dinsosjakartaAvatar border
TS
dinsosjakarta
Djarot: BPJS Tak Cocok Obati Pasien Psikotik
Jakarta - Dalam kunjungan kerjanya ke Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 di Cengkareng, Jakarta Barat (Jakbar), Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menerima keluhan sulitnya pengobatan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) psikotik (gangguan kejiwaan).



Kartu BPJS tidak dapat memberikan penanganan yang cepat terhadap pengobatan pasien psikotik.

Djarot pun menilai program kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) tidak cocok untuk mengobati orang dengan masalah kejiwaan (ODMK), yang dibina oleh Dinas Sosial DKI Jakarta.

“Kan beda ya, penanganan ODMK dengan orang yang tidak ada gangguan kejiwaan. Jadi seharusnya, BPJS memberikan standar yang berbeda,” kata Djarot, di Panti Sosial BIna Laras Harapan Sentosa 1, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (18/6).

Sebelum ada BPJS, lanjutnya, selalu ada dokter jiwa yang rutin mengunjungi panti sosial. Dokter jiwa ini membawa obat-obatan yang dibutuhkan oleh penghuni panti. Program ini dilakukan dengan sebutan klinik satelit, yang berlangsung pada 2010 - 2014.

Namun setelah ada program BPJS, ODMK harus pergi ke rumah sakit jiwa terdekat, yakni di Duren Sawit, Jakarta Timur.

Melihat permasalahan itu, Djarot mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan berkoordinasi dengan BPJS untuk memperbaiki standar pengobatan khusus bagi ODMK. Pemprov DKI akan memberikan bantuan, bila BPJS menyediakan obat secara tepat bagi ODMK.

"Kalau nggak ada (obat), kita beli sendiri. Tidak boleh mereka ini terlambat,” ujarnya.

Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1, Sarima, mengeluhkan prosedur BPJS Kesehatan, karena membuatnya kesulitan untuk memberikan penanganan dan pengobatan yang tepat bagi penghuni panti.

Menurutnya, ODMK sangat membutuhkan obat untuk pemulihan. Tanpa obat, mereka akan lebih sulit dibina. Jika harus satu per satu datang ke rumah sakit meminta obat, maka proses itu akan memakan waktu cukup lama dan tidak efektif.

“Perhatikan saja, berapa jam dari sini (Cengkareng) ke sana (Duren Sawit). Mereka tidak tidur. Tanpa obat, kehidupan mereka susah kita bina. Karena obat itulah yang membuat jiwanya tenang, sarafnya tenang. Tanpa obat, kami tidak bisa membimbing mereka untuk masalah sosialnya,” jelas Sarima.

Lenny Tristia Tambun/FAB
0
1.3K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan