prd0002Avatar border
TS
prd0002
Beras Plastik. Benar atau HOAX?? Silahkan dilihat sendiri buktinya
Ane langsung aja. Dan seperti semua artikel ane yang sudah sudah, tidak ada sumber, ini adalah analisa dan pengamatan ane, dan artikel ini ane buat dari banyak sumber.

Saat ini ane kerja di perusahaan plastik, dan semua orang disini ketawa pada waktu dengar ada beras plastik.

Silahkan dilihat baik baik, ini adalah modal kita:




Berapa harga beras TERMAHAL?? Menurut http://sekilasharga.com/daftar-harga-sembako-2015/ harga Juni/Juli yang termahal adalah 12.600..


Sebuah pertanyaan sederhana dari ane. Siapa yang mau beli barang seharga 20 ribuan, diolah, dan kemudian dijual dengan rugi 10 ribu? 10 ribu itu hanya kerugian dari modal, dan tidak menghitung biaya mesin dan sebagainya. Jadi jelas kebutuhan dari penjual disini bukanlah keuntungan dalam hal dagang.

Yang menjadi masalah, adalah beras ini pasti nyata, karena ada beberapa sumber yang melaporkan beras ini. Siapa saja sumbernya?
1. Bantar Gebang, Bekasi
2. Sampai tanggal 1 Juni, beras plastik hanya ditemukan di Bantar Gebang Bekasi.

Hal ini diperburuk dengan berita Naiman yang mendompleng beras ini.
Yang perlu diketahui, bahwa beras plastik tidak akan menyebabkan muntah muntah. Ciri ciri beras plastik kalau benar ada adalah air beras yang bening, dan tidak akan mblenyek waktu dimasak. Selain itu kalau dimakan pun tidak apa apa. Efek beras ini baru mulai akan terlihat beberapa tahun setelahnya, dalam bentuk perubahan genetik akibat kerusakan sel. Menurut Sucofindo, komposisi beras ini adalah PVC, BBP, DEHP, dan DINP.
  1. PVC tidak akan menyebabkan keracunan akut, tetapi akan menimbulkan kerusakan sel secara kronis.
  2. BBP adalah senyawa yang mengendap dalam sel tubuh, dan bersifat toxic. Material ini sudah dilarang di Eropa, tetapi seperti PVC, tidak akan menyebabkan keracunan akut.
  3. DEHP adalah material yang biasa dipakai pada selang infus, atau banyak peralatan peralatan medis. DEHP tidak mudah larut, tetapi apabila masuk ke dalam tubuh, akan menyebabkan gangguan hormon. Jadi sama seperti PVC maupun BBP, tidak akan menyebabkan keracunan akut.
  4. DINP juga bersifat karsinogenik. DINP sudah diketahui menyebabkan perubahan pada struktur sel, dan bisa menyebabkan kanker.

Jadi seandainya makan beras plastik hari ini, sampai bulan depan pun tidak akan muntah muntah, bahkan bila dimakan setiap hari. Tapi 3-4 tahun mendatang, kalau hanya dimakan sekali hari ini, akan ada kerusakan kerusakan dalam sel tubuh, entah kanker usus, kanker hati, dst. Kerusakan bisa lebih cepat terjadi apabila terjadi penumpukan resin dalam tubuh (dimakan beberapa kali).
Jadi jelas yang dimakan Naiman bukanlah beras plastik karena dia muntah muntah. Naiman hanya menunggangi isu ini untuk mendapatkan keuntungan, yaitu publikasi.

Untuk itu, ada beberapa fakta yang mengemuka disini.
1. Beras tersebut hanya beredar di Bekasi
2. Tujuan dari penjual beras jelas bukan cari untung. Ada tujuan lain. Apa itu?
3. Fakta bahwa beras itu ada tidak dapat dibantah, karena peredarannya ada. Masyarakat yang lapor tidak mungkin bohong, sucofindo tidak mungkin bohong.

Kapolri sudah melihat ini. Tetapi mungkin yang gagal dilihat adalah beras ini bukanlah isu. Bisa juga sengaja diredam. Beras ini ADA. Sucofindo tidak mungkin berbohong, dan Sucofindo menemukan PVC sebagai salah satu bahannya. Dan negara sudah pasti akan meredam isu ini. Mengapa? Karena ini bukanlah isu mencari keuntungan dengan berjualan beras. Dan seperti yang dilakukan setiap negara, mereka melakukan pencarian pelaku diam diam, dan meredam isu ini di masyarakat. Lalu mengapa harus diredam? Ada keuntungan lain dibalik "kerugian" menjual beras ini.

Jadi kalau ditanya, apakah ada beras plastik, maka jawabannya adalah ADA.
Tetapi apakah beras palsu ini untuk dijual bebas di pasaran?? Jawabannya adalah TERGANTUNG TUJUAN PEMBUAT BERAS

Jadi ada 3 kemungkinan tujuan pembuat beras ini

Pertama, motif pertama seperti dikatakan detik adalah teror. Hal ini terkait kebijakan larangan impor beras. Otomatis para importir beras tidak menyukai kondisi ini. Terutama karena harga beras Thailand dan Indonesia berbeda jauh. Harga di Thailand adalah $400 USD per ton. Artinya, kalau keran import dibuka, maka importir akan memperoleh keuntungan 7000 perak PER KILO. Bahwa untuk menciptakan teror, dan menimbulkan keresahan masyarakat. Beras ini akan dijual di tempat tempat tertentu yang akan menimbulkan kehebohan masyarakat. Tujuan penjual beras sudah cukup terpenuhi apabila berasnya masuk koran dan menciptakan ketakutan di masyarakat. Tetapi apabila dia masih ingin menciptakan teror tersebut, maka beras tersebut akan terus dijual. Tetapi untuk tujuan ini beras ini terlalu terlokalisir. Apakah ada serangan berikut? Hanya Tuhan dan penjual beras yang tahu.

Kemungkinan kedua, Terlepas dari sumber yang menyebutkan sumber masalah adalah keuntungan beras impor yang saat ini kerannya ditutup, ada satu pihak lain yang saat ini terlihat mendapuk keuntungan. Yaitu Sucofindo sendiri, dan Pemkot Bekasi (ehm ehm.. pencitraan? ehm ehm.. Dengan menunjukkan respon cepat, 4 jam bok.. sejak kapan krisis di Indonesia ditangani dalam 4 jam?). Apalagi pusat peredaran beras ini HANYA di Bantar Gebang, BEKASI. Untuk hal ini, cukup sampai masuk koran, tujuan sudah tercapai. Kalau memang sucofindo yang ingin mendapat keuntungan, pelapornya pun berarti orang suruhan sucofindo. Motif kedua dari Pemkot dan Sucofindo muncul disini, karena beras tersebut dibawa ke sucofindo, dan bukan BPOM. Mengapa sucofindo?? Sucofindo adalah pengawas industri. Bukan makanan. Artinya, pihak yang membawa sample ini ke sucofindo SUDAH TAHU DARI AWAL BAHWA INI BERAS INDUSTRI, DAN BUKAN BERAS MAKANAN. Lazimnya, makanan akan dibawa dulu ke BPOM yang mengawasi makanan, dan setelah ditemukan kandungan bahan industri, baru dibawa ke sucofindo. Analoginya adalah seorang yang memanggil polisi dan melaporkan pembunuhan sewaktu melihat orang terlentang di atas sofa dari depan pintu. Apabila orang tersebut bukan pembunuhnya, dia hanya mengira orang tersebut tidur, dan baru memanggil ambulans (bukan polisi) setelah orang tersebut tidak bisa bangun sewaktu pintu digedor.

Kemungkinan ketiga, selain importir beras dan pemkot bekasi, adalah bocornya beras ini sebelum sampai di pasaran. Beras ini bukanlah beras yang bisa beredar di Indonesia. Beberapa negara asia seperti Jepang atau Singapura, beras ini masih bisa beredar karena harga beras di Singapura mencapai 27 ribu per kilo, dan Jepang 48 ribu per kilo. Sedangkan di Indonesia yang hanya 12 ribu per kilo, beras ini tidak bisa beredar. Karena itu kalau sampai beras ini beredar, dan tujuannya memang profit, hanya ada satu kemungkinan. Tercampur dengan beras lokal sebelum sampai ke tujuan berikutnya. Karena kesalahan, maka peredarannya hanya terbatas pada karung karung yang "salah kirim" tersebut.

EDIT:
Ada yang bilang bahwa ini adalah plastik bekas. Kalau plastik bekas, seharusnya ada satu komponen lagi yang dideteksi sucofindo, yaitu PEVA atau PolyEthylene Acetate. Komponen ini penting pada pabrik plastik sebagai label. PEVA juga merupakan plastik, dan biasa menggunakan hot meld untuk menyatu dengan PE, PS, atau juga PVC. Karena komponen ini tidak ada, berarti ini bukan plastik bekas. Selain itu, plastik bekas harusnya juga terdeteksi pigmen seperti X6712 atau X303 pigment, atau Titanium Dioxide kalau putih.
Diubah oleh prd0002 09-06-2015 21:08
0
4.2K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan