metrotvnews.com
TS
MOD
metrotvnews.com
Kenaikan Harga Rokok Dipercaya Bakal Tekan Jumlah Perokok di Indonesia


Metrotvnews.com: Kenaikan harga rokok menjadi Rp50 ribu per bungkus dinilai efektif untuk menekan jumlah perokok di Indonesia. Harga rokok di Indonesia saat ini masih dianggap terlalu murah dan mudah didapatkan.


Wakil Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia Jakarta (LDUI) Abdillah Ahsan mengatakan, ada beberapa cara untuk menekan jumlah perokok di Indonesia. Namun, langkah menaikan harga dinilai paling efektif.


"Yang paling efektif adalah dengan menaikan harga rokok. Karena, dengan harga itu, orang akan pikir-pikir lagi untuk membeli rokok," ujar Ahsan kepada Metrotvnews.com, Rabu (10/8/2016).


Menurut Ahsan, selain efektif menurunkan jumlah perokok, kenaikan harga rokok juga akan berdampak pada pemasukan negara lewat cukai. Berdasarkan laporan Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan UI, selama tahun 2007 hingga 2015 terjadi kenaikan pendapatan APBN dari cukai rokok dari Rp43,5 triliun menjadi Rp139 triliun.


Ahsan sepakat dan akan mendorong kenaikan harga rokok. Menurut dia, kenaikan harga rokok dapat mengurangi jumlah perokok di kalangan anak-anak dan masyarakat dengan kemampuan ekonomi kelas menengah ke bawah.


Hasil survei Global Adults Tobacco Survey (GATS) 2011, rata-rata satu orang perokok aktif di Indonesia hanya menghabiskan uang sebesar Rp7.200 untuk 12 batang rokok setiap harinya. Jika dihitung dalam rasio per bulan, setiap satu orang perokok dapat menghabiskan Rp216 ribu setiap bulannya.


Selain harga rokok yang terjangkau, akses untuk mendapatkan rokok di Indonesia juga tergolong mudah. Sebab, saat ini rokok dapat dibeli dengan mudah seperti di pedagang asongan, toko, dan dijual per batang.


Karena itu, Ahsan menilai wacana kenaikan harga rokok sangat penting. Pasalnya, hal itu dapat membuat anak di bawah umur maupun orang dengan kemampuan ekonomi kelas menengah ke bawah tidak mampu membeli rokok.


"Kami mendorong harga rokok jadi Rp50 ribu per bungkus, sehingga anak-anak dan orang-orang miskin juga tidak menghamburkan uang untuk rokok," tuturnya.




Tembakau. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho.


Namun, menurut Ahsan, masih ada masalah yang harus dihadapi pemerintah terkait harga rokok. Contohnya, sampai saat ini, rentang harga rokok, dari yang termahal hingga yang termurah cukup tinggi.


Ia menuturkan, harga rokok termurah di Indonesia bisa didapatkan mulai dari Rp5 ribu hingga Rp8 ribu per bungkus. Sedangkan, rokok termahal bisa mencapai Rp20 ribu lebih per bungkus.


Rentang harga tersebut, tambah Ahsan, jadi tantangan pemerintah. Pemerintah dituntut untuk bisa memperpendek jarak harga rokok termahal dengan yang termurah.


"Sistem cukai harus disederhanakan agar (rentang harga rokok) sempit," singkatnya.


Hal yang patut diperhatikan juga yakni soal anomali kondisi masyarakat di Indonesia. Ahsan mengatakan, perokok di Indonesia lebih senang dengan jenis rokok yang lebih mahal.


"Terutama rokok kretek yang dibuat oleh mesin, atau golongan 1. Golongan ini menguasai 60 persen pangsa pasar keseluruhan," jelasnya. Kondisi tersebut, lanjutnya, menunjukkan bahwa rokok dengan harga yang mahal pun, masyarakat Indonesia masih mampu membeli.


Ahsan juga menyebut, sebetulnya Indonesia bisa meniru langkah negara-negara tetangga soal kebijakan kenaikan harga rokok. Salah satu contoh yang paling signifikan yakni Australia yang cukup serius dalam penanggulangan masalah rokok.




Ilustrasi tolak rokok. Foto: MI/Rommy Pujianto.


Dilansir dari The Guardian, pemerintah Australia bahkan saat ini berencana meningkatkan cukai rokok menjadi 12,5 persen setiap tahunnya mulai dari tahun 2017 hingga 2020. Jika dikalkulasi, harga sebungkus rokok di Australia bisa mencapai kurang lebih Rp588 ribu pada tahun 2020.


Saat ini, rata-rata harga satu bungkus rokok di Australia saja sudah terhitung mahal, berkisar Rp241 ribu. Sementara, rata-rata harga satu bungkus rokok di Indonesia hanya sekitar Rp17 ribu.


"(Peningkatan harga rokok) itu efektif. Di beberapa negara, setelah ada peningkatan harga rokok, konsumsi turun. Saya rasa, di Indonesia juga akan efektif. Apalagi, di Indonesia kan pendapatan per kapitanya tidak setinggi di Australia," pungkasnya.

 

Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/201...k-di-indonesia

---

Kumpulan Berita Terkait ROKOK :

- Risma tak Masalah Harga Rokok Rp50 Ribu per Bungkus

- JK Sebut Kenaikan Cukai Rokok Tak akan Rugikan Petani Tembakau

- Kenaikan Harga Rokok Rugikan Tenaga Kerja

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
897
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan