PARIS– Dihadapkan ke persidangan di Paris pada Jumat 20 Mei 2016, tersangka teror Paris Salah Abdeslam bungkam seribu bahasa. Ia menolak mengulang pengakuannya saat ditanyai kepolisian Belgia, setelah tertangkap merencanakan teror di Brussels, Belgia.

Jikapun ada hal-hal yang ingin ia bahas, di antaranya sejumlah keluhan tentang pemasangan kamera pengawas di ruang tahanannya. Menurut pengacara Franck Berton, kliennya merasa sangat terganggu dengan adanya dua kamera pengintai, yang terus menerus diarahkan ke selnya itu.

Salah Abdeslam, yang diekstradisi ke Prancis setelah ditangkap di Belgia pada Maret 2016, menolak untuk menjelaskan mengapa ia tidak mau bicara. Dia juga menolak untuk menguraikan informasi yang telah dilaporkan selama penahanannya di Belgia, tentang serangan Paris dan serangan teror di Brussels.

Jaksa penuntut umum Paris Francois Molins mengungkap, sebelumnya Abdeslam mau memberi tahu otoritas Belgia mengenai rencananya meledakkan diri di Stade de France pada 13 November 2015, dan menceritakan alasan dibalik pengurungan niatnya kemudian sampai ia lari ke Brussles. Akan tetapi, pada sidang kali ini, dia seolah bisu.

Disitat dari CNN, Sabtu (21/5/2016), akibat aksi bungkamnya itu, sidang mendengarkan kesaksian terdakwa berlangsung singkat. Padahal diprediksi sidang itu dapat memakan waktu seharian.