banglumbanrajaAvatar border
TS
banglumbanraja
Gambarkan Apocalypse Jakarta, Mengapa Film BANGKIT masih terasa Garing?
Welcome Back To Thread Awak Gans dan Sista..emoticon-Hai



Tahun 2016 ini emmang tahunnya dunia perfilman tanah air, terbukti dengan banyaknya film karya sineas lokal yang berkualitas dan diiringi dengan sukses komersil yang luar biasa. katakanlah film seperti Ada Apa Dengan Cinta, My Stupid Bos, Rudy Habibie dan masih banyak lagi film-film yang akan tayang seperti 3 Srikandi. Semangat sineas lokal dalam menggarap ide cerita dan melakukan terobosan dari segi genre mulai berkembang. Salah satunya adalah film BANGKIT yang baru-baru ini beredar di bioskop.

Film yang dibintangi Vino G. Bastian, Acha Septriasa dan Ferry Salim ini terbilang baru di industri tanah air. Selain banyak memanfaatkan teknologi CGI ala film-film hollywood, BANGKIT yang disutradarai oleh Rako Prijanto ini merupakan film pertama yang mengangkat genre Action Disaster di Indonesia gan! Keren bukan? Melihat Trailer Film Bangkit saja, kita terpukau oleh tata gambar yang sangat apik yang menggambarkan sinematografi canggih. Sebagai film pertama yang mengangkat bencana alam yakni tenggelamnya Jakarta akibat perubahan cuaca yang sangat ekstrim, sekilas film ini memberikan ekspektasi layaknya suasana di Film The Day After Tomorrow atau setidaknya film 2012 ala garapan hollywood. Namun sebelum ekspektasi Agan dan Sista semakin tinggi dan tak terkendali emoticon-Sorry , ada baiknya membaca thread ini sampai selesai, namun jika tidak ingin surprise diingatkan agar segera berhenti membacanya.emoticon-Shakehand2

Nah, walau temanya begitu fantastis yakni mengangkat suasana ibukota saat Apocalypse, tetap ada beberapa hal yang membuat film BANGKIT ini terasa kurang sukses membuat jantung berdebar dan menimbulkan decak kagum. Entah mengapa, film BANGKIT ini kurang mampu mengeksplor lebih jauh untuk membuat cerita lebih hidup dan nyata. Singkatnya, film yang diisi oleh aktor-aktris ternama tanah air ini terasa begitu 'Garing;. Sebabnya? Cekidot!

1. Judul yang Kurang 'Catchy'



Saya yakin masih banyak diantara pembaca yang belum tahu atau bahkan baru mendengar film lokal ini. Baiklah bukan masalah pesimistik dengan kualitas film lokal, namun judul film ini memang kurang mengundang. Apa yang pertama anda pikirkan saat mendengar judul film BANGKIT? Bisa jadi perjuangan kemerdekaan apalagi tayangnya di bulan Agustus bukan? Coba, Agan semuanya jujur apa yang ada dalam pikiran Agan saat mendengar judul film ini? Rasanya judul tersebut kurang mampu mempresentasikan keseluruhan cerita.

2. Film Layar Lebar rasa Sinetron



Tema yang diangkat adalah disaster, sudah sepatutnya menjadi krisis nasional yang harusnya menjadi fokus nasional juga. Tapi jangan harap demikian Gan, film ini malah lebih menyorot drama keluaraga dan sepasang anak muda yang batal menikah. Dramanya sangat dangkal, saya sendiri sangat menyayangkan bintang sekelas Vino G Bastian dan Acha Septriasa tak dimanfaatkan secara maksimal. Alih-alih ingin menampilkan kesedihan masyarakat dan ketakutan akibat bencana dahsyat, film ini malah lebih asyik membahas sepasang sejoli yang menikah saat banjir dan sebuah keluarga kecil dimana ayahnya yang bekerja sebagai BASARNAS lebih memilih prioritas pekerjaan daripada keluarga, dan anak-anaknya kehilangan perhatian seorang ayah. Klise?

3. Tak ada Klimaks



Bukannya tak ada adegan-adegan mencekam yang seharusnya mennatang adrenalin penonton di film ini Gan. BANYAK!
Seperti Adegan Arifin, seorang petugas BMKG yang pesawatnya jatuh, pesawat hancur dan dirinya selamat. Aneh, proses tersebut tak dibuat detail sehingga tak ada klimaksnya.

4. Editing yang gagal



Adegan dmei adegan di film ini banyak sekali yang cacat, karena kurangnya usaha membuat cerita hidup atau dipaksa memperpendek durasi jadinya tak bernyawa. Pemotongannya pun tak rapi, jika penonton cermat begitu banyak cerita yang alurnya terlalu cepat sehingga kurang menyambung.

5. Mubazirnya aktor/aktris di Film



Ada Tika Bravani, Ferry Salim, Ernest Samudra, Donny damara dan masih banyak lagi yang bisa dibilang hanya cameo karena memang ide cerita begitu datar dan sangat sempit. Ini sangat mempengaruhi performa akting dari mereka, bisa dibilang entah mengapa semua pemeran bak pemain baru yang sedang coba-coba bermain FTV.

Tanpa bermaksud subjektif, ekspektasi yang tinggi di film ini memang cukup mengecewakan dan gagal menarik hati. Sebenarnya dari segi pemanfaatan dan kualitas CGI tidak bermaksud untuk membandingkannya dengan film hollywood yang sudah menggunakannya sejak dulu, saya sendiri sangat memaklumi sebagai film pemula, sayang akting dan tema cerita yang digambarkan begitu datar.

Namun demikian tetap dukung perfilman Indonesia dan semoga semakin baik ke depannya. Cintailah karya anak bangsa!


Sekian, selamat menonton Gans dan Sis!



HORAS!
Diubah oleh banglumbanraja 02-08-2016 06:09
0
9.3K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan