ERLIN, KOMPAS.com - Kanselir Jerman Angela Merkel, Kamis (28/7/2016), menolak seruan untuk mengubah kebijakannya menerima para pengungsi pascar-serangkaian serangan maut di negeri itu.

Merkel, yang mempercepat liburan musim panasnya untuk memberikan pernyataan kepada media, mengatakan, empat serangan dalam sepekan memang mengejutkan dan sangat menekan.

Namun, lanjut Merkel, serangan insiden itu bukan menunjukkan pemerintah telah kehilangan kendali.

Pemimpin Jerman mengatakan, para penyerang ingin meremehkan kebersamaan, keterbukaan dan keinginan bangsa Jerman menolong orang lain yang membutuhkan.

Merkel mengulangi kembali seruannya tahun lalu saat membuka perbatasan bagi para pengungsi yang menghindari perang. Kebijakan ini mengakibatkan 1,1 juta pengungsi membanjiri Jerman pada 2015.

"Saya masih yakin hari ini kita masih bisa melakukannya, ini adalah tugas bersejarah kita dan ini adalah tantangan sejarah di masa globalisasi," kata Merkel.

Merkel membuat pernyataan ini setelah serangan kapak, penembakan, serangan pisau dan bom bunuh diri yang mengguncang Jerman.

Dari keseluruhan serangan itu 13 orang tewas, termasuk tiga penyerang dan puluhan lainnya mengalami luka.

Tiga dari keempat penyerang adalah para pencari suaka dan dua serangan itu diklaim didalangi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Merkel menambahkan, dia tidak akan membiarkan para ekstremis membuat pemerintahannya membuat kebijakan yang tak dilandasi akal sehat dan empati kepada orang lain.

"Meski serangkaian insiden ini membuat kita tidak nyaman, tetapi rasa takut tak bisa menjadi dasar sebuah keputusan politik," kata dia.

Di sisi lain, kelompok-kelompok oposisi menuding kebijakan Merkel telah membuat Jerman mengalami risiko tanpa melakukan kendali lebih ketat terhadap orang-orang yang memasuki negeri itu.

kompas

tunggu saja murka Tuhan Yesus