Quote:
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memastikan tiga Warga Negara Indonesia (WNI) yang sempat disandera kelompok milisi Abu Sayyaf sudah dibebaskan.
Sebelumnya mereka ikut menjadi korban pembajakan dan penyanderaan kelompok Abu Sayyaf terhadap Kapal Massif 6 berbendera Malaysia.
"Mereka dilepas dan dalam kondisi sehat sampai saat ini. KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) di Tawau telah melakukan pertemuan dengan ketiganya," kata Retno di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (5/4/2016).
Terkait insiden tersebut, pihak KJRI di Malaysia telah melakukan pertemuan dengan pihak perusahaan atau pemilik kapal untuk menjamin hak tiga WNI.
Menurut Retno, telah dicapai kesepakatan antara pemilik kapal dengan para Anak Buah Kapal (ABK), antara lain hak sebagai ABK akan tetap dijamin, seluruh biaya hidup selama di penampungan Tawau juga terpenuhi.
Selain hak-hak mereka yang dijamin perusahaan, status tiga WNI tersebut masih diperlukan otoritas setempat untuk meminta informasi keberadaan empat warga Malaysia yang masih ditawan kelompok Abu Sayyaf.
"(Kemudian) mereka akan di Tawau minggu ini dan diinvestigasi untuk membantu pembebasan empat ABK Malaysia. Khusus keluarga tiga ABK itu akan dilakukan komunikasi," tandasnya.
Sumber
Quote:
Lacak Keberadaan Sandera Abu Sayyaf, Malaysia Wawancara WNI
JAKARTA - Pemerintah Malaysia terus mencari informasi mengenai keberadaan warganya yang disandera oleh kelompok yang diduga Abu Sayyaf. Salah satu caranya adalah melakukan wawancara dengan tiga warga negara Indonesia (WNI) yang dibebaskan oleh kelompok tersebut.
Menurut Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, ketiga WNI tersebut saat ini masih akan berada di Malaysia. Mereka berada di Tawau untuk memberikan keterangan kepada otoritas Malaysia, guna menemukan empat orang warga Negeri Jiran yang diculik.
"Ketiga WNI masih akan berada di Tawau pada minggu ini untuk memberikan keterangan pada pihak keamanan Malaysia guna membantu investigasi yang sedang dilakukan dalam pencarian dan pembebasan 4 ABK Malaysia dan khusus untuk keluarga ABK WNI Kemlu telah lakukan komunikasi," ucap Retno pada Selasa (5/4/2016).
Sebelumnya, Retno juga menuturkan bahwa pemerintah Indonesia dan Malaysia juga melakukan koordinasi terkait dengan upaya pembebasan 10 WNI yang juga disandera oleh kelompok yang diduga Abu Sayyaf. Koordinasi ini dilakukan karena lokasi penyanderaan berada di dekat Malaysia.
Seperti diketahui, pada 1 April lalu sebuah kapal berbendera Malaysia dengan sembilan anak buah kapal (ABK) ditangkap oleh kelompok yang diduga Abu Sayyaf. Dari sembilan ABK, empat diantaranya berasal dari Malaysia, dua dari Myanmar dan tiga Indonesia. Namun, hanya empat warga Malaysia yang disandera, sisanya dibebaska
Sumber
tinggal nunggu pembebasan WNI yg di kapal BRAHMA 12