alfin.and.meAvatar border
TS
alfin.and.me
Mhs Gizi & Elektro UNDIP Buat Alat Otomatis Pendeteksi Gizi Buruk pada Balita
Sumber: http://www.kompasiana.com/alfinesta/...afbd5b048b4569



Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Penyebab yang menonjol adalah keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Kondisi gizi anak-anak Indonesia rata-rata lebih buruk dibanding gizi anak-anak dunia dan bahkan juga dari anak-anak Afrika. Sebuah riset juga menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena kekurangan gizi serta buruknya kualitas makanan. Badan kesehatan dunia (WHO) juga memperkirakan bahwa 54% kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk.

Padahal sejak tahun 1986, Indonesia telah memiliki POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia. Pengukuran berat badan dan tinggi badan adalah satu dari 5 kegiatan yang ada di posyandu. Hasil pengukuran itu akan dituliskan di KMS. KMS (Kartu Menuju Sehat) merupakan borang grafik untuk memantau tingkat perkembangan keadaan gizi pada balita, yang kita mengenalnya dengan kegiatan pemantauan status gizi.

Namun, pada praktiknya masih terdapat kendala di lapangan, yaitu kesulitan kader posyandu dalam melakukan pengukuran antropometri secara tepat. Hal ini disebabkan oleh repotnya menggunakan alat ukur konvensional untuk mengukur balita. Balita umumnya enggan untuk diukur dan meronta-ronta ketakutan sehingga menyulitkan proses pengukuran. Kesulitan lainnya kesulitan kader posyandu dalam mencatat hasil pengukuran pada grafik KMS. Dimana dalam mencatat dan mengintepretasi KMS membutuhkan ketrampilan dan ketelitian yang cukup tinggi.

Melihat ironinya permasalahan tersebut, kolaborasi mahasiswa UNDIP jurusan teknik elektro dan ilmu gizi menciptakan sebuah inovasi alat OTOTIM: Otomatisasi Alat Antropometri dan KMS digital sebagai detektor dini gizi buruk pada balita di posyandu. Alat ini berupa timbangan digital multifungsi, yang dapat mengukur berat badan dan tinggi badan. Hasil pengukuran tersebut secara otomatis terhubung langsung dengan PC yang telah dilengkapi aplikasi KMS digital OTOTIM.

Rangkaian OTOTIM terdiri atas dua komponen, yaitu komponen hardware dan komponen software. Komponen hardware berupa timbangan digital OTOTIM. Timbangan OTOTIM memiliki 2 sensor, yaitu sensor ultrasonik untuk mengukur tinggi badan dan sensor berat untuk mengukur berat badan. Data yang direkam akan dikirim ke mikrokontroller arduino uno untuk diolah yang kemudian dikoneksikan ke komputer. Case OTOTIM didesign unik dan menyenangkan, sehingga anak-anak tidak takut untuk melakukan pengukuran. Sedangkan komponen software, berupa suatu aplikasi KMS digital. Pada umumnya, KMS berupa grafik perbandingan berat badan dengan umur, jadwal imunisasi, pemberian vitamin A, dan pemberian ASI. Berbeda dengan KMS Digital pada umumnya, KMS Digital OTOTIM dilengkapi dengan grafik tinggi badan dibanding umur (TB/U), dan berat badan dibanding tinggi badan atau panjang badan (BB/TB atau BB/PB), sehingga lebih akurat dalam menentukan status gizi pada bayi dan balita. Hasil grafik ini akan menunjukkan status gizi anak pada masa lampau dan saat ini. Penampakan pada aplikasi KMS Digital ini dibuat user friendly sehingga siapapun dapat menggunakannya.

Bagian akhir dari KMS Digital adalah kondisi status gizi anak, apakah anak dalam status gizi kurang, normal, atau buruk berdasarkan interpretasi dari 3 grafik BB/U, TB/U, dan BB/TB. Pada bagian akhir, akan diberikan saran yang harus dilakukan oleh orang tua terkait dengan status gizi anak. KMS Digital ini kemudian dicetak dan dibagikan kepada orang tua setiap bulannya untuk dilihat pertumbuhan anak. Database keseluruhan kondisi status gizi bayi dan balita di posyandu tersebut akan dikirimkan ke Dinas Kesehatan, yang nantinya digunakan sebagai pemantauan dan bahan pertimbangan pemerintah dalam merencanakan suatu kebijakan gizi dan kesehatan.kelebihan dari OTOTIM sendiri adalah praktis, otomatis, dan valid dalam pengukuran sehingga meminimalisir kesalahan dalam pengukuran dan pencatatan oleh kader posyandu.

OTOTIM telah dipatenkan di HKI tetapi masih menunggu nomor registrasi yang masih dalam proses. Saat ini pengerjaan OTOTIM mencapai lebih dari 75%, setelah mencapai 100% OTOTIM akan melalui tahap pengujian oleh akademisi, praktisi kesehatan, dan kader posyandu.

OTOTIM diharapkan dapat menjadi solusi pemantauan status gizi anak yang mudah, praktis, dan valid untuk posyandu masa depan.


Diubah oleh alfin.and.me 05-06-2015 12:21
0
2.6K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan