ari.boentalAvatar border
TS
ari.boental
Aneka Bahan Bangunan Dari Olahan Limbah
Setiap tahun, populasi manusia membuang 1,3 milyar ton limbah padat. Dengan kejelian dan sentuhan teknik pengolahan, sampah padat itu ternyata bisa diolah menjadi bahan bangunan yang murah, tahan lama dan ramah lingkungan.

Berkaitan dengan itu, penulis Dirk E. Hebel, Marta H. Wisniewska dan Felix Heise mengusulkan istilah “Garbology” sebagai sebuah istilah baru bagi bidang arsitektur dan konstruksi. Yaitu upaya menemukan bahan-bahan bangunan baru yang terbuat dari bahan-bahan buangan yang biasa kita temukan di tempat sampah. Dalam buku yang mereka tulis mereka juga meramalkan bahwa di masa depan kita akan menemukan berbagai teknik pengolahan sampah sehingga bisa mendaur ulang hampir semua jenis sampah, seolah semua sampah adalah sampah organik.

Dan itu bukan sesuatu yang muluk-muluk. Soalnya dalam daftar ini bisa kita simak berbagai bahan bangunan olahan dari limbah. Mulai batu bata dari darah hewan juga atap rumah dari bahan popok bekas.

NewspaperWood

Desainnya datang dari Norwegia, negara dengan lebih dari 1 juta ton kertas dan kardus yang terbuang setiap tahun. Newspaperwood dibuat dengan menggulung kertas dan lem pelarut bebas untuk menciptakan sesuatu yang bentuk dan kekuatannya sama dengan log kayu. Gelondongan ini bisa dipotong seukuran papan kayu dan kemudian digunakan dalam bangunan. Tak hanya kuat, kayu daur ulang ini bisa disegel sehingga tahan air dan tahan api, dan bisa diaplikasikan untuk membangun apa pun yang biasanya membutuhkan bahan papan dan kayu.

Nappy Roofing

Popok bekas dan produk sanitasi yang kerap menumpuk di pembuangan sebenarnya banyak mengandung bahan polimer yang bisa dipisahkan dengan teknik pengolahan khusus. Polimer tersebut kemudian dapat digunakan untuk membuat bahan konstruksi berbasis serat seperti ubin dan atap.

Recy Block

Kantong plastik bekas bisa diolah menjadi Bata berwarna-warni. Tekniknya dengan menempatkan plastik alam cetakan panas, dan kemudian dimempatkan membentuk blok. Meski terlalu ringan untuk membantuk dinding, tetapi bata jenis ini dapat digunakan untuk membagi ruangan atau area outdoor.

Blood Brick

Ide ini didasarkan pada asumsi bahwa darah hewan dianggap sebagai produk limbah. Dan, ternyata, darah adalah salah satu zat bio-perekat terkuat, karena mengandung kadar protein yang tinggi. Mahasiswa arsitektur Inggris Jack Munro mengusulkan teknik pengolahan darah beku-kering menjadi bubuk, dan kemudian mencampurnya dengan pasir untuk membentuk pasta; ini kemudian dapat dicetak menjadi sejenis batu bata. Hal ini dapat sangat berguna dalam masyarakat terpencil, di mana darah dari penyembelihan hewan berlimpah, tapi kualitas tanahnya kurang baik untuk diolah menjadi bahan konstruksi.

Bata Botol

Botol bisa diterapkan untuk menggantikan fungsi bata dalam konstruksi bangunan tertentu. Banyak perusahaan yang sekarang membuat botol dalam berbagai bentuk misalnya berbentuk kubus atau lainnya, agar mudah di distribusikan. Ide awal penggunaan botol sebagai bahan konstruksi sudah dimulai pada tahun 1960 oleh pemilik perusahaan bir Heineken – Alfred Henry Heineken. Inspirasi muncul saat ia mengunjungi sebuah pulau di karibia dan kecewa pada kedua kurangnya tempat tinggal, dan jumlah botol Heineken dibuang berserakan dimana mana.

Smog Insulators

“Dustyrelief” adalah nama sebuah sistem yang diciptakan oleh Pemerintah Kota Bangkok dan perusahaan desain New-Territories untuk mengurangi dampak polusi udara. Sistem berupa pemanfaatan dan penempatan sisa kawat jaring bekas diatas bangunan yang kemudian di aliri listrik. Dengan cara ini, kawat jaring akan menarik dan menyatukan partikel asap besar. Proses ini menciptakan semacam bulu keperakan yang mungkin akan berada di paru-paru seseorang jika kawat jaring bekas tidak difungsikan dengan cara ini.

Mushroom Wall

Para desainer sudah menemukan cara membuat dinding isolator dan bahan kemasan menggunakan miselium, sebuah bakteri yang ditemukan di pada organisme yang membusuk seperti batang pohon dan limbah pertanian. Jika ditempatkan dalam cetakan, bahan organik ini akan tumbuh sesuai bentuk cetakan dan kemudian dapat diperkuat dengan menggunakan oven panas. Hasilnya dapat digunakan sebagai penganti asbes yang cenderung beracun dan tidak ramah lingkungan.

Plasphalt

Plasphalt terbuat dari butiran plastik yang dihasilkan dari sampah plastik yang disortir, produk ini bisa menggantikan pasir dan kerikil tradisional yang digunakan dalam penggunaan bahan aspal di jalanan. Dalam pengujian, ditemukan bahwa plasphalt yang di kombinasikan dengan aspal lebih kuat dari lapisan aspal tradisional, karena emulsi aspal terikat baik dengan plastik daripada dengan kerikil atau pasir.

Wine Cork Panels

Ubin dinding atau lantai bisa juga dibuat dari olahan daur ulang gabus pasir dengan gabus tutup botol anggur, hasilnya bisa dilihat pada gambar di atas. Ini adalah ide yang sangat baik mengingat dunia mengkonsumsi sekitar 31.7 Milyar botol anggur setahun.

sumber
0
6K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan