Menurut website resmi AIIB, agan2 sekalian bisa cek di
www.aiibank.org , AIIB didefinisikan sebagai institusi finansial internasional yang pertama kali diproposalkan oleh Tiongkok.
Menurut berita ini, ide untuk mengembangkan bank baru yang ‘tidak didominasi oleh negara2 barat’ pertama kali disampaikan oleh presiden Tiongkok Xi Jinping pada pidatonya kepada
PARLEMEN INDONESIA bulan Oktober 2013 lepas. Pengukuhan bank ‘raksasa’ yang kini sudah beranggotakan negara-negara di lebih dari 3 benua (meskipun berjudul ‘bank infrastruktur ASIA’) bertujuan untuk ‘memberikan dana’ untuk pembangunan proyek2 infrastruktur di Asia.
Ane kutip aja berita yang linknya bisa dilihat di atas: Xi explained that “to support the process of interconnection and integration of the economic development in the region, China has proposed to build the Asia infrastructure investment bank and provide financial support to infrastructure development in developing countries in the region.”
Kalau dalam bahasa Indonesia, kira-kira berbunyi seperti ini deh: Xi menjelaskan bahwa untuk medukung konektivitas dan integrasi perkembangan ekonomi di wilayah sekitar perlu dibentuk sebuah bank infestasi Asia yang bertujuan untuk memberikan bantuan finansial untuk pengembangan infrastruktur di Negara berkembang di wilayah sekitar.
Laporan tahun 2009 dari ADB menuturkan bahwa diperlukan dana sekitar 8-13 triliun USD untuk pembangunan infrastruktur asia untuk menopang perkembangan ekonomi Asia. Boleh dibilang, pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia beberapa tahun belakangan ini lebih subur ketimbang pertumbuhan ekonomi negara-negara barat, baik Amerika maupun Eropa. Weleh weleh, kalau dirupiahkan, ada berapa banyak angka '0'nya yah tuh
Konon katanya, AIIB ini dibentuk untuk menyaingi lembaga finansial kelas dunia lainnya seperti IMF (International Monteray Fund) dan World Bank (Bank Dunia) dan juga ADB (Asian Development Bank) yang sering dikaitkan dengan superioritas Amerika Serikat dan konco2nya (juga Jepang yang notabene adalah Negara Asia) dalam hal keuangan dunia. ADB berkantorpusat di Manila, Filipina sedangkan World Bank dan IMF berkantor pusat di Washington D.C., Amerika Serikat.
AIIB secara formal dibentuk pada tanggal 24 Oktober 2014 dalam sebuah upacara di Bejing, Tiongkok di mana 21 negara pelopor menandatangani kesepakatan. Konon bank ini akan berkapital sebesar 50-100 miliar dollar amerika (weleh, weleh, rupiahnya berapa yah

) yang mana sebagian besar dana akan disediakan oleh Tiongkok.
Siapa saja 21 negara pelopor ini? The founding members of the bank were China (obviously), India, Thailand, Malaysia, Singapore, the Philippines, Pakistan, Bangladesh, Brunei, Cambodia, Kazakhstan, Kuwait, Laos, Myanmar, Mongolia, Nepal, Oman, Qatar, Sri Lanka, Uzbekistan, and Vietnam. Namun, beriringan waktu jumlah negara pelopor bertambah setelah negara2 lain ikut bergabung.
Articles of Agreement (AOA) rencananya sedang difinalisasi dan akan ditandatangani oleh para negara pelopor mulai bulan Juni 2015 dan AIIB sendiri diharapkan akan mulai bergerak di lapangan pada akhir tahun 2015 ini.
Foto di bawah adalah foto bersama Presiden Tiongkok dengan perwakilan dari 21 negara Asia lainnya
Sumber foto bisa dilihat di link ini
Lah, bagaimana dengan Indonesia? Kebetulan sedang ada pergantian pemerintahan di Indonesia pada pertengahan 2014 lalu, dikabarkan bahwa pemerintah Indonesia yang baru tidak bisa mereview kesepakatan secara tepat waktu. Namun, pada tanggal 25 November 2014 Indonesia resmi bergabung dengan bank ini, diwakili oleh menteri keuangan Bambang Brodjonegoro yang menandatangani nota kesepahaman di Jakarta, yang disaksimatakan oleh duta besar Tiongkok untuk Indonesia, Xie Feng, menjadi anggota ke-22 negara pelopor AIIB. Pak Bambang mengutarakan bahwa tujuan pembentukan bank ini sejalan dengan strategi pembangunan Indonesia, yang pada cabinet ini menitikberatkan kejayaan maritime. Indonesia yang seringkali dikaitkan dengan Negara besar nan ‘kismin’ alias belom banyak duit, mungkin bisa memanfaatkan keanggotaannya di bank ini untuk mendapatkan dana luar untuk pembangunan infrastruktur.
Per bulan Mei 2015, hampir seluruh negara di benua Asia ikut serta dalam lembaga keuangan ini. Meskipun berjudul ‘Asia’ ternyata AIIB tidak menutup diri dari keikutsertaan negara-negara anggota dari benua seberang seperti Eropa, Australia, Amerika dan Afrika. Inggris adalah negara pertama non-Asia yang menjadi anggota bank ini, disusul oleh Jerman, Perancis dan Itali, keempatnya adalah negara anggota Uni Eropa. Negara kangguru dan koala pun mengikuti jejak Inggris menjadi negara anggota AIIB, menuai kecaman dari sang polisi dunia, Amerika Serikat. Namun, tekanan dari Amerika mungkin tidak berbuah hal yang menyejukkan untuk negara adidaya itu. Saat ini (per bulan Mei 2015), negara2 anggota AIIB adalah:
Asia: Azerbaijan, Banglades*, Brunei*, Kamboja*, Tiongkok (PENDIRI UTAMA), Georgia, India*, Indonesia*, Iran, Israel*, Jordania, Kazakstan*, Kuwait*, Kyrgyzstan, Laos*, Malaysia*, Maldives, Mongolia*, Myanmar*, Nepal*, Oman*, Pakistan*Filipina*, Qatar*, Korea Selatan, Rusia, Saudi Arabia, Singapura*, Sri Lanka*, Tajikistan, Thailand*, Turki, Uni Emirat Arab, Uzbekistan*, Vietnam* dan Hong Kong**.
Oseania: Australia*, Selandia Baru.
Eropa: Austria, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Islandia, Itali, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Spanyol, Swedia, Swiss, Inggris.
Afrika: Mesir, Afrika Selatan
Amerika Selatan: Brazil
*= Negara pelopor.
**=status keanggotaan masih pending, berhubung Hong Kong dianggap oleh sang pendiri bank sebagai ‘wilayah integrasi’nya.
Pihak berwenang Amerika Serikat sempat mengutarakan 'kewaspadaan'nya mengenai kinerja dari program-program kerja bank ini, apakah bank ini akan memiliki high standards of governance, atau adakah dampak yang akan berakibat pada lingkungan dan juga kondisi sosial. Seperti yang udah ane sebut di atas, Amerika Serikat sempat menuturkan kekecewaannya saat Inggris memutuskan untuk bergabung dengan AIIB, dan juga menggunakan kekuatan diplomasi untuk mencegah 'konco-konconya' untuk tidak beraliansi dengan bank ini.
Ini berita mengenai kemarahan Amerika pas Inggris gabung gan.
Pernah beredar berita kalau Jepang bakalan gabung dengan bank ini, meskipun
berita tersebut ditampik oleh dubes Jepang untuk Tiongkok. Jepang yang 'notabene' adalah salah satu pemain utama di ADB melontarkan rasa kecurigannya mengenai AIIB, apakah bank ini akan berstandar tinggi atau malah 'merusak' kreditor lainnya? Alhasil Jepang lebih memilih untuk terus berkonco dengan Amerika ketimbang bergabung dalam naungan Beijing. Bahkan ADB juga meningkatkan kapasitas pinjaman menjadi US$ 20 miliar yang sebelumnya 'hanya' berjumlah US$ 13 miliar, meskipun hal itu ditampik sebagai salah satu upaya ADB balik menyaingi AIIB.