- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Penyebab Bullying di SMA 3: Siswi Kelas XII Tak Setuju Adik Kelasnya Dugem
TS
gamers35
Penyebab Bullying di SMA 3: Siswi Kelas XII Tak Setuju Adik Kelasnya Dugem
Quote:
Jakarta - Kepala Sekolah (Kepsek) SMA 3 Jakarta Ratna Budiarti membenarkan adanya bullying di SMA 3 Jakarta. Menurutnya bullying itu terjadi akibat siswi kelas XII SMA 3 tidak setuju siswi kelas X SMA 3 pergi ke tempat hiburan malam hari.
"Sebenarnya hal itu (bullying) karena kakak kelas ingin menegur adik kelasnya. 4 Kakak kelas datang ke kafe untuk menonton DJ di SCBD pada Sabtu (23/4/2016) malam. Kakak kelas melihat adik kelas dan merasa belum pantas anak kelas 1 SMA pergi ke sana," ujar Ratna.
Ratna menyampaikan hal itu usai pertemuan orangtua murid, 4 siswi kelas XII pelaku bullying, 5 siswi kelas X korban bullying, bersama 7 personel dari Polsek Setiabudi, di kantor Ratna, Jl Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (3/5/2016).
Ratna mengatakan, 4 siswa kelas X tersebut pergi ke SCBD bersama salah seorang orangtua siswi. Karena itu Ratna memperbolehkan siswi-siswi tersebut datang ke tempat hiburan malam itu.
Menurut Ratna, 4 hari setelahnya yakni pada 28 April 2016, siswi kelas XII mencari dan memanggil 17 siswi kelas X dan XI untuk bertemu mereka di salah satu lokasi di depan gerbang sekolah sebagai bentuk pengarahan perpisahan kelas XII, sepulang sekolah. 17 Siswi ini termasuk 4 siswi kelas X yang ditemui 5 siswi kelas XII di SCBD.
Orangtua dan Murid SMA 3 yang Dipanggil (Chicho/detikcom)
Setelah 17 junior itu datang, 4 siswi kelas X langsung di-bully seperti disiram, disuruh merokok dan dipaksa memakai bra di luar seragam. Sementara 13 anak yang lain hanya menonton dan tidak mengadu ke pihak manapun.
"Yang melihat kejadian ini pihak warung depan sekolah, satpam yang melihat rombongan keluar, dan penjual jajanan sekolah yang melihat rombongan pergi di lokasi yang dibatasi tembok," kata Ratna.
Pihak sekolah, lanjut Ratna, baru mengetahui ada video yang diunggah ke salah satu media sosial pada (1/5/2016) malam. Ratna langsung menghubungi Wakil Kepsek Bidang Kesiswaan untuk segera mengkonfirmasi ke seluruh wali kelas dari kelas X hingga XII untuk mencari siswi yang berada di dalam video tersebut.
Ratna kemudian memanggil 5 ortu pelaku bullying pada 2 Mei 2016. Kemudian hari ini semua orangtua yang anaknya menjadi korban atau pelaku bullying juga dipanggil. 7 Personel dari Polsek Setiabudi juga datang dalam pertemuan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Ratna mengaku syok dengan adanya kasus ini. Setahun lalu pihak sekolah membuat deklrasi anti bully dengan menggaet para alumni dan membuat Gerakan Anti Bully (Genab) agar bisa mewujudkan sekolah anti bully.
"Setahun terakhir ini sejak saya menjabat kepsek itu sudah sangat jauh berkurang. Saya sudah tidak mendengar lagi keluhan bullying. Makanya saya syok ketika hari Minggu (1/5/2016) dikirimi staf saya unggahan video ke saya. Saya baru bisa memanggil pihak terkait, ortu dari kelima anak XII Senin kemarin," ucap dia.
(nwy/nwk)
Sumur
bersihin aja yang model-model begini, calon perusuh dimasa depan
0
6.3K
Kutip
40
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan