aditiakhadafiAvatar border
TS
aditiakhadafi
Sibuk Berpolitik, Hari Tanoe Rugikan Perusahaannya
Menyimak berita yang sedang beredar belakangan ini, perhatian saya tertuju kepada Kinerja perusahaan yang dipimpin Oleh Bp. Hary Tanoe. Selain sedang dirundung kasus Restitusi Pajak Mobile 8, sepertinya MNC Grup juga sedang dilanda krisis. Pasalnya dalam laporan keuangan tahun 2015 yang dirilis Jumat (8/4) tercatat laba bersihnya Rp 1,18 triliun. Ada penurunan 32,9% dari periode tahun 2014 sebesar Rp 1,77 triliun.
Dapat diartikan Grup MNC mencatat kinerja kurang menggembirakan sepanjang 2015. Perusahaan induk investasi yang dipimpin Hary Tanoesoedibjo (HT) itu mencatatkan rugi bersih Rp 863 miliar.
Hal ini terjadi karena penyusutan pendapatan dari Rp 1,193 triliun pada 2014 menjadi Rp 581,952 miliar pada 2015. Padahal, terjadi peningkatan pada beban langsung, beban umum dan administrasi, serta beban keuangan. Ditambah lagi rugi kurs bersih Rp 1,406 triliun dibandingkan Rp 340,567 miliar pada tahun sebelumnya. Hasilnya, perusahaan induk bidang investasi milik Grup MNC tersebut menderita rugi bersih Rp 863,821 miliar sepanjang 2015. Yang pada tahun sebelumnya, BHIT mencatatkan laba bersih Rp 193,123 miliar.
Nasib PT Global Mediacom Tbk (BMTR) tidak lebih baik. Holding bisnis media Grup MNC itu mencatatkan pendapatan Rp 10,572 triliun tahun lalu atau turun 0,7 persen dibandingkan 2014. Pada saat yang sama, segala beban melonjak dan ada kenaikan rugi selisih kurs. Akibatnya, laba bersih anjlok 92,5 persen menjadi Rp 52,178 miliar pada 2015 dibandingkan Rp 702,919 miliar pada 2014. Penurunan kinerja BMTR sejalan dengan berkurangnya pendapatan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang merupakan kontributor terbesar terhadap bisnis media Grup MNC.
Pendapatan usaha dari iklan pada tahun 2015 sebesar Rp 6,31 triliun. Ada penurunan 4,1% dari tahun 2014 sebesar Rp 6,58 triliun. Walaupun pendapatan lainnya naik pada tahun 2015 sebesar Rp 129,8 miliar. Naik 51,8% dari tahun 2014 sebesar Rp 85,5 miliar.
Perusahaan yang juga dipimpin HT sebagai presiden direktur itu mencatatkan pendapatan usaha Rp 6,444 triliun atau turun 3,3 persen dibandingkan Rp 6,665 triliun pada tahun sebelumnya. Hingga akhirnya pada penutupan IHSG Jumat (8/4), saham MNCN berada pada posisi 2.045. Turun 90 atau 4% dari waktu pembukaan
Hal ini mungkin disebabkan oleh kinerja yang buruk. Saham Grup MNC juga dinilai sangat sensitif setelah HT terjun langsung ke politik dengan mendirikan partai politik. Menurut Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo kemarin. Setelah HT banyak terlibat di politik, fokus di perusahaannya terlihat memang berkurang.
Sepertinya Keputusan Hari Tanoe Berpolitik sedang di evaluasi besar-besaran. Terlihat dari kritik yang muncul di masyarakat. Yang paling dikritik diantaranya pemanfaatan media yang dia miliki untuk berkampanye. Ditambah HT sedang dijerat kasus Restitusi Pajak Mobile 8, sementara Perusahaan Mobile 8 sudah bukan miliknya lagi. Yang pasti pada akhirnya yang kita nilai adalah hasil. Kritik soal keputusan HT untuk berpolitik boleh jadi benar, karena kita melihat pada akhirnya, kinerja bisnis Perusahaannya menurun.


http://www.jawapos.com/read/2016/04/...p-863-miliar/2
http://investasi.kontan.co.id/news/l...mncn-turun-329
0
1.8K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan