TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan tingginya serapan anggaran dan penerimaan negara sepanjang 2015 disebabkan karena kinerja bidang ekonomi yang baik. Menurut Jokowi, kementerian dan lembaga sudah berhasil membuktikan bahwa prediksi yang muncul selama ini salah.

"Dulu banyak orang yang sangsi, nanti serapan anggaran di bawah 80 persen, penerimaan pajak, penerimaan negara di bawah 70 persen. Tapi akhirnya penyerapan 92 persen, penerimaan negara 84 persen," kata Jokowi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rabu, 6 Januari 2016.

Presiden mengatakan realisasi angka tersebut bisa tercapai karena semua menteri, kementerian dan lembaga bekerja keras. Meski memuji, Jokowi enggan menyatakan kepuasannya terhadap kinerja para pembantunya. "Puas atau tidak puas, terserah saya," katanya.

Jokowi mendesak seluruh kementeriannya untuk terus mendorong serapan anggaran. Ia ingin mengubah pola serapan anggaran yang selama ini berjalan. Menurut dia, pola yang selama ini berjalan hanya menghambat serapan anggaran. "Pola-pola lama ngebutnya di September, Oktober, November, dan Desember. Ini yang mau kami ubah, maju semuanya ke awal Januari," katanya.

Serapan anggaran yang tinggi, kata dia, akan menstimulasi perekonomian. Jokowi akan mendorong dan memastikan serapan anggaran terealisasi sesuai target di semua kementerian. " Minggu ini semua harus mulai. Mulai itu artinya harus sudah ada tanda tangan kontrak. Kalau sudah tanda tangan, artinya hari itu sudah langsung kerja, besok sudah ngebut," katanya.

ANANDA TERESIA

http://nasional.tempo.co/read/news/2...nggaran-rendah

saya setuju pak !