- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
CURHAT BUAT SAHABAT 2
TS
vidrock
CURHAT BUAT SAHABAT 2
Haloooo agan dan aganwati setelah kemarin gw posting curhat buat sahabat 1 sekarang gw mau coba lanjutin " curhat buat sahabat 2"
di curhat buat sahabat 1 di ceritakan bahwa senja (demina hawa) akhirnya menyadari kesia-siaan dia menunggu sahabatnya menyadari cintanya.
akhirnya senja merasa telah sampai kebatas lelahnya dan dia pun memutuskan untuk pergi dari kehidupan sang sahabat, sebelum pergi dia menitipkan amplop berisi curhatan terakhirnya untuk dibacakan oleh rara.
di sini agan dan aganwati akan tahu siapa sebenarnya sahabat yang selama ini dicintai senja ( demina hawa)
Quote:
Lelah mu jadi lelahku juga, bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu kecuali tiap kau jatuh hati
Kali ini hampir habis dayaku membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari Tak tega biarkan kau sendiri
meski sering kali kau malah asik sendiri
Karna kau tak lihat terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
Hampamu tak kan hilang semalam oleh pacar impian
tetapi kesempatan untuku yang mungkin tak semprna
tapi siap untuk di uji, ku percaya diri cintakulah yang sejati
Kau selalu meminta terus ku temani
Engkau selalu bercanda andai wajahku di ganti
Relakan ku pergi karna tak sanggup sendiri
Namun tak kau lihat terkadang malaikat, tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya..
Berbagi takdir kita selalu kecuali tiap kau jatuh hati
Kali ini hampir habis dayaku membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari Tak tega biarkan kau sendiri
meski sering kali kau malah asik sendiri
Karna kau tak lihat terkadang malaikat tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
Hampamu tak kan hilang semalam oleh pacar impian
tetapi kesempatan untuku yang mungkin tak semprna
tapi siap untuk di uji, ku percaya diri cintakulah yang sejati
Kau selalu meminta terus ku temani
Engkau selalu bercanda andai wajahku di ganti
Relakan ku pergi karna tak sanggup sendiri
Namun tak kau lihat terkadang malaikat, tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silahkan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya..
Quote:
percaya atau tidak bahwa jika suatu saat nanti kita akan bertemu dengan orang yang tepat dan di waktu yang tepat juga, bukan sebuah pertemuan yang terencana namun pertemuan yang tanpa rencana, dan akan berjalan terus tanpa rencana sampai suatu saat kita menyadari bahwa orang itulah yang tuhan kirimkan untuk kita. Aku bertemu dengannya tanpa rencana dan bisa sedekat ini juga tanpa rencana dia patner kerja yang baik dan sahabat yang baik pula, kesalahannya hanya satu dia tak memberikan aku kesempatan untuk mampu bertahan di sampingnya, dan memaksaku untuk menyadari bahwa dia bukanlah orang yang tuhan kirimkan untuk ku, meskipun butuh waktu lama untuk menyadari hal ini, karena aku benar-benar mencintainya dan aku telah lelah untuk membuat dia tersadar akan hal itu.
Aku orang yang selalu siap datang ketika dia meminta pertolongan, aku orang pertama yang akan menghiburnya ketika dia merasakan kesedihan, kedua telingaku selalu siap mendengarkan ceritanya yang panjang, bibirku selalu mampu tersenyum melihat kelakuan nya yang nakal, kedua tanganku selalu rajin mengelus bahunya ketika dia terserang keputus asaan, kakiku mampu berdiri lama demi menunggunya datang, dan kemarahanku padanya selalu menguap begitu saja sehingga aku sering memakluminya tanpa sadar. Itu aku lakukan karena aku berharap dia mampu menyadari dan mampu merasakannya tanpa harus aku mengatakannya, namun dia tetap saja seperti itu selalu tak ada yang berubah dan aku mulai meragukan sejauh mana aku mengenal dia.
setiap pagi dia datang ke tempat kerja dengan keluhan terlambat bangun tidur dan sarapan, dengan kemeja yang lupa di setrika, dengan dasi yang tak karuan bentuknya, dengan jam tangan yang lupa dibawa, aku selalu tersenyum geli dan berpikir nakal mungkin saja suatu saat aku yang akan membangunkan dia di waktu pagi dan memasakan nya sarapan, aku yang akan merapikan dan menyiapkan kemeja kerjanya serta memakaikan dasi untuknya, aku yang selalu akan mengingatkan dia untuk membawa jam tangan agar tak lupa pulang cepat kerumah. Aku terlalu terhanyut dengan harapan itu sampai sampai aku lupa siapa aku sebenarnya, menyedihkan sekali mengingat apa yang sudah aku impikan selama ini harus berakhir dengan kenyataan bahwa dia terlalu sempurna untuk ku dan aku terlalu biasa untuknya.
Tuhan mengetahui hatiku lebih dari siapapun dan tuhan tau kenapa aku menyerah untuk berada di sampingnya, dan memilih untuk meninggalkannya, itu semua aku lakukan bukan karena kadar cintaku padanya telah melemah namun karena kadar kesadaranku telah bertambah, sadar bahwa aku harus membuka mata dan melihat kenyataan bahwa dia terlalu sering menganggapku tidak ada dan membuat aku selalu menunggunya lama padahal selama ini aku selalu setia menyukainya saja ketika dia berganti-ganti menyukai orang yang berbeda.
Esok aku akan pergi untuk meninggalkannya, butuh kekuatan yang besar untuk membuat semua ini menjadi mudah, aku harus siap untuk mampu bertahan tanpa melihat dia tanpa gurauwannya, tanpa curhatannya, tanpa marahnya, tanpa tawanya, aku harus melenyapkan semua mimpi dan harapan ini tanpa tersisa, aku menyerahkan semuanya pada tuhan biar dia yang memutuskan mana yang baik bagiku dan mana yang baik baginya.
Aku pergi tanpa mengatakan sepatah katapun pada dia, itu aku lakukan karena aku tak mungkin mampu melangkahkan kakiku jika melihat dia, aku mungkin akan memeluknya dan menangis tanpa henti sambil mengatakan kata-kata bodoh bahwa aku mencintainya, sangat mencintainya.
Di malam ini aku ingin mengatakan sesuatu pada dia, mungkin ini waktu yang terlambat namun aku berharap dia sedang mendengarnya,
Aku demina hawa sahabatmu yang selalu sama, meskipun aku mengakui telah mencintaimu namun jangan pernah membenci aku karena itu akan menyiksaku, aku meninggalkanmu bukan karena aku bosan menjadi sahabatmu atau pun rekan kerjamu tapi karena aku ingin lepas dari keinginan bodohku untuk bisa berada di sampingmu lebih dari sahabat dan rekan kerja.
“Musa yudhistira nama yang tak akan pernah aku lupakan”
(Rara berhenti sejenak dan terkejut ketika membaca nama yang baru saja dia ucapkan, dia membaca kembali tulisan itu dengan hati-hati dan tak ada yang salah nama itu memang musa yudhistira, ia melirik ke arah kaca ruang kontrol audio dan menyaksikan sosok temannya yang berdiri mematung dengan wajah terkejut, hampir semua orang di kantor yang mendengarkan siarannya terperangah dan menatap penuh pertanyaan pada sosok itu, rara kembali menatap sosok yang kini terduduk lemas di kursi dengan kedua tangan yang menutup wajahnya, rara ingin lari dan memastikan kebenaranya namun ia urungkan, dia harus kembali melanjutkanya, dengan suara serak dan tersendat air mata yang hampir tumpah rara kembali membaca.)
Kamu adalah orang yang pandai membuat aku tersenyum dan pandai membuat aku menangis, jaga dirimu baik-baik jangan pernah marah pada ku, jangan pernah melupakan aku sebagai sahabatmu, saat-saat bersamamu adalah saat-saat yang amat berarti bagiku, kamu selalu bertanya kenapa selama ini aku tak pernah mau jika kamu menjodohkanku dengan teman-temanmu, jawabannya sangat sederhana karena aku menyukaimu, karena aku merasa cukup hanya dengan kamu, ini sudah seminggu setelah kepergianku, satu hal yang sangat ingin aku ketahui apakah kamu bisa merindukan aku, maaf jika aku memutuskan untuk menghilang dari kehidupanmu, maafkan aku karena telah diam-diam menyukaimu, jika tuhan mempertemukan kita kembali akan ku pastikan aku akan tetap menjadi sahabatmu yang dulu, begitu banyak orang di sekelilingmu yang dengan tulus menyayangimu kamu pun tak akan merasa kehilangan karena kepergianku, jaga kesehatanmu dan aku harap kamu mampu mencintai seseorang dengan tulus.
Terimakasih untuk sky mania semua karena telah setia mendengar kan kisahku, inilah endingnya. aku senja, saat ini aku kurang beruntung dengan kisah cintaku sendiri namun aku berharap kalian lebih beruntung dariku.
Aku orang yang selalu siap datang ketika dia meminta pertolongan, aku orang pertama yang akan menghiburnya ketika dia merasakan kesedihan, kedua telingaku selalu siap mendengarkan ceritanya yang panjang, bibirku selalu mampu tersenyum melihat kelakuan nya yang nakal, kedua tanganku selalu rajin mengelus bahunya ketika dia terserang keputus asaan, kakiku mampu berdiri lama demi menunggunya datang, dan kemarahanku padanya selalu menguap begitu saja sehingga aku sering memakluminya tanpa sadar. Itu aku lakukan karena aku berharap dia mampu menyadari dan mampu merasakannya tanpa harus aku mengatakannya, namun dia tetap saja seperti itu selalu tak ada yang berubah dan aku mulai meragukan sejauh mana aku mengenal dia.
setiap pagi dia datang ke tempat kerja dengan keluhan terlambat bangun tidur dan sarapan, dengan kemeja yang lupa di setrika, dengan dasi yang tak karuan bentuknya, dengan jam tangan yang lupa dibawa, aku selalu tersenyum geli dan berpikir nakal mungkin saja suatu saat aku yang akan membangunkan dia di waktu pagi dan memasakan nya sarapan, aku yang akan merapikan dan menyiapkan kemeja kerjanya serta memakaikan dasi untuknya, aku yang selalu akan mengingatkan dia untuk membawa jam tangan agar tak lupa pulang cepat kerumah. Aku terlalu terhanyut dengan harapan itu sampai sampai aku lupa siapa aku sebenarnya, menyedihkan sekali mengingat apa yang sudah aku impikan selama ini harus berakhir dengan kenyataan bahwa dia terlalu sempurna untuk ku dan aku terlalu biasa untuknya.
Tuhan mengetahui hatiku lebih dari siapapun dan tuhan tau kenapa aku menyerah untuk berada di sampingnya, dan memilih untuk meninggalkannya, itu semua aku lakukan bukan karena kadar cintaku padanya telah melemah namun karena kadar kesadaranku telah bertambah, sadar bahwa aku harus membuka mata dan melihat kenyataan bahwa dia terlalu sering menganggapku tidak ada dan membuat aku selalu menunggunya lama padahal selama ini aku selalu setia menyukainya saja ketika dia berganti-ganti menyukai orang yang berbeda.
Esok aku akan pergi untuk meninggalkannya, butuh kekuatan yang besar untuk membuat semua ini menjadi mudah, aku harus siap untuk mampu bertahan tanpa melihat dia tanpa gurauwannya, tanpa curhatannya, tanpa marahnya, tanpa tawanya, aku harus melenyapkan semua mimpi dan harapan ini tanpa tersisa, aku menyerahkan semuanya pada tuhan biar dia yang memutuskan mana yang baik bagiku dan mana yang baik baginya.
Aku pergi tanpa mengatakan sepatah katapun pada dia, itu aku lakukan karena aku tak mungkin mampu melangkahkan kakiku jika melihat dia, aku mungkin akan memeluknya dan menangis tanpa henti sambil mengatakan kata-kata bodoh bahwa aku mencintainya, sangat mencintainya.
Di malam ini aku ingin mengatakan sesuatu pada dia, mungkin ini waktu yang terlambat namun aku berharap dia sedang mendengarnya,
Aku demina hawa sahabatmu yang selalu sama, meskipun aku mengakui telah mencintaimu namun jangan pernah membenci aku karena itu akan menyiksaku, aku meninggalkanmu bukan karena aku bosan menjadi sahabatmu atau pun rekan kerjamu tapi karena aku ingin lepas dari keinginan bodohku untuk bisa berada di sampingmu lebih dari sahabat dan rekan kerja.
“Musa yudhistira nama yang tak akan pernah aku lupakan”
(Rara berhenti sejenak dan terkejut ketika membaca nama yang baru saja dia ucapkan, dia membaca kembali tulisan itu dengan hati-hati dan tak ada yang salah nama itu memang musa yudhistira, ia melirik ke arah kaca ruang kontrol audio dan menyaksikan sosok temannya yang berdiri mematung dengan wajah terkejut, hampir semua orang di kantor yang mendengarkan siarannya terperangah dan menatap penuh pertanyaan pada sosok itu, rara kembali menatap sosok yang kini terduduk lemas di kursi dengan kedua tangan yang menutup wajahnya, rara ingin lari dan memastikan kebenaranya namun ia urungkan, dia harus kembali melanjutkanya, dengan suara serak dan tersendat air mata yang hampir tumpah rara kembali membaca.)
Kamu adalah orang yang pandai membuat aku tersenyum dan pandai membuat aku menangis, jaga dirimu baik-baik jangan pernah marah pada ku, jangan pernah melupakan aku sebagai sahabatmu, saat-saat bersamamu adalah saat-saat yang amat berarti bagiku, kamu selalu bertanya kenapa selama ini aku tak pernah mau jika kamu menjodohkanku dengan teman-temanmu, jawabannya sangat sederhana karena aku menyukaimu, karena aku merasa cukup hanya dengan kamu, ini sudah seminggu setelah kepergianku, satu hal yang sangat ingin aku ketahui apakah kamu bisa merindukan aku, maaf jika aku memutuskan untuk menghilang dari kehidupanmu, maafkan aku karena telah diam-diam menyukaimu, jika tuhan mempertemukan kita kembali akan ku pastikan aku akan tetap menjadi sahabatmu yang dulu, begitu banyak orang di sekelilingmu yang dengan tulus menyayangimu kamu pun tak akan merasa kehilangan karena kepergianku, jaga kesehatanmu dan aku harap kamu mampu mencintai seseorang dengan tulus.
Terimakasih untuk sky mania semua karena telah setia mendengar kan kisahku, inilah endingnya. aku senja, saat ini aku kurang beruntung dengan kisah cintaku sendiri namun aku berharap kalian lebih beruntung dariku.
Quote:
Menahun ku tunggu kata-kata yang merangkum semua
Dan kini ku harap ku dimengerti walau sekali saja, peluk ku
Tiada yg tersmbunyi tak perlu mengingkari rasa sakitmu rasa sakit ku
Tiada lagi alsan inilah kejujuran pedih adanya
Namun ini jawabnya
Lepaskan ku segenap jiwamu tanpa harus ku berdusta
Karna kau lah satu yang ku sayang, dan tak layak kau di dera
Sadari diriku pun kan sendiri di dini hari yang sepi
Tetapi apalah arti bersama, namu semu semata
Tiada yg terobati di dalam peluk ini tapi rasakan semua sebelum kau ku lepas selamanya
Tak juga ku paksakan setitik pengertian bahwa ini adanya cinta yg tak lagi sama
Dan kini kuharap ku di mengerti walau sekali saja, peluk ku...........
Dan kini ku harap ku dimengerti walau sekali saja, peluk ku
Tiada yg tersmbunyi tak perlu mengingkari rasa sakitmu rasa sakit ku
Tiada lagi alsan inilah kejujuran pedih adanya
Namun ini jawabnya
Lepaskan ku segenap jiwamu tanpa harus ku berdusta
Karna kau lah satu yang ku sayang, dan tak layak kau di dera
Sadari diriku pun kan sendiri di dini hari yang sepi
Tetapi apalah arti bersama, namu semu semata
Tiada yg terobati di dalam peluk ini tapi rasakan semua sebelum kau ku lepas selamanya
Tak juga ku paksakan setitik pengertian bahwa ini adanya cinta yg tak lagi sama
Dan kini kuharap ku di mengerti walau sekali saja, peluk ku...........
Quote:
Setelah menutup siaran curhat buat sahabat dimalam itu, perlahan rara beranjak menghampiri musa sambil membawa kertas yang ia pegang erat di tangannya semua mata yang berada di sekeliling mereka mengamati dengan penasaran
“ musa yudhistira itukan nama loe?” ucap rara
Tak ada jawaban dari musa, dia malah merebut kertas di tangan rara dan membaca dengan seksama, raut wajahnya memucat dan kesedihan amal terlihat jelas saat ia selesai membaca tulisan di kertas itu
“ kenapa lu gak bilang kalo senja itu adalah demina hawa?” tanya musa dengan suara serak seperti menahan tangis
“ gwe gak tahu kalo hal itu penting buat lu, seminggu yang lalu dia datang menghampiri gwe di depan kantor dan menyerahkan amplop berwarna coklat yang berisikan kertas ini, dia meminta gwe untuk tidak membacanya sebelum acara ini dimulai, jadi laki-laki yang demi sukai itu elu, oh tuhan kenapa butuh waktu lama untuk lu tahu bahwa senja itu demi”
“ itu bodohnya gwe...”
“ ia elu emang bodoh, sebodoh dengan apa yang demi gambarkan di kisahnya, bagaimana bisa elu gak menyadari semua ini, kenapa harus menunggu sampai ending untuk lu tahu siapa senja sebenarnya”
“ya gwe bukan sahabat yang baik” ucap musa sambil kembali menutup wajah dengan kedua tangannya
“ bukan itu saja, elu juga bukan laki-laki yang baik ”
“ gwe harus pergi” ucap musa sambil beranjak..
“ kemana?? Mengunci diri di rumah setelah tahu kenyataanya bahwa lu sudah menyakiti hati sahabat lu sendiri...”
Musa tak menjawab pertanyaan rara dia hanya menatap rara sejenak dan beranjak pergi, semua orang menatap kepergian musa dengan rasa penasaran, setelah itu mereka semua beranjak menuju rara dan saling berebut bertanya.
3 hari sudah musa tak datang ke tempat siaran tanpa pemberitahuan, biasanya sesibuk apapun pekerjaannya di kantor ia selalu menyempatkan datang, hal ini membuat rara merasa khawatir, dia merasa bersalah karena terlalu menyudutkan musa dalam masalah ini, dengan penuh pertimbangan rara memutuskan untuk menemui musa kekantornya di jam makan siang.
Rara merasakan kecanggungan luar biasa ketika berhadapan dengan musa, musa yang dulu selalu antusias dengan kedatangannya, musa yang dulu selalu tersenyum lebar sambil menggodanya tapi sekarang musa yang dihadapannya hanya duduk terdiam sambil mengaduk-ngaduk kopi di cangkir, bahkan dia sampai tak menyadari bahwa kopinya berceceran di meja.
“ lu baik-baik aja kan?” tanya rara perlahan
Musa mengangkat wajahnya sambil tersenyum kecil “ ia seperti yang lu lihat gwe baik-baik aja”
“ sepertinya tidak begitu baik, gwe mau minta maaf karena dimalam itu terlalu menyudutkan lu, gwe terlalu berapi-api menyalahkan lu, itu karena gwe terlalu masuk ke kisah demi, dari awal gwe kecewa dengan sosok yang demi sukai, 3 hari lu gak datang ke tempat siaran membuat orang-orang disana bertanya-tanya tentang elu, mereka terus membicarakan lu”
“ gwe gak peduli dengan apa yang mereka bicarakan atau pikiran, karena kenyataannya gwe memang seperti itu”
“ elu gak boleh kaya gini, lu harus melekukan pembelaan diri setidaknya lu yakinin gwe kalo lu gak sejahat itu”
“ gwe lebih jahat dari itu, lu tau dia selalu ada di saat gwe jatuh cinta dan di saat gwe patah hati, dia tahu semua tentang gwe, tapi gwe hanya tahu sedikit tentang dia, gwe gak pernah bertanya apa yang dia suka atau apa yang tidak dia suka, gwe selalu mengira jika dia adalah mahluk yang selalu bahagia tanpa gwe tahu jika selama ini dia telah menderita, saat gwe menyukai elu dia orang pertama yang tahu”
Seketika rara ternganga mendengar pernyataan musa
“ dia tahu kalu lu suka sama gwe?”
“ ia, bukan hanya elu tapi semua wanita yang pernah gwe suka selama ini dia tahu, bahkan coklat dan bunga yang pernah gwe kasih ke elu dia yang membelikannya dan memilihkannya sepulang kerja, puisi yang gwe berikan ke elu pun dia yang membuatnya, sempat malam itu gwe menurunkannya dari mobil di pinggir jalan demi menjemput elu ke rumah tanpa gwe bertanya apa dia takut pulang sendirian, dia selalu tersenyum dan berkata tidak apa-apa”
“ ya tuhan kenapa seperti ini demi pasti terluka” ucap rara sambil menyeka air matanya
“ sekarang gwe lebih buruk dari yang lu kira kan?”
“ seminggu yang lalu gwe sudah merasa ada yang berubah dari elu, elu sering terlihat murung saat siaran”
“ itu karena gwe kehilangan dia”
“ kenapa lu gak cerita, andai saja saat itu lu cerita mungkin kita lebih tau cepat tentang hal itu dan lu bisa mencegah kepergian demi”
“ gwe gak terbiasa cerita hal-hal pribadi selain pada demi”
“ sekarang apa yang akan elu lakukan?”
“ entahlah, gwe benar-benar merasa kehilangan dia, gwe gak tahu apa yang bisa gwe perbuat, biasanya setiap pagi gwe lihat dia sedang duduk di meja kerja, sekarang meja kerjanya kosong begitu saja, ini adalah tempat favorit kami makan siang dan biasanya demi duduk di tempat lu saat ini, dia sering meramaikan suasana hampir semua sudut kantor ini mengingatkan gwe tentang demi, gwe gak tahu kalo demi menyukai gwe jika gwe tahu gwe gak mungkin membuat dia terluka selama ini’
“ ini belum terlambat lu bisa mencari dia”
“ tidak, dia benar-benar menghilang nomor handphone nya tidak aktif, semua sosial media dia juga tidak aktif, orang-orang di kosannya pun tidak tahu kemana dia pergi seandainya gwe bertemu dengan dia gwe gak tahu apa yang mesti gwe katakan, gwe bingung gwe terlalu merasa bersalah”
“ lu tahu kenapa dulu gwe gak menerima cinta elu? Itu karena gwe tahu elu gak sungguh-sungguh, karena gwe bisa baca dari mata lu bahwa itu bukan rasa cinta, tapi sekarang orang buta pun bisa tahu kalo lu juga sebenarnya mencintai demi cari dia kejar dia dan katakan bahwa lu juga suka sama dia”
“ ra, tidak semudah itu! gwe takut akan semakin melukai dia, mungkin ini yang terbaik...”
“ ya tuhan apa yang ada di pikiran lu, ini tidak serumit yang lu bayangkan, cukup sederhana lu tinggal cari dia, temui dia dan katakan lu juga suka sama dia”
“ gak bisa ra, gwe sendiri bingung dengan perasaan gwe”
“ terus saja seperti ini, sampai saatnya nanti datang waktu dimana lu akan menyesal dengan kediaman lu ini” ucap rara
Musa kembali terdiam, bayangan demi terlintas nyata di benaknya perlahan air mata menetes dari kedua matanya, dengan cepat ia menghapus air mata itu, rara terkejut menyaksikannya, seketika dia mampu merasakan kepedihan yang dirasakan musa perlahan tangannya mengusap bahu musa lembut, kemudian rara meletakan amplop besar berwarna coklat di atas meja
“ simpan ini, mungkin dengan ini lu akan lebih mengenal sahabat lu, gwe tahu ini sangat menyakitkan buat kalian, tapi tuhan tahu yang terbaik untuk kalian”
“ musa yudhistira itukan nama loe?” ucap rara
Tak ada jawaban dari musa, dia malah merebut kertas di tangan rara dan membaca dengan seksama, raut wajahnya memucat dan kesedihan amal terlihat jelas saat ia selesai membaca tulisan di kertas itu
“ kenapa lu gak bilang kalo senja itu adalah demina hawa?” tanya musa dengan suara serak seperti menahan tangis
“ gwe gak tahu kalo hal itu penting buat lu, seminggu yang lalu dia datang menghampiri gwe di depan kantor dan menyerahkan amplop berwarna coklat yang berisikan kertas ini, dia meminta gwe untuk tidak membacanya sebelum acara ini dimulai, jadi laki-laki yang demi sukai itu elu, oh tuhan kenapa butuh waktu lama untuk lu tahu bahwa senja itu demi”
“ itu bodohnya gwe...”
“ ia elu emang bodoh, sebodoh dengan apa yang demi gambarkan di kisahnya, bagaimana bisa elu gak menyadari semua ini, kenapa harus menunggu sampai ending untuk lu tahu siapa senja sebenarnya”
“ya gwe bukan sahabat yang baik” ucap musa sambil kembali menutup wajah dengan kedua tangannya
“ bukan itu saja, elu juga bukan laki-laki yang baik ”
“ gwe harus pergi” ucap musa sambil beranjak..
“ kemana?? Mengunci diri di rumah setelah tahu kenyataanya bahwa lu sudah menyakiti hati sahabat lu sendiri...”
Musa tak menjawab pertanyaan rara dia hanya menatap rara sejenak dan beranjak pergi, semua orang menatap kepergian musa dengan rasa penasaran, setelah itu mereka semua beranjak menuju rara dan saling berebut bertanya.
3 hari sudah musa tak datang ke tempat siaran tanpa pemberitahuan, biasanya sesibuk apapun pekerjaannya di kantor ia selalu menyempatkan datang, hal ini membuat rara merasa khawatir, dia merasa bersalah karena terlalu menyudutkan musa dalam masalah ini, dengan penuh pertimbangan rara memutuskan untuk menemui musa kekantornya di jam makan siang.
Rara merasakan kecanggungan luar biasa ketika berhadapan dengan musa, musa yang dulu selalu antusias dengan kedatangannya, musa yang dulu selalu tersenyum lebar sambil menggodanya tapi sekarang musa yang dihadapannya hanya duduk terdiam sambil mengaduk-ngaduk kopi di cangkir, bahkan dia sampai tak menyadari bahwa kopinya berceceran di meja.
“ lu baik-baik aja kan?” tanya rara perlahan
Musa mengangkat wajahnya sambil tersenyum kecil “ ia seperti yang lu lihat gwe baik-baik aja”
“ sepertinya tidak begitu baik, gwe mau minta maaf karena dimalam itu terlalu menyudutkan lu, gwe terlalu berapi-api menyalahkan lu, itu karena gwe terlalu masuk ke kisah demi, dari awal gwe kecewa dengan sosok yang demi sukai, 3 hari lu gak datang ke tempat siaran membuat orang-orang disana bertanya-tanya tentang elu, mereka terus membicarakan lu”
“ gwe gak peduli dengan apa yang mereka bicarakan atau pikiran, karena kenyataannya gwe memang seperti itu”
“ elu gak boleh kaya gini, lu harus melekukan pembelaan diri setidaknya lu yakinin gwe kalo lu gak sejahat itu”
“ gwe lebih jahat dari itu, lu tau dia selalu ada di saat gwe jatuh cinta dan di saat gwe patah hati, dia tahu semua tentang gwe, tapi gwe hanya tahu sedikit tentang dia, gwe gak pernah bertanya apa yang dia suka atau apa yang tidak dia suka, gwe selalu mengira jika dia adalah mahluk yang selalu bahagia tanpa gwe tahu jika selama ini dia telah menderita, saat gwe menyukai elu dia orang pertama yang tahu”
Seketika rara ternganga mendengar pernyataan musa
“ dia tahu kalu lu suka sama gwe?”
“ ia, bukan hanya elu tapi semua wanita yang pernah gwe suka selama ini dia tahu, bahkan coklat dan bunga yang pernah gwe kasih ke elu dia yang membelikannya dan memilihkannya sepulang kerja, puisi yang gwe berikan ke elu pun dia yang membuatnya, sempat malam itu gwe menurunkannya dari mobil di pinggir jalan demi menjemput elu ke rumah tanpa gwe bertanya apa dia takut pulang sendirian, dia selalu tersenyum dan berkata tidak apa-apa”
“ ya tuhan kenapa seperti ini demi pasti terluka” ucap rara sambil menyeka air matanya
“ sekarang gwe lebih buruk dari yang lu kira kan?”
“ seminggu yang lalu gwe sudah merasa ada yang berubah dari elu, elu sering terlihat murung saat siaran”
“ itu karena gwe kehilangan dia”
“ kenapa lu gak cerita, andai saja saat itu lu cerita mungkin kita lebih tau cepat tentang hal itu dan lu bisa mencegah kepergian demi”
“ gwe gak terbiasa cerita hal-hal pribadi selain pada demi”
“ sekarang apa yang akan elu lakukan?”
“ entahlah, gwe benar-benar merasa kehilangan dia, gwe gak tahu apa yang bisa gwe perbuat, biasanya setiap pagi gwe lihat dia sedang duduk di meja kerja, sekarang meja kerjanya kosong begitu saja, ini adalah tempat favorit kami makan siang dan biasanya demi duduk di tempat lu saat ini, dia sering meramaikan suasana hampir semua sudut kantor ini mengingatkan gwe tentang demi, gwe gak tahu kalo demi menyukai gwe jika gwe tahu gwe gak mungkin membuat dia terluka selama ini’
“ ini belum terlambat lu bisa mencari dia”
“ tidak, dia benar-benar menghilang nomor handphone nya tidak aktif, semua sosial media dia juga tidak aktif, orang-orang di kosannya pun tidak tahu kemana dia pergi seandainya gwe bertemu dengan dia gwe gak tahu apa yang mesti gwe katakan, gwe bingung gwe terlalu merasa bersalah”
“ lu tahu kenapa dulu gwe gak menerima cinta elu? Itu karena gwe tahu elu gak sungguh-sungguh, karena gwe bisa baca dari mata lu bahwa itu bukan rasa cinta, tapi sekarang orang buta pun bisa tahu kalo lu juga sebenarnya mencintai demi cari dia kejar dia dan katakan bahwa lu juga suka sama dia”
“ ra, tidak semudah itu! gwe takut akan semakin melukai dia, mungkin ini yang terbaik...”
“ ya tuhan apa yang ada di pikiran lu, ini tidak serumit yang lu bayangkan, cukup sederhana lu tinggal cari dia, temui dia dan katakan lu juga suka sama dia”
“ gak bisa ra, gwe sendiri bingung dengan perasaan gwe”
“ terus saja seperti ini, sampai saatnya nanti datang waktu dimana lu akan menyesal dengan kediaman lu ini” ucap rara
Musa kembali terdiam, bayangan demi terlintas nyata di benaknya perlahan air mata menetes dari kedua matanya, dengan cepat ia menghapus air mata itu, rara terkejut menyaksikannya, seketika dia mampu merasakan kepedihan yang dirasakan musa perlahan tangannya mengusap bahu musa lembut, kemudian rara meletakan amplop besar berwarna coklat di atas meja
“ simpan ini, mungkin dengan ini lu akan lebih mengenal sahabat lu, gwe tahu ini sangat menyakitkan buat kalian, tapi tuhan tahu yang terbaik untuk kalian”
Quote:
Melukiskanmu saat senja, Memanggil namamu ke ujung dunia
Tiada yg lebih pilu, tiada yg menjawabku
Selain hatiku dan ombak berderu
di pantai ini kau selalu sendiri, tak ada jejak ku di sisimu
namun saat ku tiba, suara ku memanggilmu
akulah lautan kemana kau selalu pulang
Jingga di bahuku malam di depanku dan bulan siaga sinari langkahku
ku terus berjalan ku trus melangkah ku ingin ku tahu engkau ada
Memandangi mu saat senja, berjlan di batas dua dunia
tiada yg lebih indah, tiada yg lebih rindu selain hatiku, andai engkau tahu
di pantai itu kau tampak sendiri, tak ada jejak ku disisimu
namun saat kau rasa pasir yang kau pijak pergi
akulah lautan memeluk pantai mu erat
Jingga di bahu mu malam di depan mu dan bulan siaga sinari langkah mu
teruslah berjalan teruslah melangkah ku tahu, kau tahu, aku ada.....
Tiada yg lebih pilu, tiada yg menjawabku
Selain hatiku dan ombak berderu
di pantai ini kau selalu sendiri, tak ada jejak ku di sisimu
namun saat ku tiba, suara ku memanggilmu
akulah lautan kemana kau selalu pulang
Jingga di bahuku malam di depanku dan bulan siaga sinari langkahku
ku terus berjalan ku trus melangkah ku ingin ku tahu engkau ada
Memandangi mu saat senja, berjlan di batas dua dunia
tiada yg lebih indah, tiada yg lebih rindu selain hatiku, andai engkau tahu
di pantai itu kau tampak sendiri, tak ada jejak ku disisimu
namun saat kau rasa pasir yang kau pijak pergi
akulah lautan memeluk pantai mu erat
Jingga di bahu mu malam di depan mu dan bulan siaga sinari langkah mu
teruslah berjalan teruslah melangkah ku tahu, kau tahu, aku ada.....
Quote:
Diubah oleh vidrock 13-08-2015 06:02
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
Kutip
0
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan