MOSKVA – Di saat negara-negara lain sibuk menyiapkan pembicaraan untuk membahas perdamaian di Suriah, Turki disebutkan malah memperkaya kekuatan militer dua militan teroris Suriah, Al-Nusra Front dan Ahrar ash-Shams.

Tudingan ini datang dari Rusia, lewat juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia, Maria Zakharova. “Dua kelompok militan itu mendapatkan tambahan kekuatan yang serius dari Turki,” cetus Zakharova, disitat Belfast Telegraph, Jumat (22/1/2016).

Pembahasan mengenai nasib Suriah sendiri direncanakan akan dibahas di Jenewa, Swiss, Senin, 25 Januari 2016 mendatang. Pun begitu, rencana pembahasan yang juga akan menghadirkan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu justru kemungkinan ditunda.

Pasalnya, beberapa negara seperti Rusia dan Amerika Serikat (AS), masih beradu pendapat soal pihak oposisi Suriah mana yang akan turut diundang.

Di sisi lain, Rusia menyesalkan bahwa dua kelompok militan yang berafiliasi dengan Al-Qaeda itu mendapat pasokan dari Turki.

“Sayangnya pada beberapa hari terakhir, terutama jelang negosiasi inter-Suriah di Jenewa, aktivitas kelompok teroris kian intensif. Jelas bahwa mereka ingin membalikkan keadaan di medan pertempuran,” lanjutnya.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa perbentengan (yang dibangun Turki) di sepanjang perbatasan Suriah-Turki, kemungkinan besar bisa digunakan kelompok militan sebagai basis,” sambung Zakharova.

“Saat semua pihak berharap bawha dialog antara pemerintah Suriah dan oposisi akan punya makna tertentu, ada kekuatan eksternal justru membantu militan di Suriah, termasuk kelompok teroris, dengan senjata dan amunisi,” imbuhnya lagi.
--
==> http://news.okezone.com/read/2016/01...teroris?page=2
--

semoga Suriah dan Irak segera damai spt sedia kala . . .