut menyumbang suara, salah satunya Aa’ Gym. Aa’ Gym meminta agar Ahok menyampaikan permintaan maaf kepada publik terkait pernyataannya dalam potongan video tersebut.
Dua organisasi keagamaan juga turut melontarkan komentar, diantaranya GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah. Selain itu beberapa pihak bahkan melaporkan Ahok ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan melakukan penistaan agama. Polda Metro Jaya menerima laporan dari Advokat Cinta Tanah Air (ACTA), Forum Anti Penistaan Agama (FATA), MUI Sumatera Selatan, serta FPI.
Di samping itu ACTA juga melaporkan Ahok ke Bawaslu, namun Ketua Bawaslu menyatakan bahwa laporan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti karena saat ini belum masuk dalam masa kampanye.
Isu ini juga ditanggapi oleh Yusril Ihza Mahendra yang mendesak agar Mabes Polri menindaklanjuti kasus ini.
Pernyataan Ahok sempat dimanfaatkan oleh dua kader Partai Golkar untuk memecah dukungan Partai Golkar terhadap Ahok. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Fadel Muhammad menyatakan akan mengevaluasi dukungan untuk Ahok. Namun pernyataan tersebut langsung dibantah oleh Setya Novanto (Setnov). Menurut Setnov, dukungan Partai Golkar untuk Ahok tetap solid. Selain itu, politisi muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia bahkan meminta Partai Golkar untuk mencabut dukungan terhadap Ahok.
Sementara dari pihak lawan, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono sempat ikut berkomentar pada akhir pekan. Melalui pernyataan tertulis, Anies menyatakan bahwa pernyataan Ahok membawa-bawa ayat Al Quran tidak relevan dan tidak perlu. Sedangkan Agus menyebut Ahok tidak sensitive terhadap isu agama.
Selain itu, isu ini juga mendapat komentar negatif dari Fahira Idris dan Rhoma Irama yang menilai Ahok telah menistakan agama.
Meskipun mendulang tanggapan negatif, beberapa pihak memandang bahwa pernyataan Ahok biasa saja.
Sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandiaga, Syarief bahkan meminta agar pihaknya tak ikut latah untuk menanggapi isu ini. Selain itu, Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah NU DKI Jakarta, Taufik Damas menyatakan bahwa Ahok tidak menyebut ayat membohongi masyarakat. Menurut Taufik, Ahok mengatakan bahwa banyak pihak yang menggunakan ayat untuk membohongi masyarakat. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono.
Polemik yang berawal dari postingan potongan video yang diunggah oleh akun Facebook bernama Si Buni Yani juga membangkitkan respon dari Komunitas Muda Ahok-Djarot (Kotak Adja). Kotak Adja turut melaporkan pemilik akun Si Buni Yani ke Polda Metro Jaya pada hari Jumat lalu dengan tuduhan dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Dalam perkembangannya, isu ini tidak hanya dipandang dari konteks agama, tetapi juga dikaitkan dengan cuti kampanye yang selama ini diperdebatkan oleh Ahok. Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini menyatakan bahwa kejadian ini menjadi bukti kalau petahana seharusnya mengambil cuti pada masa kampanye. Sebab Ahok telah menyampaikan hal yang berkaitan dengan kampanye dalam kunjungan dinasnya di Kepulauan Seribu.
Memasuki awal pekan, Ahok kembali merespon isu ini dengan pernyataan permintaan maaf. Pagi tadi di Balai Kota, Ahok meminta maaf kepada berbagai kalangan khususnya umat muslim atas kegaduhan yang muncul akibat pernyataan dalam potongan video tersebut. Ahok berharap persoalan ini tidak dilanjutkan karena hanya mengganggu keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun permintaan maaf Ahok tidak menyelesaikan kontroversi yang terlanjur berkembang, sebab Bareskrim akan tetap melanjutkan proses penyelidikan terkait laporan yang telah masuk.
Rame mencatat sejak tanggal 4 Oktober sd kemarin ada 272 pemberitaan negatif tentang Ahok-Djarot. Isu SARA tentang Surat Al-Maidah naik 108 berita dengan tone negatif. Berita negatif lainnya mengenai Ahok-Djarot berasal dari release hasil survei elektabilitas dari LSI - Denny JA yang sebanyak 60 pemberitaan. Kemudian perang komentar Ahok - Sandiaga mengenai Tax Amnesty menyumbangkan 15 berita negatif.
Kondisi ini tentu memberikan dampak yang kurang baik terhadap profil petahana. Meskipun selama ini Ahok dikenal sebagai sosok pemimpin yang ceplas ceplos, Sebagai antisipasi di masa yang akan datang, sebaiknya Ahok tetap memperhatikan setiap pernyataan yang akan dilontarkan, khususnya yang berkaitan dengan isu-isu sensitif. Sebab, berkaca pada kasus ini, setiap pernyataan dapat dengan mudah dipelintir oleh pihak lain.
Sumber : http://www.rame.id/#artikel-81
Analisa Berita Senin, 10 Oktober 2016
Quote:
Lulung "Gundah Gulana"
Rumor tentang undangan konferensi pers dari PPP kubu Djan Faridz terkait sikap dan dukungan PPP terhadap pasangan Ahok-Djarot kini telah terbukti. Berdasarkan hasil rapat pleno DPP PPP serta Silaturahmi Nasional PPP, Jumat (07/10/2016) siang kemarin PPP kubu Djan Faridz resmi mendeklarasikan dukungan kepada Ahok-Djarot.
Keputusan tersebut sontak membuat ramai jagad media. Awak media langsung menyasar politisi PPP Abraham Lunggana atau yang akrab disapa Lulung untuk dimintai pendapat. Lulung yang selama ini dikenal setia kepada Djan Faridz harus dihadapkan pada keputusan partai yang ternyata berseberangan dengan sikapnya kepada Ahok.
Sudah sejak lama Lulung dikenal sebagai salah satu politisi yang cukup keras menolak Ahok meneruskan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Beberapa kali pula Lulung dan Ahok pernah terlibat perselisihan, salah satunya yang membuat nama Lulung semakin dikenal publik adalah terkait kasus korupsi UPS.
Sikap Lulung yang anti-Ahok tentu membuat semua pihak penasaran dengan sikap Lulung selanjutnya terhadap keputusan partainya. Bahkan sebelum konferensi pers berlangsung, sempat beredar kabar bahwa Lulung akan mendukung Ahok-Djarot. Kabar tersebut langsung dibantah oleh Lulung.
Ia merasa dirugikan dengan kemunculan isu tersebut, menurutnya banyak pihak yang kecewa terhadap dirinya saat mengetahui informasi tersebut.
Sementara itu, saat media mulai ramai membahas tentang apa yang akan dilakukan oleh Lulung, Djan Faridz justru menyatakan bahwa Lulung pasti akan ikut mendukung pasangan Ahok-Djarot. Hal tersebut dikaitkan dengan kehadiran Lulung pada Silaturahmi Nasional PPP yang dilaksanakan pada Kamis (06/10/2016) lalu. Meskipun demikian, pada akhirnya Lulung berpendapat berbeda.
Setelah Djan Faridz mendeklarasikan dukungan terhadap Ahok-Djarot, Lulung menyatakan bahwa sikapnya tidak akan berubah kepada Ahok. Lulung menyebut dirinya tetap setia kepada Djan Faridz dan PPP, namun ia tidak ingin terlibat dalam pemenangan Ahok-Djarot. Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh Komunitas Suka Haji Lulung. Komunitas yang dibentuk untuk mendorong agar Lulung diusung menjadi salah satu calon dalam Pilkada DKI ini bahkan menyatakan akan mendukung Agus-Sylviana.
Situasi ini juga direspon oleh PKB. Wakil Sekjen PKB, Daniel Djohan menyatakan bahwa partainya siap menampung Lulung jika Lulung keluar dari PPP karena menolak Ahok. Lulung mengapresiasi tawaran tersebut, namun Lulung menyatakan bahwa dirinya akan tetap setia kepada partainya. Pernyataan Lulung hari ini ternyata berbeda dari sikapnya pada bulan Maret lalu. Jauh sebelum ini, Lulung pernah mengancam akan keluar dari PPP apabila partainya mendukung Ahok. Namun, ancaman tersebut tidak terbukti hari ini.
Sementara itu, Sepanjang hari ini, pasangan Ahok- Djarot masih mendominasi pemberitaan media. RameID mencatat 170 pemberitaan dengan 78 berita tone netral, 57 tone positif dan 35 tone netral. Agus-Sylviana dengan 35 pemberitaan dengan masing-masing 12 pemberitaan tone netral dan positif. Dan 11 berita tone negatif. Pasangan Anies – Sandi mengalami penurunan kuantitas berita. Sampai jam 18.00 hanya ada 7 berita.
Isu yang bergulir adalah permintaan maaaf Ahok berkaitan dengan polemik SARA tentang QS. Al-Maidah ayat 51. Ahok meminta maaf telah menimbulkan kontroversi tersebut dan mungkin menyinggung sebagian umat Islam. Namun proses hukum di Bareskirim Polri terkait pelaporan dugaan penistaan agama yang diajukan beberapa kalangan masih akan terus berlanjut. Selain itu kegiatan kunjungan Ahok dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga memberikan sentimen positif kepada pasangan Ahok- Djarot pada hari ini.
Sumber : http://www.rame.id/#artikel-80
Quote:
Analisa Mingguan Pemberitaan Online 3 Oktober - 9 Oktober 2016
RameID melakukan analisa terhadap 1734 berita media online dari 32 media online periode 3 Okt - 9 Okt 2016 ditemukan beberapa hal sebabagi berikut
Berita yang berkaitan dengan Ahok-Djarot terdapat 1444 berita dengan tone positif 832 berita, netral 340 berita dan negatif 272 berita. Sedangkan pasangan Agus Hartimurti Yudhoyono memperoleh 407 pemberitaan, positif 215 berita, netral 154 berita dan negatif 38 berita. Pasangan Anies-Sandi memperoleh 244 berita, positif 146 berita, 79 berita netral dan 19 berita negatif.
Detik.com menjadi media online terbanyak dalam pemberitaan semua kandidat dengan 217 berita. Disusul 192 berita di Kompas.com dan 189 berita dari Tribunnews.com.
Berita positif terbanyak berkaitan dengan Ahok diberitakan oleh Detik.com dengan 192 berita, Kompas.com dengan 192 berita dan tribunnews.com 189. Sedangkan pemberitaan positif untuk Agus-Sylviana berasal dari Detik.com 41 berita, Kompas.com 28 berita dan tribunnews.com dengan 18 berita. Dan pasangan Anies-Sandi memperoleh 23 pemberitaan positif dari Detik.com, 21 berita Tribunnews.com dan 16 berita dari merdeka.com
Rmol.co menjadi media online dengan pemberitaan negatif terbanyak mengenai Ahok-Djarot dengan 34 berita dan disusul oleh jppn.com dengan 28 berita. Sedangkan viva.co.id terbanyak memberitakan negatif mengenai Agus-Sylviana dengan 7 berita. Sedangkan tribunnews.com terbanyak memberitakan negatif pasangan Anies-Sandi dengan 6 berita.
Berita negatif mengenai Ahok diakibatkan isu SARA berkaitan dengan Surat Al-Maidah. Isu dimulai sejak Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) melaporkan Ahok ke Panwaslu pada 27 September 2016 tentang pernyataan Ahok yang dianggap melecehkan agama. Video tersebut menampilkan Ahok yang sedang berkomentar mengenai isi Al-Quran, lebih tepatnya ayat 51 Surat Al-Maidah, di depan warga Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, pada 27 September 2016.
Kemudian isu tersebut menjadi viral di medsos pada 4 Oktber 2016. Dan akhirnya menjadi isu utama pada periode 3 Okt sd 9 Okt 2016. Dari Tercatat 272 pemberitaan yang berkaitan dengan isu SARA tentang Surat Al-Maidah ayat 51 naik 86 berita dengan tone negatif
Sumber : http://www.rame.id/#artikel-79
Diubah oleh edofred 11-10-2016 05:54
tien212700 dan anasabila memberi reputasi
2
5.7K
Kutip
43
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan