Sapi Limosin
Pemerintah terus mencari konsep terbaik untuk mengembangkan sapi dalam negeri. Setelah sebelumnya Kementerian Pertanian (Kemtan) gencar melakukan impor sapi indukan, kini pola tersebut akan diganti dengan mengimpor sperma sapi.

Salah satu negara pengimpor yang diincar adalah Spanyol. Selasa (24/5/2016), pemerintah melalui Kemtan dan Duta Besar Spanyol sudah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) tentang program pengembangan sapi dengan mengimpor sperma sapi beku dari Spanyol.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dan Dubes Spanyol untuk Indonesia, Fransisco Jose Viqueira Niel, seperti yang dikutip dari detik.com, mengatakan impor ini akan mulai dilakukan dalam dua bulan ke depan.

Meski tidak ada jumlah pastinya, namun Amran memastikan akan mengimpor semen beku dalam jumlah yang besar.

Sebagai gambaran, saat ini Indonesia memiliki kurang lebih 4 juta ekor sapi indukan. Nantinya, sapi-sapi indukan tersebut akan dilakukan inseminasi buatan (IB). Tingkat keberhasilan IB ini diyakini bisa mencapai 90 persen.

Amran menilai opsi mengimpor sperma sapi ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan impor sapi indukan. Pertama, sapi indukan dalam negeri yang diinseminasi buatan ini bisa melahirkan sapi dengan bobot tiga kali lebih besar dari sapi lokal.

"Sama seperti Sapi Brahman Limosin," kata Amran. Sapi Limousin merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dan padat.

Kedua, mengimpor serma sapi jauh lebih murah. Sperma yang dihasilkan dari satu ekor sapi hanya dihargai sekitar Rp50.000. Sementara, saat sudah lahir menjadi sapi, harganya bisa mencapai Rp7 juta hingga Rp8 juta per ekor.

Mengutip dari independent.co.uk,sperma sapi biasanya dikemas dalam sebuah "pipa" plastik. Sperma sapi biasanya akan diencerkan bersama cairan albumen atau putih telur. Satu pipa biasanya berisi cairan sebanyak 0,25 cc. Pipa tersebut kemudian akan dibekukan dengan cairan nitrogen dan diletakkan dengan menggunakan wadah khusus.

Sebenarnya, harga sperma sapi sangat bergantung kepada hasil dari inseminasi buatannya. Sebagai contoh, sperma dari seekor sapi jantan yang berhasil mengembangbiakkan sapi betina yang kemudian menghasilkan 1,000 kilogram susu per tahun akan bernilai lebih mahal dari Rp50.000.

Di dunia, ada dua jenis sapi jantan unggul yang spermanya menjadi rebutan. Pertama ada "Black Star" asal Washington DC, Amerika Serikat, dan kedua adalah "Sunny Boy" yang berasal dari Belanda.

Selain hasil, ada satu faktor lain yang menentukan harga sperma sapi, yakni produksi spermanya. Seekor sapi jantan dengan tiga penis, yang dalam satu kali ejukalasi bisa menghasilkan sperma dalam 500 pipa, akan menambah harga jual dari spermanya.

Namun, berkat hukum suplai dan permintaan, seekor sapi malas yang spermanya bisa lolos proses inseminasi buatan pun juga akan berharga mahal.

Jika Anda bertanya bagaimana metode mengeluarkan sperma sapi, jawabannya akan menjadi: bervariasi. Pertama, penis sapi jantan ditutupi dengan kuiit sapi dan saat proses ejakulasi terjadi, tabung karet akan diletakkan di bawahnya. Kedua, menggunakan sapi betina sebagai penggoda hanya hingga mencapai momen krusialnya saja dan kemudian langsung diwadahi dengan tabung karet.

Ketiga, dilakukan inseminasi natural, dan kemudian sperma akan diekstraksi dari sapi betina. Keempat, jika perlu, sapi akan dirangsang dengan bantuan semprotan aerosol yang berbau seperti sapi betina.

Amerika Serikat dan Kanada adalah dua negara pengekspor sperma sapi terbesar di dunia. Lima negara tertinggi pengimpor sperma sapi dari Amerika Serikat adalah Brasil, Inggris, Meksiko, Argentina, dan Jepang.

Dilansir Quartz, pada tahun 2013, nilai ekspor sapi Amerika Serikat mencapai USD124,7 juta dan Kanada mencapai USD95 juta.

Sperma sapi jantan asal AS diincar karena kualitas susu sapi yang dihasilkannya. Sapi-sapi AS adalah penghasil susu terbesar di dunia dengan 21.697 pon susu per tahunnya.


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...g-sapi-indukan

---