Peringatan Konferensi Asia-Afrika yang jatuh pada peringatan ke-60 di tahun 2015, membuat publik dewasa ini kembali menengok perjuangan sosok Presiden pertama Indonesia Soekarno dalam menghelat KAA untuk yang pertama kalinya.
Pidato Soekarno yang menghentak publik Asia-Afrika membuat para bangsa yang ikut berpartisipasi semakin menghormati Indonesia sebagai bangsa yang besar.
Seperti pada kutipan dalam paragraf terakhir, Soekarno melantangkan:
"if we succeed in doing so, the effect of it for the freedom, independence and the welfare of man will be great on the world at large. The Light of Understanding has again been lit, the Pillar of Cooperation again erected. The likelihood of success of this Conference is proved already by the very presence of you all here today. It is for us to give it strength, to give it the power of inspiration-to spread its message all over the World."
Dari penggalan paragraf terakhir tersebut dapat diartikan, meski para delegasi KAA berkumpul dari negara berbeda, latar belakang politik yang berbeda, kulit berbeda, mereka dapat bersatu dan berjuang melawan gerakan kolonialisme dan mempromosikan perdamaian dunia.
Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika di Bandung, Jawa Barat, pada 18-24 April 1955. Inisiatif ini diambil oleh Indonesia, India, Pakistan, Birma (Myanmar) dan Ceylon (Sri Lanka).
Konferensi ini dihadiri oleh delegasi dari 29 negara Asia dan Afrika. Tujuan dari konferensi ini adalah promosi kerjasama yang lebih erat di bidang ekonomi, budaya dan politik.
Resolusi dari Konferensi ini dikenal sebagai "Dasa Sila", Bandung.
Hal ini menekankan perdamaian dunia, menghormati satu sama lain kedaulatan dan integritas teritorial, dan non-campur tangan dalam urusan internal masing-masing. Resolusi itu juga berusaha menegakkan prinsip-prinsip hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Ide untuk konferensi tersebut dilanjutkan dalam pembahasan konferensi Colombo (28 April 1964) dan disempurnakan dalam konferensi Bogor (28-29 Desember 1954), Seperti dilansir melalui situs Sukarno-years.net
Benih yang tumbuh di Bandung berakar kuat enam tahun kemudian ketika negara-negara merdeka secara resmi mendirikan Gerakan Non-Blok di Beograd Summit tahun 1961.