SRINAGAR– Tiga orang polisi di Srinagar, India, tewas ditembak sekelompok pria bersenjata pada Senin 23 Mei 2016. Ketiganya ditembak dalam dua kejadian terpisah di kawasan Ibu Kota Musim Panas Jammu dan Kashmir.

Diwartakan New York Times, Selasa (24/5/2016), serangan ini terbilang mengejutkan. Pasalnya, selama beberapa tahun terakhir, kasus penembakan terhadap anggota kepolisian dan pejabat militer di Srinagar telah lama padam. Kalaupun ada, itu terjadi di luar kota atau di kawasan yang lebih dekat ke perbatasan yang disengketakan dengan Pakistan.

Hingga berita ini dibuat, belum ada kelompok resmi yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa di atas. Namun begitu, otoritas setempat meyakini penembakan itu dilakukan oleh kelompok pemberontak Kashmir. Hal ini semakin dipertegas oleh media lokal yang menyebut sayap militan Kashmir, Hizbul Mujahedeen terlibat dalam serangan jarak dekat tersebut.

Pemberontak Kashmir telah menjadi sumber konflik berkepanjangan antara India dan Pakistan, dua negara yang dulu pernah bersatu dan kemudian berpisah sejak perang sipil pada 1947. Pakistan tidak pernah menerima inklusi India di negaranya dan telah berulang kali mencoba mengusir mereka dari kawasan perbatasan tersebut.

Namun pemerintah India bersikeras menduduki kawasan sengketa di sana dengan jalan melakukan agresi militer serta menyokong aktivitas organisasi teroris Hizbul Muhajideen, yang juga dikenal sebagai kelompok separatis Kashmir sejak September 1989.

Juru bicara militer Srinagar, Kolonel N.N. Joshi mengungkap, serangan ini dapat disinyalir sebagai aksi balas dendam atas baku tembak di perbatasan Kabupaten Kupwara, antara Angkatan Darat India dengan kelompok militan setempat, sekira sepekan lalu. Lima orang yang dicurigai sebagai kelompok militan tewas ditembak angkatan bersenjata India. Sementara seorang tentara India kemudian ditemukan meninggal dengan luka tembak pada Minggu 22 Mei 2016.