pecandurinduAvatar border
TS
pecandurindu
INTRODUCING
Ini pertama kalinya aku menulis di KASKUS. Sebelumnya aku hanya menulis untuk kubaca sendiri. Egois, ya? Entahlah. Sampai suatu ketika seorang sahabat memberikanku sebuah link internet. Ternyata link itu berisi sebuah kisah cinta yang luar biasa. Cinta dalam diam. Cinta tanpa pengungkapan. Cinta tanpa penyatuan. Aku pikir hampir semua pecinta forum Story From The Heart tahu kisah ini, judulnya “Sepasang Kaos Kaki Hitam”. Terdengar familiar bukan?emoticon-Betty (S)

Kisah tentang cinta Ari yang dia pikir tidak mendapat balasan dari Meva, perempuan dengan kaos kaki hitam saat pertama kali dia melihatnya. Rasanya aku dongkol sekali saat membaca part dimana Meva mengakui bahwa sesungguhnya dia juga mencintai Ari, hanya saja ada jurang pemisah yang terlalu terjal di antara mereka, keyakinan sampai akhirnya mereka memilih berpisah dengan memendam cinta masing-masing. Cinta sendirian. Namun ternyata, Tuhan membawa mereka ke sebuah pertemuan yang tidak pernah terbayangkan. Setelah bertahun-tahun terlewati tanpa kabar, Ari melihat Meva di sebuah jalan. Ari bergegas turun dari mobilnya dan menghampiri Meva. Dan di saat itulah, semuanya terungkap. Perasaan Ari dan Meva ternyata sama. emoticon-Betty (S)

Saat membaca part itu kupikir mereka akan bersatu, ternyata tidak. Mereka sudah mempunyai pasangan masing-masing. Hidup dalam ikatan sakral yang mereka janjikan pada Tuhan. Pernikahan. Berpisah lagi. Itu pilihan mereka.emoticon-Berduka (S)

Ya. Cerita itu yang menginspirasiku untuk membagikan kisahku disini. Ini kisah nyata. Bukan tentang perbedaan keyakinan. Bukan pula tentang cinta yang tidak diungkapkan. emoticon-Smilie

Aku harap kisah ini bisa memberi tahu semua orang bahwa tidak ada yang salah dengan menunggu, setidaknya kita belajar untuk mempertahankan. Tapi ingat, saat jatuh cinta, logikanya dibawa, ya.emoticon-Kiss (S)
The story begins…emoticon-Blue Guy Peace

INTRODUCING

Pernahkah kalian jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama? Aku pernah. Tapi apakah kalian juga pernah mematahkan cinta itu sesering kalian jatuh lagi kepadanya? Karena aku pernah. Jangan mengajariku cara mencintai seseorang yang hatinya tak pernah tersentuh, karena aku sedang melakukannya.

Aku Ires, seorang siswi yang baru lulus dari jurusan IPA sebuah SMA negeri ternama di kotaku yang memang dapat dikatakan nekat saat memutuskan masuk sebuah Sekolah Tinggi Agama Islam di jurusan Ekonomi Syariah, aku tidak punya basic pendidikan syariah dari mulai TK sampai SMA. Memang keputusan ini bukan semata-mata keinginanku, Ayahku lah yang menginginkan aku kuliah disini dan dengan niat ingin membahagiakan beliaulah aku mengubur mimpiku dalam-dalam untuk dapat kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang di jurusan Perpajakan. Yap, aku batal kuliah di UMM dan itu membuatku malas mendaftar kuliah dimanapun. emoticon-Berduka (S)

Setelah melewati masa-masa ospek yang sangat melelahkan dan bahkan sampai membuatku harus dilarikan ke rumah sakit karena penyakit tifusku kambuh, perkuliahan pun dimulai. Aku benar-benar asing dengan seluruh orang di kampusnya. Memang tidak ada satupun teman-teman dari SMA-ku dulu yang melanjutkan studi disini. Kebanyakan dari mereka melanjutkan ke universitas-universitas ternama di Indonesia, wajar saja, SMA ku adalah sebuah SMA yang terkenal dengan siswa-siswa jenius dan burjois. emoticon-Ngakak (S)

Sahabat-sahabat baikku semasa SMA pun sudah tidak lagi tinggal di kota itu. Sasa pindah ke Bali untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Pariwisata, Prilly pindah ke Yogya dan mengambil sebuah universitas swasta disana, dan Kiki pindah ke Banjarmasin. Selama di SMA, Aku memang sangat dekat dengan ketiga sahabatku ini sehingga sampai kepada perpisahan kami yang seperti ini pun Aku masih sering melakukan kontak dengan mereka entah melalui chat BBM, telepon, ataupun Skype.

Awal perkuliahan memang dirasa sangat berat untukku. Mulai dari jadwal kegiatan kampus yang mengharuskan mahasiswa bangun subuh untuk mengikuti kegiatan ‘vocabulary’ di halaman masjid sampai dengan kewajiban mengikuti kajian Quran sehabis magrib. Sebenarnya hal itu sama sekali tidak masalah untukku jika jarak rumah ke kampus masih dapat dikatakan dekat namun pada kenyataannya jarah rumahku ke kampus memang benar-benar jauh, sekitar 15-20km. emoticon-Mad (S)

Dan yang makin membuatku pusing adalah saat aku mengetahui bahwa sebelum diberikan mata kuliah khusus ekonomi, ternyata setiap mahasiswa baru harus melewati 2 semester dengan isi kuliah seputar Islam, seperti Bahasa Arab, Fikih, Ulumul Quran, Ulumul Hadis, dan sebagainya. Alhasil, Aku yang memang tidak pernah sama sekali mempelajari materi ini semasa SMA hanya dapat melongo saja. Namun pada dasarnya, Aku adalah cewek yang gampang bergaul, baru beberapa hari perkuliahan, aku sudah akrab dengan Reya, mahasiswi cantik alumni Madrasah Aliyah Negeri. Reya sangat membantu dalam proses kuliahku.

Reya adalah seorang perempuan cantik yang sangat anggun. Reya sangat pandai dalam urusan dandan. Tiap berangkat ke kampus pun dia tidak pernah lupa menggunakan foundation, mascara, eyeliner, lipbalm, dan jenis make-up lainnya. Jauh berbeda denganku yang sangat cuek terhadap penampilan dan tergolong tidak bisa berdandan. Reya tidak banyak omong namun sekalinya ngomong penuh makna. Rumahnya tidak begitu jauh dengan rumahku. Inilah yang menyebabkan pertemananku dan Reya terjalin harmonis, kami berangkat kuliah sama-sama dan pulang kuliah pun sama-sama.

Sebelum perkuliahan pertama dimulai, Ibu dosen memperkenalkan dirinya dan mengabsen mahasiswa di kelas. Kelas ESY-A, sebuah kelas bagi mahasiswa jurusan ekonomi syariah di kelompok A karena kelas ekonomi syariah sendiri terbagi menjadi tiga kelas yaitu, ESY-A, ESY-B, dan ESY-C. Kelas yang berukuran 7x6 meter ini diberi cat warna krim dan memang cukup besar untuk menampung 28 mahasiswa ESY-A. kelas ini dilengkapi dengan 35 kursi mahasiswa, sebuah proyektor, sebuah papan tulis, meja, dan kursi untuk dosen. Setelah sang dosen memberikan intermezzo sedikit mulailah dipilih beberapa orang untuk mengkoordinir kelas. Beberapa nama yang memang sudah ‘beken’ di kelas tentu saja ditunjuk sebagai kandidat. Dan tanpa diduga-duga....

Dosen: Kamu, Nak, yang duduk paling depan, yang pakai jilbab warna krim.
Aku: Saya, bu? emoticon-Cape d... (S)
Dosen: iya, kamu. Siapa namamu?
Aku: Iresania Apriliyanti, Bu. Biasa dipanggil Ires. emoticon-Bingung (S)
Dosen: iya, Ires dimasukin jadi salah satu kandidat ya.
Aku: iya, bu. emoticon-Malu (S)

aku tersenyum ramah namun masih bingung kenapa aku dipilih dan bahkan dipilih langsung oleh ibu dosen. Ya, mungkin dari raut mukaku, ibu dosen melihat sesuatu yang menjanjikan. Hehehe. emoticon-Ngakak (S)

Aku mendapat kepercayaan sebagai sekretaris kelas. Hal itu biasa saja untukku karena di SMA pun aku sudah pernah menjabat menjadi sekretaris. Tapi tetap saja itu adalah sebuah kebanggaan untukku yang dipilih secara langsung oleh dosen.

Pemilihan koordinator kelas pun selesai dan kuliah dimulai...
Aku: Re, mohon dimaklum ya kalau nanti aku banyak nanya kamu. Aku nggak ngerti nih masalah ginian. Di SMA ku mana ada. emoticon-Blue Guy Peace
Reya: Iya, santai aja. Kalau aku bisa pasti ku bantu. Masalahnya aku juga kurang menguasai Bahasa Arab.

Aku tidak banyak punya teman saat awal-awal kuliah karena rata-rata mahasiswa barunya berasal dari Madrasah Aliyah yang sama. Tapi seiring berjalannya waktu aku mulai mengakrabkan diri dengan beberapa teman yang lain.

Diubah oleh pecandurindu 25-06-2015 01:58
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
3.1K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan