- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Saatnya Dinasty Soeharto di 2019? Mbak Titiek Diprediksi Pimpin GOLKAR
TS
zitizen4r
Saatnya Dinasty Soeharto di 2019? Mbak Titiek Diprediksi Pimpin GOLKAR
Kader Muda Diprediksi Pimpin Golkar, Mbak Titiek Masuk Nominasi
Selasa, 26 Januari 2016 , 00:41:00
Siti Hediati Hariyadi atau akrab dipanggil Titiek Soeharto. Foto: dok.JPNN
JAKARTA - Musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Partai Golkar yang ditarget digelar sebelum Ramadhan tahun ini diprediksi akan menjadi momentum bagi munculnya kader muda memimpin partai beringin rindang itu.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Handri Satrio menyebut, sejumlah kader muda yang berpeluang menduduki kursi ketum Golkar antara lain Idrus Marham, Ade Komarudin, Azis Syamsudin, Agus Gumiwang, Airlangga Hartato, Priyo Budi Santoso, dan Siti Hediati Hariyadi atau akrab dipanggil Titiek Soeharto.
“Mereka para kader muda punya peluang dan Munaslub akan menjadi momentum munculnya generasi baru, kader muda,” ujar Satrio saat dihubungi kemarin (25/1).
Terkait dengan sikap sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar yang belum sepakat digelarnya Munaslub, Satrio yakin pada akhirnya para pengurus daerah akan setuju.
Alasannya, jika Munaslub tidak digelar, maka konflik dua kubu di internal Golkar tidak akan kelar.
“Saya rasa DPD akan setuju pada akhirnya, sebab bila tidak, Golkar terancam akan kembali menuai hasil buruk di pilkada serentak 2017,” ujarnya.
Sementara, di forum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, mulai kasak-kusuk beredar nama-nama yang akan dijagokan sebagai calon ketum.
Salah satunya nama Idrus Marham, Sekretaris Jenderal Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie. Politikus asal Makassar itu pun tidak membantah namanya mulai beredar. Hanya saja, dia mengaku tidak dalam kapasitas mencalonkan diri, melainkan didorong agar ikut maju.
"Bukan karena mencalonkan diri, melainkan dicalonkan," kata Idrus.
Dia berharap masalah kandidat jangan dibesar-besarkan dulu. Alasannya, hingga kemarin juga belum ada keputusan resmi jadi tidaknya digelar munaslub itu."Nanti saja, setelah ada keputusan," ujarnya..
Apalagi, kata Idrus, tidak etis jika sudah membicarakan nama kandidat ketua umum ketika masalah munaslub belum diputuskan. "Jangan mendahului proses. Tidak etis," tandasnya.
http://www.jpnn.com/read/2016/01/26/...asuk-Nominasi-
Babak Baru Kisruh Golkar
Selasa 21 Apr 2015, 13:31 WIB
Jakarta - Pasca berakhirnya Orde Baru pada 1998, panggung politik keluarga mendiang Presiden Soeharto nyaris tenggelam. Dua anak Soeharto yakni Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) dan Hutomo Mandala putra alias Tommy Soeharto pernah mencoba kembali berpolitik.
Namun saat itu Mbak Tutut yang mendirikan Partai Karya Peduli Bangsa gagal. Tommy juga gagal dalam perebutan kursi Ketua Umum Partai Golongan Karya di Riau 2009. Awal tahun 2012 Tommy mendirikan Partai Nasional Republik (Nasrep). Lagi-lagi langkah putra bungsu Soeharto itu gagal. Partai Nasrep tak lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum untuk menjadi peserta Pemilu 2014.
Siti Hediati Harijadi menjadi satu-satunya trah Cendana -- merujuk pada kediaman keluarga Soeharto di Jalan Cendana, Menteng -- yang sukses berpolitik. Perempuan yang biasa disapa Mbak Titiek itu terpilih menjadi anggota legislatif dari Partai Golongan Karya periode 2014-2019.
Arena panggung politik keluarga Cendana pun seolah kembali. Setelah Mbak Titiek, Tommy Soeharto kembali ke Golkar, partai yang pernah menjadi kendaraan politik sang ayah.
Kiprah Tommy di Golkar awalnya diam-diam. Namun begitu konflik dualisme kepengurusan Partai Golkar antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie (Ical) kian meruncing, putra kinasih mendiang Presiden Soeharto itu muncul.
Pekan lalu Mbak Titiek dan Tommy mengundang elite Golkar hasil Munas Bali ke kantor mereka di gedung Granadi, Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka yang hadir antara lain; Ketum Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie, Ketua FPG DPR Ade Komarudin, dan Fuad Hasan Mansyur.
Hadir juga mantan Ketua Umum Golkar yang kini menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Akbar Tandjung. Menurut Akbar, dalam pertemuan yang digelar selepas salat Jumat pada 10 April 2015 itu Tommy menyampaikan keprihatinan atas konflik di tubuh Partai Golkar.
"Mas Tommy mengusulkan bagaimana supaya bisa dilakukan munas islah untuk mencari solusi masalah (Golkar) ini," kata Akbar saat berbincang dengan detikcom, Selasa (21/4/2015).
Dalam pertemuan itu, Ical belum secara terang menyetujui usulan Tommy. Alasannya dia dan pengurus hasil Munas Bali masih berupaya mengajukan gugatan hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
Namun menurut Akbar satu hari kemudian, Ical memberikan isyarat menyetujui usulan Tommy. "Satu hari setelah pertemuan dengan Mas Tommy saya ketemu lagi dengan Ical. Ical tanya ke saya, kapan kita ketemu untuk membahas gagasan Mas Tommy," papar Akbar.
Usulan agar Golkar menggelar Munaslub seperti saran Tommy juga disetujui oleh Dewan Pertimbangan Partai hasil Munas Riau 2009 yang menggelar pertemuan di rumah Akbar Tandjung di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pekan lalu.
Sayang Tommy Soeharto yang ditemui di Taman Mini Indonesia Indah pekan lalu menolak berkomentar soal kiprahnya di Golkar.
http://news.detik.com/berita/2893610...tommy-soeharto
Keluarga Cendana Ingin Ambil Alih Golkar? Ini Kata Kubu Ical
Kamis 23 Apr 2015, 17:30 WIB
Jakarta - Putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi (Mbak Titiek) menyebut kader-kader daerah mendukung keluarga Cendana untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Golongan Karya. Pengurus daerah, kata Titiek, ingin Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin itu.
Wakil Ketua Umum Golkar, kubu Aburizal Bakrie (Ical), Aziz Syamsuddin mengatakan semua kader Golkar berhak jadi caketum.
"Secara umum, seluruh kader Golkar mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi calon ketum Golkar," kata Aziz di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (23/4/2015).
Meski begitu, Aziz enggan berkomentar tentang kader daerah yang diklaim Titiek. Dia mengaku tidak tahu apakah keluarga Cendana memang sosok yang diidam-idamkan kader daerah. "Itu saya tidak tahu, itu tidak tahu," ujar Ketua Komisi III DPR ini.
Kader-kader daerah dianggap bisa menentukan sendiri calon yang dianggap cocok. Aziz menyerahkan penilaian terhadap sosok Tommy kepada mereka. "Yang punya suara kan DPD. Tanya DPD kan pemegang suara," kata Aziz.
Sebelumnya, Titiek enggan merinci lebih lanjut, apakah dukungan itu berasal dari sebagian besar Dewan Pimpinan Daerah Golkar atau hanya sebagian kecil saja. Yang jelas, peran Keluarga Cendana kini dirasa 'urgent'.
"Daerah-daerah lama-lama bersuara, 'Jadi, keluarga Pak Harto saja deh yang ambil oper.' Ada suara-suara seperti itu," kata Titiek.
http://news.detik.com/berita/2896481...kata-kubu-ical
-------------------------------------------------------
Tatiek Soeharto
Tatiek Soeharto ini memiliki aura bapaknya (almarhum Presiden Soeharto), aura bekas suaminya (Prabowo), dan cukup dekat dengan rakyat (terbukti dia terpilih sebagai anggota DPR dengan suara terbanyak di wilayah Jogya). Diduga menaikkan Tatiek sebagai Ketua Umum GOLKAR menggantikan Ical adalah strategi Golkar untuk tetap bisa mempertahankan suaranya di pemilu dan Pilpres 2019 yang tinggal 3 tahun lagi. Ada kemungkinan, pihak GOLKAR dan koalisinya (tentu KMP Prabowo yang utama yang akan mendukun Tatiek), akan mengusungnya sebagai Capres di tahun 2019, yang sangat mungkin akan berhadapan dengan Puan Maharani, capres dari PDIP.
Selasa, 26 Januari 2016 , 00:41:00
Siti Hediati Hariyadi atau akrab dipanggil Titiek Soeharto. Foto: dok.JPNN
JAKARTA - Musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Partai Golkar yang ditarget digelar sebelum Ramadhan tahun ini diprediksi akan menjadi momentum bagi munculnya kader muda memimpin partai beringin rindang itu.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Handri Satrio menyebut, sejumlah kader muda yang berpeluang menduduki kursi ketum Golkar antara lain Idrus Marham, Ade Komarudin, Azis Syamsudin, Agus Gumiwang, Airlangga Hartato, Priyo Budi Santoso, dan Siti Hediati Hariyadi atau akrab dipanggil Titiek Soeharto.
“Mereka para kader muda punya peluang dan Munaslub akan menjadi momentum munculnya generasi baru, kader muda,” ujar Satrio saat dihubungi kemarin (25/1).
Terkait dengan sikap sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar yang belum sepakat digelarnya Munaslub, Satrio yakin pada akhirnya para pengurus daerah akan setuju.
Alasannya, jika Munaslub tidak digelar, maka konflik dua kubu di internal Golkar tidak akan kelar.
“Saya rasa DPD akan setuju pada akhirnya, sebab bila tidak, Golkar terancam akan kembali menuai hasil buruk di pilkada serentak 2017,” ujarnya.
Sementara, di forum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, mulai kasak-kusuk beredar nama-nama yang akan dijagokan sebagai calon ketum.
Salah satunya nama Idrus Marham, Sekretaris Jenderal Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie. Politikus asal Makassar itu pun tidak membantah namanya mulai beredar. Hanya saja, dia mengaku tidak dalam kapasitas mencalonkan diri, melainkan didorong agar ikut maju.
"Bukan karena mencalonkan diri, melainkan dicalonkan," kata Idrus.
Dia berharap masalah kandidat jangan dibesar-besarkan dulu. Alasannya, hingga kemarin juga belum ada keputusan resmi jadi tidaknya digelar munaslub itu."Nanti saja, setelah ada keputusan," ujarnya..
Apalagi, kata Idrus, tidak etis jika sudah membicarakan nama kandidat ketua umum ketika masalah munaslub belum diputuskan. "Jangan mendahului proses. Tidak etis," tandasnya.
http://www.jpnn.com/read/2016/01/26/...asuk-Nominasi-
Babak Baru Kisruh Golkar
Selasa 21 Apr 2015, 13:31 WIB
Jakarta - Pasca berakhirnya Orde Baru pada 1998, panggung politik keluarga mendiang Presiden Soeharto nyaris tenggelam. Dua anak Soeharto yakni Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) dan Hutomo Mandala putra alias Tommy Soeharto pernah mencoba kembali berpolitik.
Namun saat itu Mbak Tutut yang mendirikan Partai Karya Peduli Bangsa gagal. Tommy juga gagal dalam perebutan kursi Ketua Umum Partai Golongan Karya di Riau 2009. Awal tahun 2012 Tommy mendirikan Partai Nasional Republik (Nasrep). Lagi-lagi langkah putra bungsu Soeharto itu gagal. Partai Nasrep tak lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum untuk menjadi peserta Pemilu 2014.
Siti Hediati Harijadi menjadi satu-satunya trah Cendana -- merujuk pada kediaman keluarga Soeharto di Jalan Cendana, Menteng -- yang sukses berpolitik. Perempuan yang biasa disapa Mbak Titiek itu terpilih menjadi anggota legislatif dari Partai Golongan Karya periode 2014-2019.
Arena panggung politik keluarga Cendana pun seolah kembali. Setelah Mbak Titiek, Tommy Soeharto kembali ke Golkar, partai yang pernah menjadi kendaraan politik sang ayah.
Kiprah Tommy di Golkar awalnya diam-diam. Namun begitu konflik dualisme kepengurusan Partai Golkar antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie (Ical) kian meruncing, putra kinasih mendiang Presiden Soeharto itu muncul.
Pekan lalu Mbak Titiek dan Tommy mengundang elite Golkar hasil Munas Bali ke kantor mereka di gedung Granadi, Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka yang hadir antara lain; Ketum Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie, Ketua FPG DPR Ade Komarudin, dan Fuad Hasan Mansyur.
Hadir juga mantan Ketua Umum Golkar yang kini menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Akbar Tandjung. Menurut Akbar, dalam pertemuan yang digelar selepas salat Jumat pada 10 April 2015 itu Tommy menyampaikan keprihatinan atas konflik di tubuh Partai Golkar.
"Mas Tommy mengusulkan bagaimana supaya bisa dilakukan munas islah untuk mencari solusi masalah (Golkar) ini," kata Akbar saat berbincang dengan detikcom, Selasa (21/4/2015).
Dalam pertemuan itu, Ical belum secara terang menyetujui usulan Tommy. Alasannya dia dan pengurus hasil Munas Bali masih berupaya mengajukan gugatan hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
Namun menurut Akbar satu hari kemudian, Ical memberikan isyarat menyetujui usulan Tommy. "Satu hari setelah pertemuan dengan Mas Tommy saya ketemu lagi dengan Ical. Ical tanya ke saya, kapan kita ketemu untuk membahas gagasan Mas Tommy," papar Akbar.
Usulan agar Golkar menggelar Munaslub seperti saran Tommy juga disetujui oleh Dewan Pertimbangan Partai hasil Munas Riau 2009 yang menggelar pertemuan di rumah Akbar Tandjung di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pekan lalu.
Sayang Tommy Soeharto yang ditemui di Taman Mini Indonesia Indah pekan lalu menolak berkomentar soal kiprahnya di Golkar.
http://news.detik.com/berita/2893610...tommy-soeharto
Keluarga Cendana Ingin Ambil Alih Golkar? Ini Kata Kubu Ical
Kamis 23 Apr 2015, 17:30 WIB
Jakarta - Putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi (Mbak Titiek) menyebut kader-kader daerah mendukung keluarga Cendana untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Golongan Karya. Pengurus daerah, kata Titiek, ingin Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin itu.
Wakil Ketua Umum Golkar, kubu Aburizal Bakrie (Ical), Aziz Syamsuddin mengatakan semua kader Golkar berhak jadi caketum.
"Secara umum, seluruh kader Golkar mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi calon ketum Golkar," kata Aziz di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (23/4/2015).
Meski begitu, Aziz enggan berkomentar tentang kader daerah yang diklaim Titiek. Dia mengaku tidak tahu apakah keluarga Cendana memang sosok yang diidam-idamkan kader daerah. "Itu saya tidak tahu, itu tidak tahu," ujar Ketua Komisi III DPR ini.
Kader-kader daerah dianggap bisa menentukan sendiri calon yang dianggap cocok. Aziz menyerahkan penilaian terhadap sosok Tommy kepada mereka. "Yang punya suara kan DPD. Tanya DPD kan pemegang suara," kata Aziz.
Sebelumnya, Titiek enggan merinci lebih lanjut, apakah dukungan itu berasal dari sebagian besar Dewan Pimpinan Daerah Golkar atau hanya sebagian kecil saja. Yang jelas, peran Keluarga Cendana kini dirasa 'urgent'.
"Daerah-daerah lama-lama bersuara, 'Jadi, keluarga Pak Harto saja deh yang ambil oper.' Ada suara-suara seperti itu," kata Titiek.
http://news.detik.com/berita/2896481...kata-kubu-ical
-------------------------------------------------------
Tatiek Soeharto
Tatiek Soeharto ini memiliki aura bapaknya (almarhum Presiden Soeharto), aura bekas suaminya (Prabowo), dan cukup dekat dengan rakyat (terbukti dia terpilih sebagai anggota DPR dengan suara terbanyak di wilayah Jogya). Diduga menaikkan Tatiek sebagai Ketua Umum GOLKAR menggantikan Ical adalah strategi Golkar untuk tetap bisa mempertahankan suaranya di pemilu dan Pilpres 2019 yang tinggal 3 tahun lagi. Ada kemungkinan, pihak GOLKAR dan koalisinya (tentu KMP Prabowo yang utama yang akan mendukun Tatiek), akan mengusungnya sebagai Capres di tahun 2019, yang sangat mungkin akan berhadapan dengan Puan Maharani, capres dari PDIP.
0
5.7K
15
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan