wartawan.bodrexAvatar border
TS
wartawan.bodrex
DPRD DKI Minta Kewajiban Pengembang Diturunkan, Ahok Tulis Disposisi: 'Gila!'


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menceritakan bagaimana tawar-menawar yang dilakukan DPRD DKI Jakarta terhadap Pemerintah Provinsi DKI atas kewajiban yang harus dibayar perusahaan pengembang proyek reklamasi. DPRD DKI menawar rendah kewajiban yang dikenakan kepada pengembang, Ahok menilai sikap DPRD itu gila. Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik kemudian marah menanggapi penilaian Ahok itu.

Berbicara usai memberi pengarahan di SMAN 30 Jakarta, Jl Jenderal Ahmad Yani, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (4/4/2016), Ahok awalnya tak mau mengungkap siapa gerangan anggota dewan yang menawar kewajiban kontribusi sebesar 15 persen menjadi hanya 5 persen itu.

"Itu (anggota-anggota DPRD yang menawar 15 persen menjadi 5 persen) kamu tanya saja ke Bu Tuty (Kepala Bappeda Tuty Kusumawati). Kita ada coretan tawar-menawar. Makanya saya coret," kata Ahok.

Kewajiban tambahan kontribusi ini mencuat usai dicokoknya Ketua Komisi D DPRD DKI Mohamad Sanusi oleh KPK. Sanusi beserta dua orang dari pihak PT Agung Podomoro Land selaku perusahaan pengembang kini menjadi tersangka kasus suap pembahasan dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) terkati reklamasi Teluk Jakarta.

Kembali ke cerita Ahok, saat itu ada tim yang berinteraksi langsung dengan DPRD terkait reklamasi itu. Tim terdiri dari Sekretaris Daerah Saefullah, Tuty Kusumawati, Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUP2) DKI Muhammad Yusuf, dan Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Oswar Muadzin Mungkasa.

Mereka berempat, kata Ahok, pergi ke Badan Legislasi Daerah (Balegda) DPRD DKI. Sepulangnya dari Balegda, salah seorang dari mereka melapor ke Ahok bahwa DPRD meminta kewajiban tambahan kontribusi diturunkan dari 15 persen menjadi 5 persen sesuai Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995.

"Saya masih ada disposisi, tahu enggak saya tulis apa? 'Gila'. Saya tulis, 'Gila'. 'Kalau kayak begini, ini tindak pidana korupsi,' saya bilang. Terus saya ancam mereka, siapapun yang melawan disposisi saya, saya akan penjarakan kalian! Berarti kalian ikut main," kata Ahok

Sekda DKI Saefullah kemudian kembali lagi menyampaikan ke Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik, bahwa Ahok tak setuju bila tambahan kontribusi yang dikenakan kepada pengembang diturunkan dari 15 persen menjadi 5 persen. Saefullah menunjukkan tulisan tangan Ahok yang berbunyi 'Gila' itu. Namun Saefullah memperhalusnya bahwa tulisan Ahok itu bukan berbunyi 'Gila' tapi 'bila'.

"Saya tulis 'Gila'. Pak Sekda masih bercanda. Begitu balik lagi, Pak Taufik agak marah, 'Kenapa itu Gubernur tulis 'Gila'?' Terus kata Pak Sekda, 'Bukan 'Gila' Pak. Itu 'Bila'.' Soalnya huruf 'G' nya seperti 'b'. Lu (Anda) tanya sama Sekda. Jadi Sekda bilang itu 'bila'. Mana ada 'bila'? 'Gila' kok. Tulisan 'G' saya jelas kok. Cuma Pak Sekda mau menutupi itu. Ya sudah," kata Ahok menceritakan kembali.
(aan/mad)

posmetro.info

nah loh terbongkar coba kita liat tanggal nya itu tanggal berapa ya?
padahal ahok kan cuman nyari muka ya udah rame baru bilang gini sebelum2 rame si santun ditangkap KPK mana ada koar2 soal 15%

nasbung nasbung nasib mu nak pengen colly berjamaah malah kena tampol kiri kanan
0
1.6K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan