zhouxian
TS
zhouxian
Sinar Mas Bidik "Power Plant" Senilai US$ 1,65 Miliar


Jakarta – Grup Sinar Mas membidik proyek pembangkit listrik (power plant) hingga berkapasitas 1.100 megawatt (MW) dengan potensi investasi sekitar US$ 1,3-1,65 miliar. Kelompok usaha yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja tersebut menargetkan memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas 1.000-2.000 MW pada 2020.

Managing Director Sinar Mas Gandhi Sulistiyanto mengatakan, pihaknya tengah menggarap sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan total kapasitas 600 MW. Selain itu, satu lisensi pembangkit dengan kapasitas 300 MW sudah dikantongi Grup Sinar Mas. Dengan demikian, perseroan telah meraih proyek pembangkit sebanyak 900 MW.

“Kami ingin berkontribusi sebanyak-banyaknya dari bisnis power plant ini, tapi juga sesuai kapasitas perusahaan,” kata Gandhi di Jakarta, Selasa (12/1).

Sementara itu, Chairman & CEO Golden Agri Resources Ltd Franky O Widjaja mengatakan, kapasitas pembangkit yang mampu dibangun oleh Grup Sinar Mas diperkirakan mencapai 2.000 MW. Nilai investasi power plant tergantung dari lokasi. Namun, investasinya berkisar antara US$ 1,2-1,5 juta per MW.

Menurut Franky, rencana ekspansi pembangkit listrik seiring dengan rencana pemerintah yang mengusung program kelistrikan hingga 35 ribu MW dalam lima tahun. Grup Sinar Mas membuka peluang untuk mencari mitra strategis dalam mengincar tender power plant berkapasitas besar.

“Kami akan lihat tender yang dibuka pemerintah. Kalau skala power plant kecil, kami bisa bangun sendiri. Jika memang skala besar, kami melihat mitra strategis yang berpengalaman untuk teknologinya,” tutur dia.

Franky menambahkan, unit usaha Sinar Mas yang paling memungkinkan untuk menggarap pembangkit listrik adalah anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), yakni PT DSSA Power. Jika memungkinkan, perseroan berencana lebih banyak menggarap pembangkit listrik mulut tambang yang dekat dengan tambang batubara Grup Sinar Mas.

Berdasarkan catatan Investor Daily, Dian Swastatika tengah menggarap dua proyek pembangkit listrik dengan total investasi US$ 620 juta hingga 2018. Proyek tersebut adalah Sumsel-5 Musi Banyuasin berkapasitas 2x150 megawatt (MW) dan Kendari-3 berkapasitas 2x50 MW.

Sumsel-5 yang digarap sejak 2013 diperkirakan membutuhkan pasokan 2 juta ton per tahun. Sementara Kendari-3 yang akan dibangun tahun ini memerlukan pasokan batubara sebesar 500 ribu ton per tahun.

Berau Coal
Sementara itu, setelah menguasai PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), Grup Sinar Mas dapat memanfaatkan pasokan batubara Berau Coal untuk kebutuhan pembangkit listrik perseroan.

Di sisi lain, Berau Coal tengah berusaha merestrukturisasi utang senilai total US$ 950 juta. Salah satu utang yang menjadi prioritas restrukturisasi adalah guaranted senior secured notes senilai US$ 450 juta.

Gandhi menjelaskan, perseroan tengah mengkaji opsi restrukturisasi selain pembelian kembali (buyback) surat utang tersebut. “Kami sedang membereskan segala aspek legal. Buyback obligasi bukan opsi satu-satunya, kami masih pelajari,” terang dia.

Gandhi belum dapat menjelaskan opsi tersebut, termasuk apakah ada opsi suntikan modal dari Grup Sinar Mas kepada Berau untuk melunasi utang. Selain itu, perseroan pun tengah mempertimbangkan perpanjangan moratorium surat utang tersebut.

Sebagai informasi, moratorium tersebut telah berakhir pada 6 Januari 2016. Sebelum berakhir, Pengadilan tinggi di Singapura telah mengeluarkan perintah (court order) atas permohonan yang diajukan Berau Capital Resources Pte Ltd selaku penerbit guaranted senior secured notes. Pengadilan memberikan moratorium selama enam bulan kepada Berau Capital atas surat utang itu, yang semula jatuh tempo Juli 2015.

Adapun selama periode 24 November-16 Desember 2015, Berau Coal menggelar penawaran tender senior secured notes. Tender offer tersebut dilakukan dalam rangka pembelian kembali surat utang.

Hasil tender offer, yakni total jumlah pokok notes yang diajukan pemegang notes untuk tender senilai US$ 272,59 juta. Namun, perseroan hanya menerima penawaran yang diajukan pemegang notes senilai US$ 150,12 juta. Harga rata-rata penawaran notes yang diterima perseroan sekitar US$ 303,4 atas setiap US$ 1.000 dari jumlah pokok notes.

Pembayaran atas notes yang telah diterima itu diselesaikan pada 22 Desember 2015. Langkah Berau Coal menggelar tender offer bertujuan memperkuat likuditas perseroan. Sumber dana aksi korporasi tersebut berasal dari modal kerja perseroan.

Investor Daily

Farid Nurfaizi/MHD

Investor Daily

http://www.beritasatu.com/pasar-moda...65-miliar.html

pembangkit gan
0
2.5K
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan