- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pasien Menderita Sakit Perut yang Diterapi di Bawah Perut
TS
jalakranau
Pasien Menderita Sakit Perut yang Diterapi di Bawah Perut
Quote:
INI kisah dukun cabul dari Jombang (Jatim). Ny. Marmi, 30, sakit perut berkepanjangan, tapi yang diterapi dukun Mbah Toni, 33, justru bagian bawah perut. Terjadilah persetubuhan non suami istri itu. Lama-lama Ny. Marmi sadar, sudah ternoda dan uang terkuras kok tak kunjung sembuh, laporlah dia ke polisi.
Meski bulan puasa, dukun cabul rupanya masih beraksi juga. Setan yang tidak terbelenggu tangannya karena bawa kunci duplikat, terus menggoda umat. Jika pejabat dibujuk untuk korupsi, dukun dibujuk setan untuk berbuat cabul. Soalnya setan tahu, mengajak dukun korupsi, percuma saja. Apa yang mau dikorupsi, wong dia tak punya kekuasaan sebagai pengguna anggaran. Paling cocok menggoda dukun, paling-paling ya soal cabul-mencabul pada pasiennya itu.
Toni masih muda, tapi karena berprofesi sebagai paranormal atau dukun, orang-orang memanggilnya sebagai Mbah Toni. Di lingkungan Tambakrejo, Jombang, namanya cukup dikenal, meski tak seterkenal Tony Blair, mantan PM Inggris. Tapi karena kelakuannnya juga, Mbah Toni di kampungnya kemudian disebut Toni Blaik (celaka- Red).
Belum lama ini dia dapat pengaduan istrinya, bahwa Ny. Marmi temannya dalam kegiatan PKK dan Jumantik sudah lama menderita sakit perut tapi tak kunjung sembuh. Karena Mbah Toni juga sudah kenal dengan perempuan tersebut, disuruhnya Ny. Marmi datang untuk diobati. Siapa tahu cocok, sehingga tidak perrlu mengaduh-aduh melulu karena gangguan di perutnya.
Wanita dari Kecamatan Tambelang itu segera datang. Melihat sepintas Mbah Toni langsung mengajukan persyaratan, penyakit Ny. Marmi bisa disembuhkan lewat jampi-jampi dikombinasikan dengan penangkal gaib. “Tapi harga penangkal gaib itu Rp 9,5 juta. Kira-kira sanggup nggak?” tanya Mbah Toni.
Sebetulnya Marmi kaget juga. Masak penangkal gaib kok jauh lebih mahal dengan penangkal petir. Tapi karena ingin sembuh dia menyanggupi juga, meski harus jual ini itu. Ketika uang terkumpul Marmi datang ke rumah Mbah Toni dan kemudian diajak menjalankan prosesi pengobatan di puncak gunung. Lagi-lagi demi kesembuhan, tengah malam pun Marmi siap diajak krekelan naik gunung.
Di pondok yang rupanya sudah biasa digunakan Mbah Toni, Marmi dimandikan dengan air kembang setaman, dengan cara melepas baju satu persatu hingga telanjang bulat. Melihat pasiennya sudah seperti singkong dikupas, putih dan mempur, mendadak nafsunya bangkit. Mbah Toni mengajak pasiennya berhubungan intim bak suami istri. “Dengan cara ini jarum yang mengeram di perutmu akan terangkat.” Kata Mbah Toni.
Sudah kepalang basah, Marmi melayani saja ajakan mbah dukun. Begitulah, selama bulan Ramadhan ini beberapa kali si dukun cabul menggauli pasiennya di pondoknya di atas gunung. Keduanya sudah lupa tarawih, lupa malam lailatul kodar. Setan senang sekali karenanya, karena sudah berhasil menjerumuskan sekaligus dua makhluk Allah di muka bumi.
Beberapa hari lalu Marmi baru sadar, sudah dimandikan dan disetubuhi Mbah Toni berulangkali, tapi penyakit perutnya kok tak kunjung hilang? Lagi pula duitnya juga sudah habis banyak, lebih dari Rp 9,5 juta. Jangan-jangan ini sekedar politik tingkat tinggi dukun cabul. Maka diam-diam dia lapor ke Polres Jombang, dan Mbah Toni pun ditangkap tanpa perlawanan.
Puasanya Mbah Toni Blaik hanya dapat lapar dan haus doang!
Meski bulan puasa, dukun cabul rupanya masih beraksi juga. Setan yang tidak terbelenggu tangannya karena bawa kunci duplikat, terus menggoda umat. Jika pejabat dibujuk untuk korupsi, dukun dibujuk setan untuk berbuat cabul. Soalnya setan tahu, mengajak dukun korupsi, percuma saja. Apa yang mau dikorupsi, wong dia tak punya kekuasaan sebagai pengguna anggaran. Paling cocok menggoda dukun, paling-paling ya soal cabul-mencabul pada pasiennya itu.
Toni masih muda, tapi karena berprofesi sebagai paranormal atau dukun, orang-orang memanggilnya sebagai Mbah Toni. Di lingkungan Tambakrejo, Jombang, namanya cukup dikenal, meski tak seterkenal Tony Blair, mantan PM Inggris. Tapi karena kelakuannnya juga, Mbah Toni di kampungnya kemudian disebut Toni Blaik (celaka- Red).
Belum lama ini dia dapat pengaduan istrinya, bahwa Ny. Marmi temannya dalam kegiatan PKK dan Jumantik sudah lama menderita sakit perut tapi tak kunjung sembuh. Karena Mbah Toni juga sudah kenal dengan perempuan tersebut, disuruhnya Ny. Marmi datang untuk diobati. Siapa tahu cocok, sehingga tidak perrlu mengaduh-aduh melulu karena gangguan di perutnya.
Wanita dari Kecamatan Tambelang itu segera datang. Melihat sepintas Mbah Toni langsung mengajukan persyaratan, penyakit Ny. Marmi bisa disembuhkan lewat jampi-jampi dikombinasikan dengan penangkal gaib. “Tapi harga penangkal gaib itu Rp 9,5 juta. Kira-kira sanggup nggak?” tanya Mbah Toni.
Sebetulnya Marmi kaget juga. Masak penangkal gaib kok jauh lebih mahal dengan penangkal petir. Tapi karena ingin sembuh dia menyanggupi juga, meski harus jual ini itu. Ketika uang terkumpul Marmi datang ke rumah Mbah Toni dan kemudian diajak menjalankan prosesi pengobatan di puncak gunung. Lagi-lagi demi kesembuhan, tengah malam pun Marmi siap diajak krekelan naik gunung.
Di pondok yang rupanya sudah biasa digunakan Mbah Toni, Marmi dimandikan dengan air kembang setaman, dengan cara melepas baju satu persatu hingga telanjang bulat. Melihat pasiennya sudah seperti singkong dikupas, putih dan mempur, mendadak nafsunya bangkit. Mbah Toni mengajak pasiennya berhubungan intim bak suami istri. “Dengan cara ini jarum yang mengeram di perutmu akan terangkat.” Kata Mbah Toni.
Sudah kepalang basah, Marmi melayani saja ajakan mbah dukun. Begitulah, selama bulan Ramadhan ini beberapa kali si dukun cabul menggauli pasiennya di pondoknya di atas gunung. Keduanya sudah lupa tarawih, lupa malam lailatul kodar. Setan senang sekali karenanya, karena sudah berhasil menjerumuskan sekaligus dua makhluk Allah di muka bumi.
Beberapa hari lalu Marmi baru sadar, sudah dimandikan dan disetubuhi Mbah Toni berulangkali, tapi penyakit perutnya kok tak kunjung hilang? Lagi pula duitnya juga sudah habis banyak, lebih dari Rp 9,5 juta. Jangan-jangan ini sekedar politik tingkat tinggi dukun cabul. Maka diam-diam dia lapor ke Polres Jombang, dan Mbah Toni pun ditangkap tanpa perlawanan.
Puasanya Mbah Toni Blaik hanya dapat lapar dan haus doang!
Quote:
0
3.6K
Kutip
11
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan