Jakarta - Keluarga mendiang Presiden Soeharto kembali ke panggung politik. Setelah Siti Hedijati Harijadi alias Titiek Soeharto sukses menjadi anggota legislatif dari Partai Golongan Karya, kini giliran Hutomo Manda Putra yang 'turun gunung'.
Pria yang biasa dipanggil Tommy Soeharto itu muncul di tengah prahara yang kini melanda Partai Golongan Karya. Putra kinasih mendiang Presiden Soeharto itu berniat mendamaikan kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie (Ical) yang kini tengah berseteru.
Pada 10 April 2015 lalu atas perantara Titiek Soeharto, Tommy mengundang Ical yang juga Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali dalam sebuah jamuan santap siang. Hadir dalam pertemuan di gedung Granadi itu selain Ical adalah; Ketua FPG DPR Ade Komarudin dan Fuad Hasan Mansyur serta Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Munas Riau Akbar Tandjung.
Sebelum menggelar jamuan santap siang, Tommy aktif menyuarakan tentang Golkar melalui akun Twitternya @HutomoMP_9. Titiek Soeharto mengakui bahwa akun tersebut adalah milik Tommy.
"Iya, memang betul itu (akun) Twitter Tommy, adik saya. Karena memang merasa concern mengenai keadaan Golkar sekarang yang masih ribut saja dan apalagi sampai waktu itu ada di TV sampai membongkar pintu. Makanya, Tommy mem-posting tweet kayak begitu," kata Titiek seperti dikutip dari Majalah Detik edisi 178 hari ini, Minggu (26/4/2015).
Pemikiran Tommy soal solusi untuk Partai Golkar dituangkan di Twitter tersebut yang langsung dihubungkan dengan akun Facebooknya. Selain Tommy, Titiek Soeharto juga memiliki akun Twitter dan Facebook.
Ada juga akun @HMSoeharto1921 yang di dalam profilnya tertulis didedikasikan untuk Presiden Republik Indonesia ke-2 yang membawa Indonesia sebagai Macan Asia.
Akun @HMSoeharto1921 banyak men-cuit-kan keberhasilan Soeharto saat memimpin Indonesia selama 32 tahun. Kicauan ini sering diretweet oleh akun Tommy Soeharto.
Inikah usaha keluarga Cendana kembali ke panggung politik?
Terkait hal ini Titiek Soeharto menjawabnya dengan diplomatis. "Dulu bapak saya selalu bilang, becik ketitik olo ketoro. Artinya: yang baik nanti akan kelihatan, yang jelek dan jahat akan kelihatan. Jadi akhirnya, dengan berlalunya waktu, bukan dari kita, masyarakat juga bisa lihat dan membandingkan mana yang lebih enak," kata Titiek
.
kembalikan RI jadi milik cendana..