wyatb44Avatar border
TS
wyatb44
Ada Kebohongan Nasional Tutupi Kebangkitan Komunis
kebohongan nasional tutupi kebangkitan Komunis

Sabtu,11-06-2016

TSM-Mantan Ketua MPR Amien Rais menilai ada kebohongan yang sedang dilakukan untuk menutupi kebangkitkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Amien melihat PKI tengah menyusun berbagai cara untuk berusaha bangkit kembali di Indonesia.

"Ada kebohongan nasional yang secara sistematik itu dibuat oleh tokoh kita. Mereka bilang komunisme sudah usang, tidak usah ditakuti, sudah tidak ada di mana-mana. Orang seperti ini sangat tidak bertanggung jawab, pura-pura bodoh," katanya, di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada Jumat (10/6) sore.

Berbagai cara dilakukan PKI untuk bangkit kembali. Kata Amien, saat ini komunis tengah berupaya terlebih dulu menghancurkan akhlak bangsa dengan menjadikan hak asasi manusia (HAM) sebagai tameng.
"Belum lagi pornografi, narkoba, menggiatkan juga itu kita sudah terjebak dengan komunisme kultural," ujarnya.

Lebih lanjut ia meminta agar pemerintah bersikap tegas terhadap upaya segelintir orang yang ingin menghidupkan PKI. Mantan Ketua Umum PAN itu pun mengendus ada pemimpin-pemimpin yang mempunyai jabatan dan posisi tinggi di pemerintahan menjadi motor untuk kebangkitan PKI.

"Saya ingin menarik perhatian kepada teman-teman saya yang berkuasa, jangan main-main dengan komunisme. Orang yang berkata negara harus minta maaf pada PKI harus dimintai pertanggungjawa
ban. Ironisnya, ada yang memimpin negeri ini, posisinya pun tinggi, mari kita cari tahu bersama," jelas mantan ketum PP Muhammadiyah.

"Mengenang" Kekejaman PKI

Bagi generasi muda terutama yang lahir di atas tahun 1965, pasti tidak pernah mengalami bagaimana kekejaman yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), sehingga wajar sebagian tidak peduli. Dan sejak reformasi bergulir isu “Bahaya Laten Komunis” tidak lagi menjadi perhatian baik pemerintah, maupun masyarakat.

Namun seiring merebaknya gerakan-gerakan yang diduga akan membangkitkan paham Komunisme, ada baiknya kita membuka lembaran-lembar
an sejarah kelam bangsa Indonesia, bagaimana sepak terjang PKI di masa lampau. Salah satunya adalah Peristiwa Kanigoro tahun 1965, dengan harapan bangsa Indonesia, terutama generasi muda dapat mengambil pelajaran berharga.

Kekejaman PKI ini, sempat disinggung oleh Mantan Kepala Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen, dalam acara Indonesia Lawyers Club, beberapa waktu lalu. Dia menggugat agar korban-korban yang dibunuh oleh PKI juga harus diberikan keadilan.

Untuk mengetahui mengenai peristiwa Kanirogo, tempo.com tanggal 1 Oktober 2012 menurunkan laporan yang sangat baik dan jelas untuk menggambarkan kekejian yang dilakukan oleh PKI, bertajuk “Tragedi Kanigoro, PKI Serang Pesantren” (https://m.tempo.co/read/
news/2012/10/01/078432924/tragedi-kanigoro-pki-s ...). Berikut ini laporannya:

Tragedi Kanigoro, PKI Serang Pesantren


Masih lekat di ingatan Masdoeqi Moeslim peristiwa di Pondok Pesantren Al-Jauhar di Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kediri, pada 13 Januari 1965. Kala itu, jarum jam baru menunjukkan pukul 04.30.

Ia dan 127 peserta pelatihan mental Pelajar Islam Indonesia sedang asyik membaca Al-Quran dan bersiap untuk salat subuh.

Tiba-tiba sekitar seribu anggota PKI membawa berbagai senjata datang menyerbu. Sebagian massa PKI masuk masjid, mengambil Al-Quran dan memasukkannya ke karung. "Selanjutnya dilempar ke halaman masjid dan diinjak-injak," kata Masdoeqi saat ditemui Tempo di rumahnya di Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, pekan lalu.

Para peserta pelatihan digiring dan dikumpulkan di depan masjid. "Saya melihat semua panitia diikat dan ditempeli senjata," tutur Masdoeqi, yang kala itu masuk kepanitiaan pelatihan.

Dia menyaksikan massa PKI juga menyerang rumah Kiai Jauhari, pengasuh Pondok Pesantren Al-Jauhar dan adik ipar pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Makhrus Aly. Ayah Gus Maksum itu diseret dan ditendang ke luar rumah.
Selanjutnya, massa PKI mengikat dan menggiring 98 orang, termasuk Kiai Jauhari, ke markas kepolisian Kras dan menyerahkannya kepada polisi. Menurut Masdoeqi, di sepanjang perjalanan, sekelompok anggota PKI itu mencaci maki dan mengancam akan membunuh.

Mereka mengatakan ingin menuntut balas atas kematian kader PKI di Madiun dan Jombang yang tewas dibunuh anggota NU sebulan sebelumnya. Akhir 1964, memang terjadi pembunuhan atas sejumlah kader PKI di Madiun dan Jombang. "Utang Jombang dan Madiun dibayar di sini saja," ujar Masdoeqi, menirukan teriakan salah satu anggota PKI yang menggiringnya.

Kejadian itu dikenal sebagai Tragedi Kanigoro pertama kalinya PKI melakukan penyerangan besar-besaran di Kediri. Sebelumnya, meski hubungan kelompok santri dan PKI tegang, tak pernah ada konflik terbuka.
Meski tak sampai ada korban jiwa, penyerbuan di Kanigoro menimbulkan trauma sekaligus kemarahan kalangan pesantren dan anggota Ansor Kediri, yang sebagian besar santri pesantren. Memang kala itu para santri belum bergerak membalas. Namun, seperti api dalam sekam, ketegangan antara PKI dan santri makin membara.

Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Idris Marzuki, mengakui atmosfer permusuhan antara santri dan PKI telah berlangsung jauh sebelum pembantaian. "Bila berpapasan, kami saling melotot dan menggertak," katanya. Kubu NU dan PKI juga sering unjuk kekuatan dalam setiap kegiatan publik. Misalnya ketika pawai memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus, rombongan PKI dan rombongan NU saling ejek bahkan sampai melibatkan simpatisan kedua kelompok. Kondisi itu semakin diperparah oleh penyerbuan PKI ke Kanigoro.

Peristiwa di Kanigoro itu pula yang memperkuat tekad kaum pesantren dan anggota Ansor di Kediri, termasuk Abdul, membantai anggota PKI. Pembantaian mencapai puncaknya ketika pemerintah mengumumkan bahwa PKI adalah organisasi terlarang. Abdul dan para anggota Ansor lainnya semakin yakin bahwa perbuatan mereka benar. "Seperti api yang disiram bensin, kami semakin mendapat angin untuk memusnahkan PKI," ujarnya.


SBY : Kudeta PKI Bukan Fiksi!

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono memastikan bahwa PKI memang pernah berupaya melakukan kudeta di masa lalu. Namun, rencana tersebut gagal dilaksanakan lantaran adanya perlawanan negara.

"Perebutan kekuasaan di era Soekarno benar ada. Kekerasan itu ada. Bukan fiksi," ujar politikus yang akrab disapa SBY itu di kediamannya, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/6/2016)

Selanjutnya, kegagalan PKI dalam melakukan kudeta membuat kelompok yang anti-partai berlambang palu arit untuk mengambil inisiatif. Sebab itu, SBY meminta agar pemerintah memahami kausalitas sejarah tersebut.

"Karena kudeta gagal maka yang pegang inisiatif yang anti-PKI. Ada hubungan sebab dan akibatnya," imbuhnya.

Ketua Umum Partai Demokrat itu mengimbau pemerintah untuk tidak gegabah dalam bertindak. Meski demikian, ia meminta agar keturunan PKI tidak ikut divonis bersalah.
"Bangsa ini harus hati-hati dan jangan gegabah dalam bertindak. Yang penting anak keturunan mereka tak boleh divonis ikut bersalah. Sebenarnya sekarang pun mereka punya hak politik dan ekonomi. Ini saja yang harus dijaga dan dipertahankan," tandasnya

http://nasional.republika.co.id/beri...gan-nasional-t
utupi-kebangkitan-komunisme

Siapa yang mau dan berani menyangkal Bahwa PKI Terlibat aktif dan bertanggung jawab dalam peristiwa G30S dan tewasnya 10 pahlawan
revolusi?

Diubah oleh wyatb44 12-06-2016 10:22
0
4.6K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan