Simpan jasad pendeta, gereja ini bikin geger warga Yogyakarta
Reporter : Kresna | Minggu, 27 September 2015 20:35
Humas Gereja Kristen Tbernakel Pendeta Sondang Rajaguguk. ©2015 Merdeka.com/Kresna
Merdeka.com - Diyakini bisa bangkit lagi, seorang pendeta Gereja Kristen Tabernakel Jemaat Mempelai Kristus di Yogyakarta, Paulus Tribata, yang sudah dinyatakan meninggal tidak langsung dimakamkan. Berdasarkan keyakinan para jemaat gereja, pendeta Paulus yang meninggal pada 11 September, tidak akan dimakamkan sebelum tiga puluh hari.
Humas Gereja Kristen Tabernakel, Pendeta Sondang Rajaguguk menjelaskan alasan belum dimakamkannya jenazah Pendeta Paulus karena mereka yakin Pendeta Paulus kemungkinan bisa bangkit.
"Itu keyakinan kami. Kita berkabung selama 30 hari. Setelah 30 hari kita akan makamkan," kata Sondang pada wartawan seusai bertemu dengan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti di Balai Kota, Minggu (27/9).
Kabar meninggalnya pendeta Paulus dan kepercayaan jemaat Gereja Kristen Tabernakel pun menyebar ke masyarakat. Menyikapi hal tersebut sejumlah masyarakat merasa keberatan dengan jenazah yang sudah lebih dari dua minggu yang disemayamkan di gereja.
Menanggapi keberatan masyarakat tersebut Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti pun kemudian memanggil pihak gereja dan masyarakat.
"Kami tadi berembug dengan keluarga dan pihak gereja, semua demi kepentingan masyarakat, bahwa almarhum pendeta Paulus nanti akan kembali ke ruang jenazah rumah sakit Sarjito," ujar Haryadi.
Perwakilan masyarakat dan pihak keluarga Pendeta Paulus pun sepakat jika setelah tiga puluh hari, jenazah Pendeta Paulus akan dimakamkan.
"Kalau dipindahkannya itu nanti teknis. Yang jelas kita menghormati kepercayaan keluarga, pihak keluarga sepakat nanti setelah tiga puluh hari akan dimakamkan," tandasnya.