rosyidradentAvatar border
TS
rosyidradent
Bisnis esek-esek
Menjalani kehidupan dengan normal dan baik di zaman modern tapi edan seperti sekarang ini memang cenderung tidak segampang membalikan telapak tangan.
Tuntutan dan kebutuhan hidup secara jasmani tidak di pungkiri semakin berat, Dan akhirnya tidak sedikit orang yang rela menghalalkan segala cara, Agar kebutuhan hidup secara jasmani dapat terpenuhi .

Kali ini bisnis yang saya bahas berbeda dari artikel bisnis online/offline yang saya ulas sebelum-sebelumnya.


Saya menulis artikel ini, Karena keprihatinan saya melihat prostitusi yang kian marak dan terorganisir, Walaupun seringkali tempat-tempat prostitusi di razia oleh pemerintah setempat, Tapi tetap saja itu semua tidak menjamin tempat tersebut langsung akan terbebas dari para pelaku bisnis esek-esek.

Tempat prostitusi hari ini kena razia, Namun keesokan harinya tempat tersebut beroprasi seperti biasa, Seakan tidak ada takut dan kapok - kapoknya mereka di razia.
Dan mereka menganggap itu adalah resiko dari sebuah kerjaan.

Beberapa waktu yang lalu sebelum artikel ini kami publikasikan, Saya bersama rekan sesama blogger mencoba menyambangi tempat-tempat hiburan malam dan tempat-tempat esek-esek lainnya yang berada di pinggiran jalan raya, Lokasi yang kami sambangi pada waktu itu di sekitar jalan raya Pondok Aren Tangerang selatan.

Misi saya dan bersama teman saya waktu itu, Ingin mencari dan menggali informasi lebih dalam lagi tentang bisnis lendir ini.

Perjalanan misi pada malam itu kami mulai sekitar pukul 22.00 tepat di malam minggu, Yang kami yakini pada malam tersebut, Jumlah penjaja sex komersial dan para tamu-tamu penikmat kepuasan sesaat ini lebih banyak dari hari-hari biasanya.

Kami awali misi dengan mengunjungi tempat hiburan malam, Yang menurut informasi dari sumber yang kami yakini tempat tersebut disinyalir menyediakan wanita-wanita penghibur yang masih muda-muda dan kebanyakan di antaranya masih di bawah umur.

Sesampainya kami di sana, pemandangan yang sudah kami duga sebelumnya langsung menyambut hangat mata kami.
Kami pun langsung masuk ketempat tersebut dan di sambut dengan hangatnya oleh para wanita penghuni hiburan malam itu.

Musik disco yang keras dan putaran lampu-lampu hias seakan menambah enjoynya perjalanan misi kami pada waktu itu.

Setelah kami memesan minuman lalu duduk sambil mengisap sebatang rokok dan menikmati sajian musik disco di tempat tersebut.

Selang beberapa saat kami di hampiri cewek-cewek yang masih sangat abg, Yang menurut saya tidak sepantasnya anak-anak seusianya malam-malam berada di tempat tersebut, Sangat miris rasanya melihatnya.
Mungkin anak-anak lain seusianya yang lebih beruntung, Sedang menghabisi malam minggunya kumpul bersama keluargannya di rumah atau jalan-jalan bersama keluarga.

Tanpa canggung ataupun malu-malu layaknya pekerja yang sudah profesional, Cewek-cewek abg tersebut langsung menghampiri dan duduk di sebelah kami.

Kira-kira seperti ini sapaan pertama mereka kepada kami waktu itu.

" Hi boleh kami temenin ga ngobrolnya, Oya bagi rokonya dong, Rokok gue habis ni"

Iya tanpa kami jawab boleh atau tidak pun mereka langsung duduk dan berganbung bersama kami dan so akrab .

Singkat cerita

Karena misi kami adalah untuk mencari informasi tentang bisnis esek-esek, Kami langsung utarakan maksud dan tujuan kami kepada mereka.
Pada waktu penyampaian niat dan tujuan kami pada saat itu, Cewek-cewek tersebut lantas tidak langsung mengiyakan atau pun menolak ajakan perbincangan kami mengenai bisnis tersebut.

Salah satu dari dua cewek tersebut mengatakan: Kalau mau boking atau sekedar nemenin ngobrol harus ijin dulu sama si teteh .

Dalam hati saya langsung menebak, Mungkin yang di maksud si Teteh adalah mucikarinya mereka.
Selang beberapa saat sang mucikari pun di panggil, Dan langsung menghampiri kami sambil menjepit di kedua jarinya sebtanag rokok.

Tepat sekali, Tempat yang kami kunjungi malam itu...
Sang mucikari pun sangat bersahabat dan bisa di ajak kerja sama, Setelah kesepakan harga nemenin ngobrol sudah ok... Kami mulai menanyakan beberapa hal mengenai bisnis ilegal ini kepada sang mucikari.

Kira-kira seperti ini percakapn kami bersama si teteh /sang mucikari di tempat tersebut:

Saya: Makasih ni teh sudah mau nemenin kami ngobrol

Teteh: Sama-sama

Saya: Oya teteh aslinya orang mana dan sudah berapa lama teteh menjalani kerjaan/bisnis seperti ini?

Teteh: Saya berasal dari bandung bang, Menjalani usaha seperti ini kurang lebih sudah hampir 3 tahunan

Saya: Wahhhhhh..... Lama juga ya teh..
Saya: Maaf ya teh...... Memangnya teteh megang berapa cewek penghibur... dan dari mana teteh bisa mendapatkan cewek-cewek abg tersebut?

Teteh: Saat ini ada 7 orang, Tapi semuanya ch sekitar sepuluh cewek, Cuma yang tiga lagi pulang kampung.
Awalnya dulu saya juga di kenalin dan di ajak sama temen kerja seperti ini, Habis mau gimana lagi ya nyari kerjaan yang layak susah dan tetehkan hidup di kota orang perlu makan, Kalo ga kerja teteh bisa kelaparan.

Akhirnya saya nekad dan mau waktu itu di ajak temen untuk kerja jadi cewek gituan, Ya hasilnya lumayan saya bisa bayar kontrakan dan beli hp dan baju-baju bagus.

Tapi semakin kesini teteh jarang ada yang boking, Mungkin karena teteh sudah tua kali ya.... Hahhahahahahaaa.... Gelak tawa dia waktu itu.

Yaudah akhirnya saya mikir terus gimana kalau badan saya sudah tidak laku lagi, Karena pengunjung maunya cewek yang masih muda dan masih seger.

Anak cewek yang pertama kali saya ajak pada waktu itu, Teman saya dulu waktu masih kerja di salon.
Teteh ajak ketemuan dia di kost,an .. Terus dia saya beri hp dan pakaian yang bagus dan teteh bilang ini hp dan pakaian buat kamu, Gpp teteh ikhlas kita kan jarang ketemu.

terus dia nanya emang teteh sekerang kerja dimana, Sekarang teteh hebat ya bisa beli hp dan pakaian bagus-bagus bgt.

Yaudah saya tawarin dia, Mau ga kalo kamu kerja bareng saya....
Terus dia tanya....Emang kerja apa teh.... Yaudah teteh terus terang aja, Kerjaanya nemenin pengunjung di tempat hiburan malam.

Singkat cerita lagi

Akhirnya temen teteh itu langsung mau, Nahhh... mulai dari dia semakin bertambah tuh anak-anak teteh karena dia ngajak lagi teman-temannya dari kampung.

Saya: Emang berapa persen sih yang teteh dapat dari sekali kencan anak-anak asuh teteh..

Teteh: Saya dapat 20% dari sekali boking anak-anak, Tapi tergantung juga, Kalau lagi sepi teteh gpp hanya minta 10% atau engga sama sekali.

Teteh: Yasudah teteh mau kesana dulu, lagi pula kontrak waktu kita sudah habis ya.

Saya: Ok, teh makasih.

Saya: Anak asuh teteh panggil ya kesini

Teteh: OK!!


Lalu di panggilah cewek imut menurut saya dia sangat cantik dan juga tentunya masih sangat abg
Kulitnya yang putih senyumnya sungguh sangat menggoda, Kalau tidak ingat dosa sayapun ingin sekali mengencaninya... Heheheheee....
Tapi tetap saya harus konsisten dengan tujuan saya mendatangi tempat tersebut.

Perbincangan hangat pun kami mulai dengan menanyakan kabar dan sudah berapa lama dia kerja di situ..
Dan kami tanya siapa namanya dan berasal dari daerah mana, Dia menjawab: Namannya Nida aulia putri berasal dari Garut.

Nama yang sangat bagus bukan.... Namun sayang tidak sejalan dengan profesi dan kerjaannya... Jadi apalah arti sebuah nama.

Inilah perbincangan saya dengan gadis penghibur tersebut!!

Saya: Sudah berapa lama kerja disini...

Nida : Kurang lebih 3 bulanan

Saya: Siapa yang ngajak mbk kerja disini..

Nida: Ada temen saya

Saya: Teman satu kampung kah...

Nida: Iya

Saya: Awalnya di tawari kerja apa oleh temen mbk...

Nida: Waktu itu dia bilang kerja di tempat hiburan gitu, Tapi waktu itu belum di kasih tau tempat hiburannya seperti ini.

Saya: Terus reaksi mbk gimana pada waktu pertama kali masuk dan tau bahwa perkerjaannya ( Maaf) sebagai wanita penghibur...

Nida: Waktu itu sempet saya ga mau dan langsung pulang ke kost,an

Nida: Tapi saya di bujuk terus sama temen dan di kasih tau penghasilan uang yang di dapat, Akhirnya saya mau juga.
Daripada saya kerja jadi pelayan di tempat warung makan cape banget tapi gajinya ga seberapa, Dan saya juga pernah di sakiti cowok, sudah puas Lalu saya di tinggalin gitu aja.

Saya: Ohh... Lalu berapa penghasilan mbk tiap harinya...

Nida: Ya tergantung, Kalo lagi rame ya lumayan kalo lagi sepi paling cuma bisa buat beli makan - makan sama temen aja.

Saya: Orang tua mbk atau sodara ada ga yang tau, kerjaan mbk seperti ini...

Nida: Engga lah bang, Gila aja kalo sampai mereka tau, Bisa - bisa saya tidak di anggap anak lagi

Saya: Sudah bisa beli apa saja dari hasil profesi dan kerjaan mbk ini...

Nida: Ya lumayan lah bang... Bisa kebeli hp bagus, motor, pakaian-pakaian , sepatu,sisanya kadang saya kirim kekampung.
Dulu waktu masih kerja jadi pelayan warung makan, Boro-boro bisa beli ini itu sesuka hati, Gajinya aja pas-pasan mana kebeli.

Saya: Ada ga perasaan menyesal sudah bekerja seperti ini..

Nida: Ga lah ngapain aku nyesel, Emang jalannya sudah seperti ini.

Saya: Satu pertanyaan lagi dari saya, Kenapa memakai jasa si Teteh... yang di maksud si teteh adalah ( Sang mucikari ) ... Bukannya penghasilannya malah akan berkurang karena harus berbagi lagi sama si teteh..

Nida: Kan yang ngajak saya si teteh, Jadi mau ga mau aku harus bernaung di bawah asusah teteh, Lagi pula kalau ada apa-apa enak ada yang ngurusin, Misalkan lagi kena razia, Ya entar tugasnya si teteh yang ngurusin.

Itu dia sedikit ulasan percakapan saya waktu itu di tempat tersebut.

Kami pun ijin pamit dan melanjutkan perburuaan informasi di tempat lain yang tidak jauh dari lokasi tadi.
Waktu menunjukan pukul 00:45, Kami coba telusuri pinggiran jalan pondok aren.. Ternyata semakin malam bukannya sepi, Malah semakin ramai saja jalanan tersebut, Di Sepanjang jalan tersebut berderet wanita-wanita yang melambaikan tangan seakan ingin mereka ingin memberhentikan laju kendaraan kami.

Dan kami pun berhenti di sebuah warung yang kelihatannya cukup ramai di kerumunin banyak cewek-cewek.
Seperti yang sudah tidak asing lagi dengan kedatangan orang baru, Mereka langsung menyapa dengan nada-nada rayuan yang cukup menggoda.

Tapi saya cukup di buat tercengang waktu itu... Ternyata ada cewek-cewek yang menjajakan dirinya lebih-lebih muda dari tempat club malam yang kami kunjungi waktu itu.

Sungguh miris dan hampir saya meneteskan air mata, Betapa tidak.... Di hadapan saya berdiri seorang gadis kecil, Yang mungkin kira-kira usianya baru sekitar 13-14 tahunan, Tapi sudah rela menghancurkan hidup dan masa depannya dengan menjual diri demi segulung uang.

Tapi perburuan informasi kami tentang bisnis esek-esek di tempat ini tidak berjalan mulus, Di karenakan, Di tempat tersebut cewek-ceweknya di bekingi preman yang susah di ajak kompromi..

Walaupun iyanya juga harus membayar demi untuk bisa ngobrol bebas dengan cewek-cewek di tempat tersebut, Jumlahnya preman yang membekingnya sangat banyak...
Dari pada memberikan banyak uang dengan cuma-cuma kepada mereka mendingan saya salurkan kepada yang lebih membutuhkan.
Dan lagi pula informasi tentang bisnis tersebut sudah cukup kami dapatkan.

Sangat miris memang jika kita lihat anak-anak yang masih kecil mungkin dengan keterpaksaan rela menjajakan dirinya demi uang.

Tentu dengan alasan apapun ini tidak bisa di benarkan, Apalagi wanita-wanita yang melakoni bisnis seperti ini, Mengakui menjalankan bisnis ini demi untuk memenuhi kebutuhan biologis dia dan ingin terlihat keren di lihat orang lain dengan memakai barang-barang mewah.

Lalu apakah yang menjalani profesi bisnis ini adalah orang-orang susah?

Survei yang kami lakukan beberapa waktu yang lalu menunjukan, bahwa mereka melakukan profesi ini karena ingin memiliki kendaraan, hp, pakaian, sepatu/sendal bagus dan bermerek.

Walaupun ada karena keterpaksaan himpitan ekonomi... Tapi jumlahnya tidak seberapa di banding dengan mereka-mereka yang menjalankan bisnis ini karena ingin modis dan banyak uang.

Karena sebenarnya sebelum mereka terjun dan memilih melakoni bisnis ini, Kebanyakan dari mereka dulunya sudah memiliki kerjaan, Namun mereka menganggap gaji yang dia peroleh dari kerjaannya dulu tida bisa mencukupi.

Tengok saja beberapa artis yang terlibat kasus-kasus prostitusi yang menggemparkan beberapa waktu yang lalu ... Apakah mereka orang susah... Apakah mereka sulit untuk mencari makan....

Sebagai seoarang artis tentunya mereka memiliki segalanya, Mobil, rumah, Tapi kenapa masih saja mereka merasa kurang, Dan akhirnya menjajakan diri mereka di jual kepada lelaki hidung belang.

Buat para orang tua yang memiliki anak-anak gadis di harapkan lebih peduli dan memperhatikan anak perempuannya.
Apalagi yang hidup di kota2 besar dengan gaya hidup yang serba moderen tentunya orang tua di harapkan harus lebih dekat lagi dengan anak-anaknya dan memberikan pengarahan dan wawasan yang luas terhadap anaknya agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.


Yang hidup di pedesaan bukan berarti memiliki anak gadis lalu merasa tenang, Karena survei yang kami lakukan beberapa waktu yang lalu.

Bahwa pekerja sek komersial banyak berdatangan dari daerah - daerah perkampungan, Yang pada umumnya mereka di ajak merantau ke kota oleh temannya, Awalnya di janjiin kerjaan di restoran, di mall-mall dengan gaji yang besar.
Namun setelah datang kekota tersebut mereka di paksa melayani pria-pria hidung belang, Yang mereka sendiri akhirnya jarang yang bisa menolak karena di bawah tekanan dan ancaman yang tidak main-main.

Para orang tua yang tinggal di daerah pedesaan di harapkan tidak semudah itu melepaskan anaknya pergi merantau kekota..

Pastikan dulu siapa yang mengajaknya dan akan kerja apa anak anda di kota sana...
Bila memang sudah sangat jelas asal usulnya, Baru anda beri ijin dia untuk bekerja di kota.

Tapi kalau kerjaannya belum jelas terus yang ngajaknya pun anda tidak kenal, Sebaiknya untuk mencegah hal-hal yang buruk terjadi, Jangan ijinkan anak perempuan anda pergi bekerja jauh dari anda.




Memang tidak di pungkiri berbisnis esek-esek memang sangat menjanjikan, Yang berprofesi sebagai mucikari kalangan PSK menengah kebawah, Dalam satu malam dia bisa meraup uang ratusan hingga jutaan rupiah tergantung keramaian tamu yang berkunjung ketempatnya dan memakai jasa service anak buahnya.

Itu sang mucikari yang bermain di kalangan menengah kebawah....

Bayangkan bila sang mucikari yang menjajkan anak buahnya ke kalangan elit, Seperti para pejabat dan konglomerat lainnya... Sekali boking anak buahnya saja dia sudah mendapatkan bagian jutaan rupiah.

Karena ini banyak wanita nekad menjual diri...

Dari sekian banyak para psk yang kami tanyai, Mengapa mereka mau menjual diri mereka kepada lelaki hidung belang..

Ini dia jawaban terbanyak dari mereka

- Penghasilan yang besar, kemudahan, dan kenikmatan.

Iya mereka merasa bekerja menjadi seorang psk, akan dengan mudah menghasilkan uang tanpa harus kerja keras di sebuah perusahaan besar, Sehingga keinginan mereka untuk membeli sesuatu bisa cepat terbeli, tidak peduli haramnya duit yang mereka dapatkan.


Semoga pemerintah bisa cepat membantu dengan menyediakan lapangan kerja yang layak untuk semua kalangan yang sedang membutuhkan kerjaan, Sehingga mudah-mudahan dengan tersedianya lapangan kerja yang baik dan layak, Akan semakin mengurangi pengangguran dan terlebih penting dapat mengurangi kemiskinan dan orang-orang yang bekerja sebagai psk.

Semoga saja.


Salam sukses dari kami
Bisnis esek - esek
0
3.5K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan