mat_indonAvatar border
TS
mat_indon
Warga Terdampak PLTU Batang Tolak Kehadiran Green Peace
WARGA TERDAMPAK PLTU TOLAK KEHADIRAN GREEN PEACE


Foto : Ratusan warga terdampak pembangunan PLTU Kabupaten Batang, Selasa (25/8) berunjuk rasa di kawasan pesisir pantai Desa Ponowareng.


Ratusan warga terdampak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kabupaten Batang, Selasa (25/8) berunjuk rasa di kawasan pesisir pantai Desa Ponowareng. Mereka berdemo untuk menolak kehadiran lembaga pecinta lingkungan, Green Peace. Massa menilai, selama ini kehadiran “Green Peace” di tiga desa terdampak PLTU telah memecah belah warga setempat terkait proses pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 2X1.000 megawatt. Selain melakukan orasi, warga juga masang spanduk bertuliskan seperti ” Hai Green Peace Kami Ingin Desa Damai, Jangan Kau Obok Kehidupan Kami”, “Damai Itu Indah, Bertengkar Bikin Risau”, dan “Cukup Sudah Provokasi dan Agitasimu Green Peace Hingga Kami Terpecah Belah”.

Koordinator Aksi, Tutur Tambir mengatakan unjuk rasa ini sebagai bentuk untuk mendamaikan dua warga yang selama ini terpecah akibat provokasi dan janji Green Peace. “Kami tidak akan lagi terpengaruh janji Green Peace dan tidak mau diadu domba terkait proses pembangunan PLTU,” katanya.

Ia meminta kepada lembaga pecinta lingkungan itu bertanggung jawab terhadap kondisi warga terdampak PLTU yang nyaris terpecah belah akibat provokasi dan janjinya. “Kami warga yang hanya mengenyam pendidikan rendah memang sempat terprovokasi dengan janji-janji Green Peace. Akan tetapi, kami tidak mendukung lagi apa yang akan dijanjikan lagi Green Peace terkait proyek PLTU,” katanya.

Seorang warga, Raihan mengatakan semula sebagian warga dua desa, yaitu Ponowareng dan Karanggeneng sempat terprovokasi dan janji-janji Green Peace yang akan membawa warga terdampak PLTU lebih sejahtera. ”Akan tetapi, kami ternyata diprovokasi sehingga warga terpecah belah. Oleh karena itu, kami minta Green Peace tidak mengobok-obok lagi pada warga,” katanya.

Sementara terpisah, Kepala Desa Ponowareng, Darsani di Batang, Selasa, mengatakan bahwa kehadiran PLTU di Batang akan berdampak positif terhadap kesejahteaan warga dan pasokan listrik tidak terganggu. ”Kami mendukung program pemerintah, termasuk pembangunan PLTU Batang karena hal ini akan berdampak positif terhadap kesejahteraan warga setempat,” katanya.

Darsani minta pada warga yang menolak dan mendukung pembangunan PLTU segera bersatu agar proyek pembangkit listrik terbesar se-Asia Tenggara ini segera dapat dibangun. “Kami berharap pada pengelola PLTU agar warga bisa diprioritaskan bekerja pada proyek pembangunan pembangkit listrik itu sesuai dengan keahliannya,” katanya.

Menurut dia, saat ini, jumlah lahan warga Desa Ponowareng yang belum bisa dibebaskan masih seluas sekitar tiga hektare. “Oleh karena itu, kami berharap warga segera melepaskan lahan itu agar proyek pembangunan PLTU dapat secepatnya dibangun,” katanya.(mc-humas)

Warga Tolak Kehadiran Green Peace

August 25, 2015 10:31 pm



BATANG,Jowonews.com—Ratusan warga terdampak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kabupaten Batang, berunjuk rasa menolak kehadiran organisasi pencinta lingkungan Green Peace di kawasan pesisir pantai Desa Ponowareng, Selasa (25/8).

Massa menilai, kehadiran Green Peace di beberapa desa terdampak PLTU selama ini telah memecah belah pada warga setempat terkait proses pebangunan pembangkit listrik berkapasitas 2X1.000 megawatt.

Selain melakukan orasi menolak kehadiran Green Peace, warga juga memasang spanduk bertuliskan, seperti “Hai Green Peace Kami Ingin Desa Damai, Jangan Kau Obok Kehidupan Kami”, “Damai Itu Indah, Bertengkar Bikin Risau”, dan “Cukup Sudah Provokasi dan Agitasimu Green Peace Hingga Kami terpecah Belah”.

Koordinator Aksi Tutur Tambir mengatakan unjuk rasa ini sebagai bentuk mendamaikan dua warga yang selama ini terpecah belah akibat provokasi dan janji dari Green Peace. “Kami tidak akan lagi terpengaruh janji Green Peace dan tidak mau diadu domba terkait proses pembangunan PLTU,” katanya.

Dia juga minta lembaga pencinta lingkungan itu bertanggung jawab terhadap kondisi warga terdampak PLTU yang nyaris terpecah belah akibat provokasi dan janji Green Peace. “Kami warga yang hanya mengenyam pendidikan rendah memang sempat terprovokasi dengan janji-janji Green Peace. Akan tetapi, kami tidak mendukung lagi apa yang akan dijanjikan lagi Green Peace terkait proyek PLTU,” ujarnya.

Simpatisan Green Peace, Raihan mengatakan semula sebagian warga dua desa, yaitu Ponowareng dan Karanggeneng sempat terprovokasi dan janji-janji Green Peace yang akan membawa warga terdampak PLTU lebih sejahtera. “Kami ternyata diprovokasi sehingga warga terpecah belah. Oleh karena itu, kami minta Green Peace tidak mengobok-obok lagi pada warga,” kata Raihan, kemarin.

Terpisah, Kepala Desa Ponowareng Darsani mengatakan bahwa kehadiran PLTU di Batang akan berdampak positif terhadap kesejahteraan warga, sehingga pasokan listrik tidak terganggu. “Kami mendukung program pemerintah, termasuk pembangunan PLTU Batang karena hal ini akan berdampak positif terhadap kesejahteraan warga setempat,” terangnya.

Ia minta pada warga yang menolak dan mendukung pembangunan PLTU segera bersatu agar proyek pembangkit listrik terbesar se Asia Tenggara ini segera dapat dibangun. “Kami berharap pada pengelola PLTU agar warga bisa diprioritas bekerja pada proyek pembangunan pembangkit listrik itu sesuai dengan keahliannya,” pinta Darsani.

Menurut dia, saat ini, jumlah lahan warga Desa Ponowareng yang belum bisa dibebaskan masih seluas sekitar tiga hektare. “Oleh karena itu, kami berharap warga segera melepaskan lahan itu agar proyek pembangunan PLTU dapat secepatnya dibangun,” tandasnya.(JN01)
------------

Green Peace, si LSM proxy asing ini dari dulu emang ngehek. Mainnya dari dulu memprovokasi rakyat, ceritanya nabok nyilih tangan.
Mengadudomba rakyat dengan pemerintah. Padahal pemerintah lagi mati-matian menyediakan listrik untuk pembangunan.
Di sosmed, Green Peace Indonesia juga memprovokasi netizen:



Quote:


PLTU ini solusi untuk sementara cuk! Belum tahu apa sekarang indon nggak punya cukup duit untuk investasi untuk bikin PLTG, PLTB, PLTS?
Solusi paling feasible untuk saat ini ya cuman PLTU dan PLTD. Perlu diingat, ini sementara, bukan untuk selamanya. Orang2 green peace Indon ini mirip kaki tangan kumpeni, jadi kacungnya kepentingan asing, bukannya ngasih solusi yang feasible malah mengganggu program pemerintahnya sendiri.
Diubah oleh mat_indon 28-08-2015 14:22
0
3K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan