ihriziriefAvatar border
TS
ihrizirief
Menolak Vaknisasi Batuk Rojan saat Hamil , Bayinya jadinya terjangkit batuk Rojan jg

Jakarta - Seorang ibu bernama Cormit menyesal karena saat hamil 28 minggu, ia enggan mendapat vaksin batuk rejan. Hingga tiga minggu sebelum melahirkan, Cormit mengeluh batuk tak berkesudahan.

Cormit menyebut dirinya sebagai 'wanita organic' di mana sebisa mungkin ia menghindari terapi medis jika tidak terlalu membutuhkannya. Apalagi, selama hamil, kondisinya baik-baik saja, ia tetap bisa bekerja dan tidak mengalami defisiensi energi atau komplikasi lainnya.

"Saya tetap bekerja seperti biasa dan pergi ke gym. Saat hamil 28 minggu dokter menyarankan saya melakukan vaksinasi batuk rejan tapi saya menolaknya karena saya merasa tidak perlu," kata Cormit dalam video yang didokumentasikan Gold Coast Australia.

Hingga tiga minggu sebelum melahirkan ia mengalami batuk tak berkesudahan dan Cormit didiagnosis batuk rejan. Tapi, saat itu Cormit tidak terlalu memusingkan keadaannya karena batuk yang ia alami hanya menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman di perutnya.

Sampai akhirnya si kecil Eva pun lahir. Setelah pulang ke rumah, Eva yang awalnya sedang digendong Cormit mengalami batuk dan susah bernapas. Bahkan, tubuhnya perlahan berubah menjadi merah, biru, dan kehitaman. Panik, Cormit lantas membawa bayinya ke RS.

"Saat itu juga Eva didiagnosis pertusis atau batuk rejan dan ini adalah mimpi buruk. Tidak terasa sudah 3 minggu saya dan Eva di rumah sakit ini. Melihat bayi kecil Anda diberi injeksi dan dirawat di Intensive Care Unit pastinya sangat menyedihkan bukan," tutur Cormit.

Baca juga: Studi: Bayi yang Batuk Rejan Lebih Rentan Epilepsi Saat Tumbuh Dewasa

Belum lagi jika pada kondisi tertentu, Eva harus menggunakan oksigen guna membantunya bernapas. Ditambah kondisi Eva yang rewel dan mengalami sleep apnea. Cormit tak menyangkal bahwa apa yang dialami Eva juga dampak dari keputusannya.

"Jika saya bisa memutar waktu, saya akan memproteksi diri saya dengan melakukan vaksinasi. Tapi ini semua sudah terjadi. Pesan saya bagi para ibu hamil adalah lakukan vaksinasi jika memang diperlukan karena jika tidak, nyawa bayi kita yang bisa menjadi taruhannya," papar Cormit.

Pertusis atau juga dikenal sebagai batuk rejan adalah infeksi bakteri yang sangat menular dan ditandai dengan batuk keras. Seperti diketahui, pada kondisi hamil, segala macam infeksi pada organ manapun, menimbulkan risiko timbulnya 'jalan' bagi bakteri masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar mengenai janin.

Nah, pertusis sendiri dapat mematikan bagi bayi dan anak-anak kecil. Untuk itu, Centers for Disease Control and Prevention menyarankan agar ibu hamil trimester ketiga mendapatkan vaksin pertusis.

Sumber : Detik
0
1.1K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan