master.penipuAvatar border
TS
master.penipu
Bukannya Ikut Bantu Menolong, Oknum Polisi Diduga Hajar Korban Kecelakaan


TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tangis sesenggukan tidak henti-hentinya tampak dari wajah Kusdi Haryanti, ibunda almarhum Andika Dwi Asrofi (17), warga Plalangan Pandowoharjo Sleman.
Haryanti terlihat sangat terpukul dengan kematian anaknya yang masih bersekolah di SMK Maarif 2 Sleman kelas 10.
Pelajar yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Subandi dan Kusdi Haryanti meninggal dalam keadaan tidak wajar.
Sebab, korban yang saat itu mengalami kecelakaan juga sempat dipukul oleh seorang anggota kepolisian.
R Kusnia Aprilia Sintosari (19), kakak kandung korban menerangkan, Selasa (3/5), kronologi kematian korban bermula saat korban sedang bermain di rumah temannya bernama Yoga, Jumat (29/4/2016) malam.
Kemudian korban pergi dari rumah rekannya untuk membeli bahan bakar. Namun karena jarak penjual bahan bakar dekat, saat itu helm yang dibawa korban dari rumah tidak dikenakan.
Akan tetapi saat perjalanan itu, korban terlibat kecelakaan dengan pengendara motor dari berlawanan arah di Kadiluwih Margorejo Tempel, sekitar 20.30.
Lawan kecelakaan korban yaitu bernama EY, yang merupakan oknum anggota kepolisian.
Rekan korban yang tidak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) mendengar kabar kecelakaan itu langsung menghampiri korban. Kemudian rekan korban menghubungi Aprilia.
"Saya dipanggil temene (korban), kalau adik saya kecelakaan. Kejadiane sama polisi, katane kakinya (polisi) patah, sudah dibawa pulang," ujar Aprilia.
Mendengar kabar kecelakaan itu, Aprilia bersama ibundanya langsung menyusul ke TKP. Sesampainya di lokasi mereka telah mendapati korban dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Ketika di TKP, Aprilia mendapatkan cerita jika rekan korban sempat melihat korban ditampar oleh adik ipar lawan kecelakaan bernama BY, yang juga merupakan anggota kepolisian.
Selain menjumpai adik ipar lawan kecelakaan, di TKP Aprilia juga menjumpai istri lawan kecelakaan dengan korban.
Keluarga mengenali pelaku pemukulan merupakan polisi karena saat itu pelaku masih mengenakan seragam. Namun lawan kecelakaan korban saat itu sudah tidak di TKP.
Aprilia mendengar kabar polisi yang menjadi lawan kecelakaan adiknya telah dibawa pulang ke rumah karena mengalami luka di kakinya.
"Istrinya (lawan kecelakaan korban) mengatai adik saya. Kowe tangi, kowe ki mabuk, rasah aleman. Dia nggak percaya kalau adik saya (sakit) ," ungkap Aprilia.
Namun Aprilia menegaskan jika adiknya tidak dalam keadaan mabuk. Teman-teman korban serta keluarga sempat mengecek dan tidak menemukan bau alkohol dari tubuh korban.
"Rung kapok po kowe diantemi adikku," tambahnya menirukan perkataan istri lawan kecelakaan.
Saat itu, ia mengatakan, banyak orang yang menyaksikan. Setelah itu adik ipar serta istri lawan kecelakaan korban meninggalkan TKP.
Korban yang tidak sadarkan diri kemudian dibawa ke RSUD Sleman untuk mendapatkan perawatan. Sesampainya di rumah sakit, Aprilia menyaksikan jika adiknya seperti orang kesurupan.
Dari hasil diagnosa dokter yang didapatkan keluarga, korban diduga menderita gegar otak. Keluarga korban mendapat adanya kejanggalan pada luka korban.
Aprilia mengungkapkan, beberapa bagian kepala korban mengalami memar dibalik daun telinga serta beberapa bagian dikepala dan mendapati adanya benjolan di kepala Andika.
Karena kondisi korban yang memburuk, korban kemudian dirujuk ke RS Bethesda, Minggu (1/5) pukul 02.00 dini hari.
"Adik saya meninggal siangnya (Senin)," ujarnya dengan mata terlihat berkaca-kaca.
Suwanto (35), paman korban, menduga jika pelaku penganiayaan keponakannya merupakan polisi yang bertugas di Polda DIY.
Kasus penganiayaan itu juga telah dilaporkan pihak keluarga ke Polda DIY, Senin (3/5/2016) sore.
"Pak EY (lawan kecelakaan), istri, dan ayahnya BY (pelaku pemukulan) kemarin datang ke rumah sekitar isya (pukul 19.30)," terang Suwanto.
Suwanto menerangkan, saat kedatangan itu ia melihat jika Yulianto berjalan pincang karena luka di kaki. Ia menerangkan, kedatangan lawan kecelakaan korban itu bertujuan untuk bernegosiasi damai.
Mereka mengatakan jika akan membiayai hingga selesai terkait kematian korban. Namun pihak keluarga belum dapat menerimanya.
"Kami harap ada proses hukum yang berjalan. Kalau bisa pelaku dicopot dari jabatan polisinya," pungkasnya.
Jenazah Andika selanjutnya dimakamkan di pemakanan dusun Plalangan Pandowoharjo Sleman. (*)

sumur
Diubah oleh master.penipu 03-05-2016 14:53
0
4K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan