CHAPTER 1 - NADHIRA

Kelas 11 IPS 2 SMA XX

“Itu yang dipojokan ngobrol terus kerjaannya!”
“Coba Abi maju, kerjakan soal nomor 3!”

Suara Pak Benito, guru matematika gue, menggema di seiisi kelas. Yang ia maksud adalah gue, ya, gue duduk dipojok kelas bersama Adit. Di depan gue duduklah Putra dan Yanto. Padahal daritadi gue hanya mendengarkan ketiga teman gue itu yang sedang demam lagu metal dan sedaritadi mereka menirukan scream-scream lagu-lagu metal dengan suara pelan. Scream=berteriak tapi pelan lho(?). Akhirnya, dengan berat hati gue maju ke depan kelas.

“Ngapain kamu diam saja bukannya dikerjakan?”
“Saya ga ngerti pak”
“Hoo yaudah keluar sana”

Seisi kelas hening karena guru yang terkenal killer ini. Sambil berjalan keluar kelas, gue lirik teman-teman gue dipojokkan sedang menahan tawa.

“Shit! Padahal gue anteng2 aja tadi” kata gue dalam hati.

Akhirnya gue duduk di bangku depan kelas. 5 menit. 10 menit. Tak terasa gue memejamkan mata.

“Aww sakit!” Tiba terasa perut gue serasa ‘dicubit’. Dan ternyata literally dicubit.
“Heh kamu ini sudah diluar jam pelajaran, baju mu berantakan!” ternyata adalah pak indra pelakunya, guru killer gue yang lain.
“Maaf pak, ga sengaja tiba-tiba baju saya keluar sendiri” Sambil ngacir ke kantin hehehe.

Akhirnya gue memutuskan untuk ngopi di kantin. Saat sedang nyuruput kopi panas gue, tiba-tiba tangan gue kembali dicubit. Dicubut mulu hari ini asuu-_-

“Woiiiii!” Seketika terdengar suara nyaring tapi merdu yang udah sangat gue kenal.

Gue tengok orang disebelah gue, ada sesosok perempuan dengan rambut panjang dengan model sisiran belah tengah, rok sedikit ngatung, dan sepatu converse hitam yang belakangnya diinjak.

“Emang enaaak disuruh keluar wakakak makanya jangan ngobrol mulu”
“Lah songong amat-_- itu bocah-bocah yang ngobrol gue mah dengerin doang“
“Hihi iya sih mustahil amat lo ngobrol di kelas, lo kan kalem kecuali lagi sama gue”
“Huu..enak aja lo ra”

Ya, gue memang pendiam dan jarang ngomong. Entah kenapa gue menjadi orang yang berbeda saat dengan dia. Nadhira.