TS
pavelnedved
[17an]Mengenal lebih dekat Ibu Dubovská
Quote:
Pasti agan tau kata “Swa” di Indonesia dan telah masuk dalam KBBI, seperti Swasembada, Swadaya dan lain sebagainya. yang turut andil dalam penciptaan kata tersebu adalah Zorica Dobovska seorang wanita asal Ceko
Quote:
Ibu yang kecil mungil ini lahir Praha, 11 April 1926.
Beliau adalah Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Sastra Universitas Carolina2004-sekarang pengajar Bahasa Indonesia di Universitas Teknologi Ceko.
Karya beliauantara lain:- Indonéské lidové pohádky (Dongeng Rakyat Indonesia), 1966- 1969 Buku Batjaan Indonesia (1969) – Úvod do javánstiny (Buku Pengantar Bahasa Jawa), 1974- Divadelné kultury východu – Indonésie, Bratislava, 1987- Indonéstina (Bahasa Indonesia), 1998 – Terjemahan ”Arjuna Wiwaha” oleh Mpu Kanwa dari bahasa Jawa Kuno (belum terbit), 2010 Penghargaan, antara lain:- Bintang Jasa Pratama 2009 dari Pemerintah Indonesia.
Pada tahun sabtu 15 Agustus 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanugerahan Tanda Kehormatan Republik Indonesia kepada 42 orang.
Salah satunya Prof. Zorica Dubovska dengan penghargaan BINTANG JASA PRATAMA.
Beliau adalah Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Sastra Universitas Carolina2004-sekarang pengajar Bahasa Indonesia di Universitas Teknologi Ceko.
Karya beliauantara lain:- Indonéské lidové pohádky (Dongeng Rakyat Indonesia), 1966- 1969 Buku Batjaan Indonesia (1969) – Úvod do javánstiny (Buku Pengantar Bahasa Jawa), 1974- Divadelné kultury východu – Indonésie, Bratislava, 1987- Indonéstina (Bahasa Indonesia), 1998 – Terjemahan ”Arjuna Wiwaha” oleh Mpu Kanwa dari bahasa Jawa Kuno (belum terbit), 2010 Penghargaan, antara lain:- Bintang Jasa Pratama 2009 dari Pemerintah Indonesia.
Pada tahun sabtu 15 Agustus 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanugerahan Tanda Kehormatan Republik Indonesia kepada 42 orang.
Salah satunya Prof. Zorica Dubovska dengan penghargaan BINTANG JASA PRATAMA.
Quote:
Pada 1945, Dubovská adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Teknologi Cekoslowakia. Hasratnya yang kuat terhadap bahasa Indonesia membuat ia pindah belajar ke Fakultas Sastra, Universitas Carolina, yang disebut juga sebagai Universitas Charles atau Universitas Karlova.
Karena tidak ada yang mengajarkan bahasa Indonesia di Fakultas Sastra, Dubovská diterima untuk belajar bahasa Arab. Namun, pada tahun kedua, dia diarahkan ke Jurusan Linguistik Umum yang ada pelajaran tentang bahasa Indonesia. Di situlah Dubovská mulai bersentuhan dengan bahasa Sanskerta yang banyak memengaruhi bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
Setelah lulus, Dubovská bekerja di Kementerian Luar Negeri Cekoslowakia dan ditempatkan di Kedutaan Besar Cekoslowakia di Jakarta (1958-1959). Saat itu dia bekerja sebagai sekretaris.
Kembali ke Ceko pada 1959, dia dihadapkan pada cobaan berat. Kementerian Luar Negeri Cekoslowakia sempat menawarinya untuk ditempatkan di sejumlah negara lain, tetapi Dubovská menolak. ”Saya hanya tertarik dengan Indonesia, jadi tidak mau ditempatkan ke negara lain,” katanya.
Setelah keluar dari Kemenlu Cekoslowakia, Dubovská bekerja di Penerbitan Pendidikan. Selanjutnya, ia pindah lagi dan bekerja sebagai pengajar Bahasa Indonesia di sekolah bahasa di Praha (1962-1984) hingga dipercaya sebagai Ketua Jurusan Bahasa-bahasa Timur.
Saat itu, ia juga sudah mulai mengajar Bahasa Indonesia di Fakultas Sastra, Universitas Carolina. Namun, ia tidak diterima sebagai dosen tetap karena tidak ingin dan tidak mau dipaksa bergabung dalam Partai Komunis Cekoslowakia. Kini, Dubovská mengabdikan hidupnya untuk mengajar Bahasa Indonesia di Universitas Teknologi Praha.
Dubovská juga pernah terlibat dalam pembuatan film produksi bersama Indonesia-Cekoslowakia berjudul Aksi Kalimantan (versi Cekoslowakia) atau Operasi Kalimantan (versi Indonesia) pada 1961. Dubovská pulalah yang membuat naskah perjanjian kerja sama Indonesia-Cekoslowakia pada bidang pendidikan dan kebudayaan pada 1958.
Karena tidak ada yang mengajarkan bahasa Indonesia di Fakultas Sastra, Dubovská diterima untuk belajar bahasa Arab. Namun, pada tahun kedua, dia diarahkan ke Jurusan Linguistik Umum yang ada pelajaran tentang bahasa Indonesia. Di situlah Dubovská mulai bersentuhan dengan bahasa Sanskerta yang banyak memengaruhi bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
Setelah lulus, Dubovská bekerja di Kementerian Luar Negeri Cekoslowakia dan ditempatkan di Kedutaan Besar Cekoslowakia di Jakarta (1958-1959). Saat itu dia bekerja sebagai sekretaris.
Kembali ke Ceko pada 1959, dia dihadapkan pada cobaan berat. Kementerian Luar Negeri Cekoslowakia sempat menawarinya untuk ditempatkan di sejumlah negara lain, tetapi Dubovská menolak. ”Saya hanya tertarik dengan Indonesia, jadi tidak mau ditempatkan ke negara lain,” katanya.
Setelah keluar dari Kemenlu Cekoslowakia, Dubovská bekerja di Penerbitan Pendidikan. Selanjutnya, ia pindah lagi dan bekerja sebagai pengajar Bahasa Indonesia di sekolah bahasa di Praha (1962-1984) hingga dipercaya sebagai Ketua Jurusan Bahasa-bahasa Timur.
Saat itu, ia juga sudah mulai mengajar Bahasa Indonesia di Fakultas Sastra, Universitas Carolina. Namun, ia tidak diterima sebagai dosen tetap karena tidak ingin dan tidak mau dipaksa bergabung dalam Partai Komunis Cekoslowakia. Kini, Dubovská mengabdikan hidupnya untuk mengajar Bahasa Indonesia di Universitas Teknologi Praha.
Dubovská juga pernah terlibat dalam pembuatan film produksi bersama Indonesia-Cekoslowakia berjudul Aksi Kalimantan (versi Cekoslowakia) atau Operasi Kalimantan (versi Indonesia) pada 1961. Dubovská pulalah yang membuat naskah perjanjian kerja sama Indonesia-Cekoslowakia pada bidang pendidikan dan kebudayaan pada 1958.
Quote:
Beliau sangat Jatuh hati dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Sanskerta.
Perkenalan pertama Dubovská dengan bahasa Indonesia terjadi melalui teman prianya yang banyak membaca buku tentang Indonesia karya penulis Belanda. Namun, pengetahuannya yang lebih mendalam ia dapat dari Ivan Hess, pemimpin pabrik gula di Yogyakarta yang kembali ke Cekoslowakia (nama asli Ceko sebelum pecah dengan Slowakia pada 1993), menjelang Perang Dunia II. Bahkan, Dubovská tercatat sebagai satu di antara lima siswa yang belajar bahasa Indonesia di Institut Oriental di Praha pada 1946.
”Saat itu, bahasa Indonesia yang dipelajari tentu bukan seperti bahasa Indonesia sekarang, tapi masih berupa bahasa Melayu pasar,”
Dubovská mampu membentuk kata-kata baru dalam bahasa Indonesia. Padahal, usia bahasa Indonesia masih sangat muda jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa nasional negara-negara lain.
Menurut Dubovska, dialah yang menciptakan istilah swasembada dalam bahasa Indonesia. Kata itu muncul ketika dia harus menerjemahkan istilah svépomoc dalam sebuah brosur koperasi dari bahasa Ceko pada 1970-an. Arti harfiah kata itu dalam bahasa Indonesia adalah pertolongan pada diri sendiri.
Ia juga mengaku terinspirasi oleh Presiden Soekarno yang banyak membuat kata-kata baru yang diambil dari bahasa Sanskerta, seperti pramugari dan peragawati. Dubovská juga menemukan padanan kata pomoc dalam bahasa Sanskerta, yaitu sambangda atau sambada, yang artinya mampu dan mendapat awalan swa yang artinya mandiri. Awalan swa dalam Sanskerta memiliki makna yang sama dengan své dalam bahasa Ceko.
Perkenalan pertama Dubovská dengan bahasa Indonesia terjadi melalui teman prianya yang banyak membaca buku tentang Indonesia karya penulis Belanda. Namun, pengetahuannya yang lebih mendalam ia dapat dari Ivan Hess, pemimpin pabrik gula di Yogyakarta yang kembali ke Cekoslowakia (nama asli Ceko sebelum pecah dengan Slowakia pada 1993), menjelang Perang Dunia II. Bahkan, Dubovská tercatat sebagai satu di antara lima siswa yang belajar bahasa Indonesia di Institut Oriental di Praha pada 1946.
”Saat itu, bahasa Indonesia yang dipelajari tentu bukan seperti bahasa Indonesia sekarang, tapi masih berupa bahasa Melayu pasar,”
Dubovská mampu membentuk kata-kata baru dalam bahasa Indonesia. Padahal, usia bahasa Indonesia masih sangat muda jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa nasional negara-negara lain.
Menurut Dubovska, dialah yang menciptakan istilah swasembada dalam bahasa Indonesia. Kata itu muncul ketika dia harus menerjemahkan istilah svépomoc dalam sebuah brosur koperasi dari bahasa Ceko pada 1970-an. Arti harfiah kata itu dalam bahasa Indonesia adalah pertolongan pada diri sendiri.
Ia juga mengaku terinspirasi oleh Presiden Soekarno yang banyak membuat kata-kata baru yang diambil dari bahasa Sanskerta, seperti pramugari dan peragawati. Dubovská juga menemukan padanan kata pomoc dalam bahasa Sanskerta, yaitu sambangda atau sambada, yang artinya mampu dan mendapat awalan swa yang artinya mandiri. Awalan swa dalam Sanskerta memiliki makna yang sama dengan své dalam bahasa Ceko.
Ini video 3 bulan yang lalu mempertingati Ulang Tahun yang ke 90 Ibu Zorica Dubovska Kedubes Indonesia di Praha
Quote:
Sumber
sumber
Gugel
Diubah oleh vitawulandari 24-08-2016 07:03
KnightDruid memberi reputasi
1
2.3K
Kutip
4
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan