M.AlifAvatar border
TS
M.Alif
Adipura 2015 Bandung dapat , Ridwan Kamil belum puas. Yogya gagal.

Bandung - Pemerintah kembali menganugerahkan penghargaan Piala Adipura untuk Kota Bandung. Penghargaan serupa pernah diterima Kota Bandung pada 17 tahun lalu.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku masih banyak hal yang harus dibenahi terkait tata kelola dan kebersihan di kotanya. “Adipura ada range-nya. Ada yang rendah, sedang, dan yang tinggi. Bandung ini masuk yang paling rendah,” kata Ridwan di Bandung, Senin (23/11).

Ridwan sendiri menargetkan kotanya bisa mendapatkan Piala Adipura yang menilai tata kelola lingkungan dan kebersihan pada tahun 2016. “Kalau sekarang diapresiasi oleh pemerintah dengan puluhan indikator, Alhamdullilah,” imbuhnya.

Meski demikian, Ridwan mengakui apabila ada pihak yang merasa kurang puas dengan pencapaian itu.

“Kalau masih ada kurang-kurang, ketidakpuasan pasti ada. Kalau mau fair, silahkan bandingkan sebelum saya dan setelah saya menjabat. Progress ini yang dihargai,” terang dia sembari menambahkan pencapaian Kota Bandung memang berada pada batas paling bawah untuk penilaian Piala Adipura ini.

Pemerintah Kota Bandung sendiri sudah menggelar sedikitnya 30 program terkait tata kelola lingkungan yang melibatkan kebersihan, tata kelola kota bebasis inovasi, desentralisasi, deregulasi, serta kolaborasi

“Kebersihannya meningkat. Bahwa bersih sekali itu debatable, tapi jauh lebih bersih dari tahun pertama (menjabat), itu fakta. Sebelumnya dapat best effort, usahanya dihargai,” tegas Ridwan.

Wali kota yang mengawali karirnya sebagai arsitek ini juga sempat memamerkan hasil swafoto di akun Instagram miliknya. Dalam foto itu tampak Ridwan memegang kertas bertuliskan "Setelah 19 tahun Persib Juara Lagi. Setelah 17 tahun Piala Adipura Hadir Lagi."

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat, Dadan Ramdan mengatakan, penghargaan itu belum pantas diterima oleh Pemerintah Kota Bandung. “Tidak terlihat keberhasilannya,” ujar Dadan.

Aktivis lingkungan ini juga mengkritisi Ridwan Kamil yang hanya memperbaiki dan menata taman. “Sekarang sudah tidak terpelihara,” imbuhnya sembari menambahkan seharusnya penghargaan itu dihapuskan karena pemerintah kota seringkali melupakan program pembangunan yang mendasar untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat.

sumber:http://www.beritasatu.com/nasional/324394-dapat-piala-adipura-ridwan-kamil-belum-puas.html

Kota Jogja Gagal Sabet Anugerah Adipura



Kegagalan Kota Jogja menyabet Anugerah Adipura ini, mengulang tahun 2014. Kota Jogja pun hanya bisa mendapatkan plakat Adipura untuk kategori terminal. Plakat Adipura ini merupakan kasta terendah. Tingkatannya, setelah plakat, sertifikat, anugerah, baru yang terbaik Adipura Kencana.

Wali Kota Jogja, Haryadi Suyuti mengaku, target untuk minimal mengulang tahun 2013 dengan mendapatkan Anugerah Adipura kembali gagal. ”Akan kami evaluasi. Kalau memang sampah, ya harus dibicarakan dengan provinsi, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul,” ujar HS di sela Rapat Paripurna di gedung DPRD Kota Jogja, kemarin (24/11).

Ia mengungkapkan, masalah sampah tak bisa hanya diselesaikan Kota Jogja. Sebab, Kota Jogja tak mengelola sampah mandiri. ”Harus berkoordinasi,” jelas HS.

Untuk tahun ini, menurut HS, tata lingkungan di Kota Jogja sudah baik. Baik di fasilitas umum maupun lingkungan hidup private di masyarakat. Yang masih menjadi persoalan hanya sampah. ”Tahun ini harus diperbaiki. Kami bertekad bisa mengulangi Anugerah Adipura tahun depan,” tandasnya.

Plakat Adipura diterima langsung Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Jogja, Aman Yuriadijaya. Selain Kota Jogja, Plakat Adipura untuk kategori terminal terbaik juga diraih Kabupaten Sleman dan Kota Tangerang.

Kategori lain yang juga mendapatkan penghargaan Plakat Adipura adalah kategori taman terbaik diraih empat kota, pasar terbaik tiga kota, hutan kota terbaik empat kota, dan TPA terbaik tiga kota.

Setingkat di atasnya, adalah penghargaan Sertifikat Adipura. Penghargaan ini diberikan kepada kota/ibukota kabupaten yang mengalami kenaikan nilai Adipura signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Peraih kota kategori ini ini ada 69 kota.

Rinciannya, satu kota kategori metropolitan, tiga kota kategori kota besar, 18 kota kategori sedang, dan 47 kota kategori kecil. Kemudian di atasnya lagi, Anugerah Adipura untuk 65 kota. Rinciannya, lima kota metropolitan, tiga kota kategori kota besar, 25 kota sedang, dan 32 kota kategori kota kecil.

Penghargaan terbaik, yaitu anugerah Adipura Kencana diserahkan untuk tiga kota. Surabaya merupakan peraih Adipura Kencana kategori kota metropolitan, Balikpapan kota besar, dan Kendari untuk kategori kota sedang.

Adipura periode 2014-2015 tim memantau 357 kota dan ibukota kabupaten di seluruh Indonesia. Salah satu kriteria penilaian yang menjadi fokus utama adalah TPA sampah yang minimal sudah menerapkan sistem controlled landfill atau lahan uruk terkontrol. (eri/jko/ong)

sumber:http://www.radarjogja.co.id/blog/2015/11/25/kota-jogja-gagal-sabet-anugerah-adipura/


Bandung Raih Peringkat 2 Penghargaan Smart City, Kata Ridwan Kamil dibutuhkan pemetaan kota-kota yang masih banyak tertinggal (termasuk Jogja).




Jakarta - Bandung menjadi salah satu daerah yang mendapat penghargaan Smart Region dalam Indonesia Smart Nation Award. Di kategori kota berukuran besar, Bandung menduduki peringkat kedua.

Bandung kalah dari Surabaya, namun mengungguli Semarang, Bekasi, dan Depok. Atas hasil tersebut, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku cukup puas.

"Smart city ini kan masih hal baru, kami belum ada referensi, jadi masing- masing kota berjuang sendiri," kata pria yang akrab disapa Emil ini. Dia hadir dalam malam penganugerahan yang berlangsung di Hotel JS Luwansa, Selasa (20/10/2015) malam.

Emil mengakui keunggulan kota Surabaya yang meraih urutan pertama sebagai Smart City dalam penghargaan ini. Itu karena kota pahlawan tersebut sudah lebih berpengalaman.

"Surabaya sudah mulai lebih dahulu, dia sudah sekitar lima tahun. Saya baru mulai dua tahun," ujarnya.



Aspek smart city dianggap sudah menjadi kebutuhan suatu daerah. Pemerintah pusat diharapkan segera menyiapkan peta pergerakan smart city ini.

"Karena ini kan sudah terlalu jauh ya. Bukan soal juara 1 atau 2, tapi dibutuhkan pemetaan kota-kota yang masih banyak tertinggal," ungkap Emil.

Penilaian dalam penobatan Smart City dilihat dari jumlah masalah yang berhasil diselesaikan oleh suatu kota atau daerah. Menurut Emil, sejauh ini Bandung sendiri sudah berhasil menyelesaikan 300 masalah.

"Ya saya kan bekerja sesuai kebutuhan. Bekerja sesuai target untuk memberikan yg terbaik," ucapnya.

Acara ini merupakan kerja sama dari Citiasia inc, Indosat dan Datacomm sebagai penggagas dan mendapat dukungan dari Kemendagri serta DPD RI. Pemenang dalam anugerah ini dibagi menjadi kategori kota, kabupaten, provinsi. Lalu pemenang dibagi lagi menjadi sub kategori berukuran besar, sedang dan kecil.
(imk/imk)

sumber:http://news.detik.com/berita/3049077/bandung-raih-peringkat-2-penghargaan-smart-city-ini-kata-ridwan-kamil
Diubah oleh M.Alif 21-01-2016 06:59
0
2.2K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan