Menteri Agama: Belum Ada Tanda-tanda Uang Santunan Dicairkan Pemerintah Arab Saudi
Selasa, 23 Februari 2016 | 17:18 WIB
Warga Arab Saudi dan jemaah haji, Sabtu (12/9), mengamati crane atau mesin derek yang ambruk sehari sebelumnya dan menimpa area Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi. Tak kurang dari 107 anggota jemaah haji dari sejumlah negara, termasuk dua warga negara Indonesia, tewas dalam insiden tersebut.
JAKARTA, KOMPAS.com - Kejelasan santunan bagi keluarga korban jatuhnya crane di Mekkah, Arab Saudi, pada September lalu tak kunjung menemukan titik terang.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pihak Kementerian Agama telah mengupayakan sebisa mungkin untuk berkomunikasi dengan Pemerintah Arab Saudi.
Namun, ia mengaku hingga kini belum ada kejelasan terkait santunan tersebut.
"Sampai saat ini belum ada tanda-tanda pencairan. Kami berharap pemerintah Saudi bisa mendengar keluhan keluarga korban,"kata Lukman saat ditemui di Balai Kartini, Selasa (23/2/2016).
Lukman menuturkan, pemerintah Arab Saudi tak menyebutkan secara spesifik alasan mengapa santunan tersebut tak kunjung turun. Secara umum mereka hanya mengatakan biaya santunan sedang diproses.
"Ini yang menuntut keluarga korban. Dan memang butuh santunan yang pernah dijanjikan Saudi itu," ujar politisi Partai Persatuan Pembangunan itu.
Pemerintah Arab Saudi sebelumnya menjanjikan santunan sebesar 1 juta riyal atau Rp 3,8 miliar bagi semua keluarga korban meninggal dan cacat fisik tetap serta 500.000 riyal atau Rp 1,9 miliar untuk korban luka.
Jumlah anggota jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia dalam musibah crane jatuh di Masjidil Haram berjumlah 12 orang.
Sementara itu, jumlah korban cedera dan sempat dirawat di rumah sakit sebanyak 42 orang.