Pada era 1950-an, trend 50’s housewife menjadi sangat terkenal dikalangan wanita berusia lebih dari 20 tahun, gan. Tahun 1950-an ini merupakan masa kejayaan dunia fashion bagi kaum wanita. Setelah Perang Dunia II usai, artinya tidak ada lagi aturan harus memakai warna gelap. Warna cerah dan mencolok menjadi trend. Walau terdapat sebutan ‘housewife’ atau ibu rumah tangga, sesungguhnya istilah ini mengacu untuk semua wanita di era tersebut. Estetika gaya berpakaian yang sopan dan serba tertutup, namun penuh warna-warna cerah dan motif yang beragam membuat wanita-wanita pada era ini terlihat feminin. Selain itu, untuk terlihat glamor pada era ini, para wanita menggunakan aksesoris seperti scarf untuk kepala, topi berret, dan sarung tangan yang terbuat dari kulit dengan berbagai macam warna.
Perempuan pada era 1950-an ingin membangun kembali jati diri mereka usai Perang Dunia II. Baju-baju pada era tersebut terkesan simpel dan elegan. Trend pada era ini meliputi kulit hewan paten yang diaplikasikan pada sepatu, tas, dan ikat pinggang. Sedangkan salah satu model dari banyak busana trend 50-an adalah gaun kamisol. Topi model pillboxes, toques, dan berret menjadi trend dan dikenakan dengan cara yang berbeda-beda.
Menjelang akhir era ini dress yang menyerupai pakaian balerina menjadi dominasi karena menonjolkan bagian pinggang yang ramping. Selain dress polos, di era ini juga mulai banyak diproduksi dress dengan corak floral dan corak yang mencolok lainnya. Sepatu stilleto ditemukan di era ini, namun sepatu jenis oxford juga mendukung kesan kasual untuk acara santai. Trend fashion Indonesia pada era ini masih terpengaruh dengan trend dari Amerika.

Selama awal 1960-an, fashion wanita mengikuti trend yang dikenakan oleh Jackie Kennedy atau Jacqueline Kennedy Onassis atau dikenal sebagai istri Presiden Amerika ke-35, J.F. Kennedy. Wanita manapun ingin mengikuti gayanya yang sederhana namun berkelas dan tampak modis. Beberapa item dari gayanya termasuk : Pill box hat, setelan warna pastel, mutiara, dan yang lainnya.
Namun, Jackie Kennedy bukan satu-satunya ikon fashion pada dekade 60-an. Audrey Hepburn, seorang aktris Hollywood juga menjadi ikon fashion karena perannya dalam salah satu film paling populer di tahun 1960-an berjudul Breakfast at Tiffany’s.
Salah satu dampak terbesar pada fashion modern yang dimulai pada tahun 1960 adalah pengenalan rok mini. Awalnya dibuat oleh perancang Mary Quant, rok jatuh enam sampai tujuh inci di atas lutut. Sering dipasangkan dengan celana ketat dan sepatu bot. Rok mini mulai menjadi sebuah fenomena yang masih ada hingga sekarang.
Lalu, gaun baby-doll dengan leher bulat dipakai oleh wanita manapun. Wanita juga mengenakan kaos berwarna cerah untuk terlihat mencolok di keramaian. Fotografer kenamaan Norman Parkinson berkata bahwa fashion tahun 1960-an selama satu dekade yang direfleksikan lewat peralihan trend dari gaun-gaun klasik hingga busana color-blocked yang ceria. Tatanan rambut chignon dan rias wajah ala pesta beralih menjadi model rambut sasak tinggi dan riasan cat eye yang sensual. Peralihan trend dari era ‘50an ke ‘60an ini disebut Swinging Sixties, ini menggambarkan ayunan mode yang dinamis dan penuh perubahan.

Seperti dekade sebelumnya, fashion pada era 1970-an berubah drastis sejak awal hingga akhir. Tapi era 70-an tidak dapat dibanding-bandingkan dengan era 60-an. Walau bagaimana pun, trend pada 1971 sedikit banyak terdapat kemiripan dengan trend pada tahun 1969 daripada tahun 1979.
Pada awal dekade, trend perempuan terkesan sangat flamboyan. Ekstrim, warna-warna terang dimana-mana dan rok panjang mengembang serta celana juga menjadi fashion item yang wajib untuk para perempuan
Trend perempuan pada akhir dekade didominasi dengan baju setelan. Pant-suits, jumpsuits, tracksuits, terkenal dari barat hingga ke timur. Namun bukan berarti bahwa dress, blouse, rok, dan jenis-jenis pakaian lainnya tidak terpakai. Hal tersebut karena suits yang paling terkenal diantara yang lainnya. Topi tidak terlalu populer untuk kegiatan sehari-hari, dan begitu juga dengan perhiasan. Trend rambut dibiarkan panjang dan natural.

Fashion untuk perempuan pada awal dekade 1980-an cenderung kepada bahan-bahan halus dan warna-warna netral. Pada awal dekade ini, warna neon yang menjadi ciri khas trend era ini belum menjadi muncul. Sepanjang era ini, hampir setiap perempuan memiliki baju jenis turtleneck dan scarf menjadi trend kembali. Jeans denim menjadi kegemaran, dan beberapa diantaranya termasuk jenis bleach, dye, overwashed, dan yang lainnya.

Disepanjang dekade 1980-an, prints yang menampilkan tokoh karakter dalam kartun atau film juga sangat populer daripada di dekade-dekade sebelumnya. Bordir-bordir berbentuk karakter juga menjadi trend dikalangan remaja. Mulai pertengahan hingga akhir 1980-an mulai bermunculan eksperimen-eksperimen terkait trend fashion. Mulai dari bahan yang bisa berubah warna, hingga pakaian yang bisa dipakai luar-dalam. Neon yang terang sangat populer, bahan metalik, serta nama brand menjadi sangat penting. Ikat pinggang serta gelang menjadi aksesoris yang sangat penting untuk dikenakan.

Pada era 1990-an, items yang menjadi trend diantaranya adalah legging hitam yang dipadukan dengan oversized sweater, sepatu hak rendah, kemeja flanel, denim, t-shirt, rok, turtleneck yang dilapisi kardigan atau sweater, dan yang lainnya.
Trend tahun 1970-an menjadi terkenal kembali pada era ini. Kaus-kaus tie-dye, bell-bottom jeans, dan rambut lurus. Semua trend yang ada pada era 1980-an ditinggalkan begitu saja karena era 1980-an seperti diasumsikan sebagai hal buruk.
Di Indonesia, Junkies Style menjadi trend di kalangan anak muda pada era 1990-an. Junkies Style mengacu pada gaya berpakaian orang-orang yang berbadan kurus dan suka memakai pakaian yang ukurannya relatif ketat. Dipadukan dengan celana jeans belel atau cut-bray. Namun, gaya ini sebenarnya cenderung lebih terlihat seperti gaya Rock ’n Roll yang dipadukan dengan gaya hipster yang lebih simpel. Ciri khasnya yaitu dengan menggunakan kaos, jeans belel, dan sepatu kasual. Namun, Junkies Style ini juga bisa mengacu pada anak-anak muda yang gemar menggunakan narkoba.
Pada akhir tahun 1980-an, majalah Gadis membuat sebuah kompetisi tahunan yang diselenggarakan untuk remaja-remaja perempuan yang ingin menjadi model. Hal ini membuat trend tersendiri di kalangan remaja perempuan. Mulai dari pakaian, make up, hingga tatanan rambut yang dikenakan gadis sampul akan menjadi trend yang diikuti remaja lainnya. Dengan adanya trend tersebut, pengaruh budaya barat mulai berkurang dan trend di kalangan remaja hingga dewasa menjadi lebih terasa Indonesia-nya.