Mengalahkan Ahok Dalam Perspektif Literatur Tionghoa

rama yanti
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), belakangan ini banyak muncul dalam pemberitaan terkait dirinya yang akan ikut pemilihan Gubernur DKI Jakarta di Tahun 2017. Segala macam cara yang dilakukan oleh lawan politiknya untuk menjatuhkan Ahok agar kalah dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta, bahkan kalau bisa tidak bisa menjadi kandidat. Akankah Ahok terkalahkan? Berdasarkan perspektif Literatur Tionghoa seperti inilah gambaran tentang Ahok.
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terlahir 29/6/1966 atau usianya 50 tahun di tahun ini. Tahun depan usianya sudah 51 tahun. Dari Literatur Tionghoa, Ahok bisa dikalahkan dalam pertarungan tahun depan bila hitungan tanggal lahirnya di bawah angka 50. Sesuai dengan umurnya.
Angka 29 (tanggal lahir Ahok) itu merupakan dua angka yang sangat baik dan istimewa. Angka 6 (Juni bulan lahir Ahok) adalah angka kesuksesan. Angka-angka baik dalam perhitungan China adalah sebagai berikut:
Angka 2 termasuk nomor keberuntungan. Nomor 2 dikategorikan sebagai nomor keberuntungan karena ternyata bermakna sebagai keseimbangan dan harmoni.
Angka 6 Siapa bilang angka 6 adalah pembawa sial seperti sering digambarkan dalam kisah-kisah para iblis. Dalam budaya Tionghoa, nomor 6 ini justru bermakna kesuksesan.
Angka 8 Angka ini yang diyakini nomor keberuntungan dan pembawa kesuksesan, asal usulnya, begini: Pengucapan angka 8 dalam bahasa Canton yaitu Pat, yang artinya kemakmuran, keberuntungan, kesuksesan dan status sosial yang baik. Atas dasar itu, sebagian besar orang percaya bahwa nomor ini membawa keberuntungan tersendiri apabila diaplikasikan pada setiap kegiatan mereka.
Angka 9: Di HongKong, angka 9 adalah nomor yang paling mahal dan komersial. Betapa tidak, nomor ini bermakna keberuntungan dan kesuksesan penuh di dunia bisnis. Angka 9 dipilih sebagai tanggal pembukaan bisnis, penandatanganan kontrak, juga dipilih sebagai nomor plat mobil, nomor rumah, yang kabarnya membawa kesuksesan dalam hal karier dan bisnis bagi penggunanya.
Budaya Tionghoa memang sangat kental dengan perhitungan angka-angka dalam kesehariannya. Ada angka sial dan ada angka keberuntungan. Contoh sederhana, gedung bertingkat milik etnis keturunan Tionghoa tidak ada angka 4 di lantai 4. Biasanya disebut lantai 3A atau sebutan lainnya. Ada apa gerangan dengan angka 4? Angka 4 (si) diartikan dapat membawa kesialan. Maka jauhilah kesialan.
Mari kita lihat dari aspek shio: Ahok terlahir dengan shio Kuda Api (21 Jan 1966-8 Feb 1967). Sesuai dengan karakternya, lincah dan panas (galak).
Jika pemilihan gubernur DKI tahun ini, maka dalam hitungan hari baiknya, kemungkinan besar Ahok kalah. Karena tahun ini adalah tahun Monyet Api. Sementara tahun 2017 adalah tahun Ayam Api bersesuaian dengan Kuda Api.
Cukup menarik jika menyimak serangan terhadap Ahok di tahun Monyet Api ini (2016). Sebagai Kuda Api, Ahok banyak mendapat serangan dari para Monyet. Diserang dari banyak sisi seperti: etnis, agama, politik, bisnis, etika, moral, sosial dan lain sebagainya.
Tetapi tanpa disadari para Monyet kehabisan tenaga dan kehabisan isu di tahun ini karena ditumpahkan semua. Elektabilitas Ahok dalam pertengahan sampai akhir tahun ini pasti menurun, akibat serangan membabi buta para Monyet. Dalam menggoreng isu, para Monyet sesuai sifatnya cenderung serakah, semuanya digerayangi, sehingga tidak fokus dan lambat laun kehabisan tenaga tanpa mendapatkan apapun. Pernah melihat monyet menangkap belalang? Belalang yang ditangkap disimpan di celah ketiaknya, lalu dia menangkap belalang lainnya, tanpa dia sadari belalang di ketiaknya terlepas kembali.
Mengetahui situasi tahun Monyet Api saat ini, Ahok pun tidak perlu melawan dengan mengeluarkan jurus macan terbang yang menguras banyak tenaga, cukup melancarkan tendangan tapak kaki kuda di uluhati lawannya. Maka hasilnya, ada anggota dewan yang dicokok KPK, ada petinggi negara yang menjadi soroton karena ‘aibnya’ tersingkap melalui Panama Papers, ada seniman yang terbuang dari komunitasnya, ada politisi yang diserang oleh sesama politisi karena hembuskan isu deparpolisasi dan lain sebagainya.
Tahun 2017... READMORE
SUMBER
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terlahir 29/6/1966 atau usianya 50 tahun di tahun ini. Tahun depan usianya sudah 51 tahun. Dari Literatur Tionghoa, Ahok bisa dikalahkan dalam pertarungan tahun depan bila hitungan tanggal lahirnya di bawah angka 50. Sesuai dengan umurnya.
Angka 29 (tanggal lahir Ahok) itu merupakan dua angka yang sangat baik dan istimewa. Angka 6 (Juni bulan lahir Ahok) adalah angka kesuksesan. Angka-angka baik dalam perhitungan China adalah sebagai berikut:
Angka 2 termasuk nomor keberuntungan. Nomor 2 dikategorikan sebagai nomor keberuntungan karena ternyata bermakna sebagai keseimbangan dan harmoni.
Angka 6 Siapa bilang angka 6 adalah pembawa sial seperti sering digambarkan dalam kisah-kisah para iblis. Dalam budaya Tionghoa, nomor 6 ini justru bermakna kesuksesan.
Angka 8 Angka ini yang diyakini nomor keberuntungan dan pembawa kesuksesan, asal usulnya, begini: Pengucapan angka 8 dalam bahasa Canton yaitu Pat, yang artinya kemakmuran, keberuntungan, kesuksesan dan status sosial yang baik. Atas dasar itu, sebagian besar orang percaya bahwa nomor ini membawa keberuntungan tersendiri apabila diaplikasikan pada setiap kegiatan mereka.
Angka 9: Di HongKong, angka 9 adalah nomor yang paling mahal dan komersial. Betapa tidak, nomor ini bermakna keberuntungan dan kesuksesan penuh di dunia bisnis. Angka 9 dipilih sebagai tanggal pembukaan bisnis, penandatanganan kontrak, juga dipilih sebagai nomor plat mobil, nomor rumah, yang kabarnya membawa kesuksesan dalam hal karier dan bisnis bagi penggunanya.
Budaya Tionghoa memang sangat kental dengan perhitungan angka-angka dalam kesehariannya. Ada angka sial dan ada angka keberuntungan. Contoh sederhana, gedung bertingkat milik etnis keturunan Tionghoa tidak ada angka 4 di lantai 4. Biasanya disebut lantai 3A atau sebutan lainnya. Ada apa gerangan dengan angka 4? Angka 4 (si) diartikan dapat membawa kesialan. Maka jauhilah kesialan.
Mari kita lihat dari aspek shio: Ahok terlahir dengan shio Kuda Api (21 Jan 1966-8 Feb 1967). Sesuai dengan karakternya, lincah dan panas (galak).
Jika pemilihan gubernur DKI tahun ini, maka dalam hitungan hari baiknya, kemungkinan besar Ahok kalah. Karena tahun ini adalah tahun Monyet Api. Sementara tahun 2017 adalah tahun Ayam Api bersesuaian dengan Kuda Api.
Cukup menarik jika menyimak serangan terhadap Ahok di tahun Monyet Api ini (2016). Sebagai Kuda Api, Ahok banyak mendapat serangan dari para Monyet. Diserang dari banyak sisi seperti: etnis, agama, politik, bisnis, etika, moral, sosial dan lain sebagainya.
Tetapi tanpa disadari para Monyet kehabisan tenaga dan kehabisan isu di tahun ini karena ditumpahkan semua. Elektabilitas Ahok dalam pertengahan sampai akhir tahun ini pasti menurun, akibat serangan membabi buta para Monyet. Dalam menggoreng isu, para Monyet sesuai sifatnya cenderung serakah, semuanya digerayangi, sehingga tidak fokus dan lambat laun kehabisan tenaga tanpa mendapatkan apapun. Pernah melihat monyet menangkap belalang? Belalang yang ditangkap disimpan di celah ketiaknya, lalu dia menangkap belalang lainnya, tanpa dia sadari belalang di ketiaknya terlepas kembali.
Mengetahui situasi tahun Monyet Api saat ini, Ahok pun tidak perlu melawan dengan mengeluarkan jurus macan terbang yang menguras banyak tenaga, cukup melancarkan tendangan tapak kaki kuda di uluhati lawannya. Maka hasilnya, ada anggota dewan yang dicokok KPK, ada petinggi negara yang menjadi soroton karena ‘aibnya’ tersingkap melalui Panama Papers, ada seniman yang terbuang dari komunitasnya, ada politisi yang diserang oleh sesama politisi karena hembuskan isu deparpolisasi dan lain sebagainya.
Tahun 2017... READMORE
SUMBER