- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
AS, Kuba, dan Kenangan Memalukan Invasi Teluk Babi
TS
sorondo
AS, Kuba, dan Kenangan Memalukan Invasi Teluk Babi
AS, Kuba, dan Kenangan Memalukan Invasi Teluk Babi
Quote:
Evelio Franco Llety, kini usia 63 tahun, tak berkata sedikit pun ketika menyaksikan Raul Castro dan Barrack Obama, presiden Kuba dan AS, berjabat tangan, saling lempar senyum, dan duduk berbincang.
Sebagian besar rakyat Kuba menyambut gembira peristiwa itu. Benak mereka mungkin dipenuhi bayangan kehidupan lebih baik di masa depan, setelah AS mencabut embargo ekonomi dan mengalirkan modalnya ke Kuba.
Llety sebaliknya. Ia lebih suka kembali ke suatu hari di tahun 1961, ketika CIA menggelar Operasi Zapata -- yang kemudian dikenal sebagai Invasi Teluk Babi.
"Malam itu, beberapa jam sebelum peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Invasi Teluk Babi, saya dan teman-teman berjalan pulang di sepanjang pantai," Llety memulai ceritanya.
"Saat itu saya masih berusia 12 tahun. Saya melihat cahaya aneh di dalam air," lanjut Llety. "Keesokan hari, saya dibangunkan suara tembakan keras. Invasi Teluk Babi dimulai."
Invasi Teluk Babi digagas Presiden Dwight D Eisenhower dan dilaksanakan Presiden John F Kennedy, dengan tujuan menggulingkan Fidel Castro. CIA menyebutnya Operasi Zapata.
Pentagon menolak gagasan ini. Kennedy tidak kehabisan akal. Ia membentuk pasukan sendiri; terdiri dari mafia yang mendukungnya saat terpilih sebagai presiden, para bedebah, dan pengungsi Kuba yang lari setelah penggulingan Flugencio Batista oleh Fidel Castro.
CIA mengorganisir operasi ini. Rencananya, pasukan bentukan Kennedy mendarat di Teluk Babi, dan menyerbu Havana.
Sebelum pendaratan, Kennedy mendapat jaminan Angkatan Udara AS akan melakukan pemboman untuk melumpuhkan pertahanan partai Kuba. Pemboman itu tidak pernah ada.
Pasukan 'bayaran' Kennedy mendarat di Teluk Babi, dan terlibat pertempuran dengan petani dan nelayan. Llety dan kelurga, serta ratausan penduduk di sepanjang Pantai Teluk Babi, terjebak di tengah pertempuran.
"Saya menyaksikan penyerang mendarat dengan perahu, di atasnya pesawat melayang-layang," tutur Llety kepada Aljazeera.
Beberapa orang desa berusaha melarikan diri dengan menumpang truk, yang kebetulan lewat. Sebuah kapal berbendera Kuba mendekat dan berada di atas truk. Penumpang merasa tidak perlu ketakutan, karena itu pesawat Kuba.
"Kami keliru. Itu pesawat CIA yang berbendera Kuba, dan menembaki kami," ujar Llety. "Enam orang yang berada di atas truk tewas."
Arsip Militer Kuba menyebutkan 300 orang tewas dalam dua hari pertempuran di Teluk Babi. Sebagian besar, sekitar 176 adalah petani yang angkat senjata untuk menahan laju penyerang sebelum Tentara Ravolusioner Kuba pimpinan Fidel Castro tiba.
Penyerang merebut Playa Giron, dan membangun basis, untuk melancarkan serangan ke Havana.
Julio Simoneau, kini berusia 80 tahuh tapi punya ingatan kuat, mendapat panggilan untuk terlibat melawan invasi CIA di Bahia de Cochinos atau Teluk Babi. Ia bukan prajurit, tapi juru kamera yang bekerja untuk media pemerintah. Perintah untuknya adalah rekam semua.
Dari apartemen kecil di Havana, Simoneau bercerita kepada Aljazeera bagaimana berada di samping Fidel Castro selama berjam-jam pertempuran. "Fidel berlari ke garis depan. Penasehat menahan dan mengingatkannya untuk menjaga keselamatan," kenang Simoneau.
Simoneau juga masih belum lupa bagaimana Fidel Castro menghardik penasehatnya; "Siapa bos di sini. Jika saya ingin bertempur, jangan halangi saya."
Di tengah pertempuran, seorang perwira mendekati Fidel Castro dan melaporkan seorang ajudannya disergap penyerang dan dibunuh. "Fidel berteriak. Mengutuk dan memaki. Barangkali sebagian besar rekaman saya berisi gambar-gambar Fidel sedang memaki," kata Simoneau.
Llety masih belum lupa bagaimana Fidel Castro berada di atas tank yang menuju Giron. "Orang-orang berjalan di sisi kiri dan kanan tank-tank. Fidel kerap berteriak; hati-hati ranjau, mereka mungkin sudah menanamnya," cerita Llety.
Sejenak menoleh ke belakang, dua hari sebelum Invasi Teluk Babi, pesawat CIA -- menyamar sebagai pesawat Kuba -- menyerang tiga pangkalan udara untuk melumpuhkan Angkatan Udara Fidel Castro. Pemboman menghancurkan banyak pesawat yang parkir di sisi landasan, tapi semua itu pesawat rongsokan dan tak berguna.
Intejelen Kuba tahu rencana pemboman CIA, dan menyembunyikan pesawat yang layak terbang di sebuah lokasi rahasia.
Fidel Castro tak langsung menyerang Giron. Ia menunggu AU Kuba mengeluarkan pesawat-pesawat dari tempat rahasia, dan menerbangkannya.
Ketika pesawat-pesawat itu mengudara, Fidel Castro dan tentaranya menyerang Giron. Pesawat-pesawat Kuba menyerang USS Houston, kapal utama para penyerang. Fidel menyaksikan semua itu.
"Dia kerap berteriak di samping saya; terus syuting. Siapa tahu kau merekam ledakan peluru itu," kata Simoneau.
Penyerang terbantai di Teluk Babi. Sebanyak 1.300 warga Kuba yang lari ke AS, dan terlibat dalam operasi ini, ditangkap. Seribu dari mereka menyerah dan ditangkap, lainnya tewas.
"Fidel berbicara dengan mereka satu per satu," ujar Llety.
Mereka yang memiliki link ke diktator Flugencio Batista dijebloskan ke penjara atau dibunuh. Yang tidak punya kaitan dengan rejim lama ditahan untuk mendapat tebusan dari AS.
Felix Rodriguez adalah salah satu warga Kuba di AS yang terlibat dalam Invasi Teluk Babi. Ia kembali ke AS, setelah masyarakat Kuba di Florida memberikan uang tebusan.
"Saya masih berusia 19 tahun saat ikut Invasi Teluk Babi. Banyak teman saya tewas. Beberapa dieksekusi," kenangnya.
Carlos Alzugaray, profesor ilmu politik Universitas Havana, mengatakan rencana Invasi Teluk Babi diperintahkan Presiden Dwight D Eisenhower, dilaksanakan John F Kennedy, dan ditakdirkan untuk gagal.
"AS mengakui Invasi Teluk Babi adalah kegagalan karena ilegal," ujar Alzugaray. "Bagaimana mungkin Anda melatih orang Kanada untuk menyerang Kanada."
Rencana CIA, masih menurut Alzugaray, adalah menginspirasi rakyat untuk memberontak terhadap Castro. Dalam bayangan orang-orang CIA, pasukan akan tiba di pantai Teluk Babi dan berkata kepada penduduk; kami datang untuk membebaskan Anda, dan warga akan menyambut.
"Yang mereka dapatkan saat tiba di pantai adalah serentetan tambakan," kata Alzugaray. "Petani dan nelayan di Teluk Babi justru memberi perlawanan."
CIA mencatat Invasi Teluk Babi sebagai peristiwa paling memalukan dalam sejarah. Namun setengah abad setelah peristiwa itu CIA tetap menolak melakukan review internal dan investigasi Teluk Babi, yang disebut Volume V CIA.
Kini, Peter Kombluh -- kelompok non-profit di Wahington -- menggugat CIA untuk kasus Teluk Babi. Ia kini mencoba mendapatkan dokumen operasi itu melalui UU Kebebasan Informasi.
CIA diyakini sedang berusaha keras menyembunyikan Invasi Teluk Babi tahun 1961, tapi entah bagaimana caranya.
Sebagian besar rakyat Kuba menyambut gembira peristiwa itu. Benak mereka mungkin dipenuhi bayangan kehidupan lebih baik di masa depan, setelah AS mencabut embargo ekonomi dan mengalirkan modalnya ke Kuba.
Llety sebaliknya. Ia lebih suka kembali ke suatu hari di tahun 1961, ketika CIA menggelar Operasi Zapata -- yang kemudian dikenal sebagai Invasi Teluk Babi.
"Malam itu, beberapa jam sebelum peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Invasi Teluk Babi, saya dan teman-teman berjalan pulang di sepanjang pantai," Llety memulai ceritanya.
"Saat itu saya masih berusia 12 tahun. Saya melihat cahaya aneh di dalam air," lanjut Llety. "Keesokan hari, saya dibangunkan suara tembakan keras. Invasi Teluk Babi dimulai."
Invasi Teluk Babi digagas Presiden Dwight D Eisenhower dan dilaksanakan Presiden John F Kennedy, dengan tujuan menggulingkan Fidel Castro. CIA menyebutnya Operasi Zapata.
Pentagon menolak gagasan ini. Kennedy tidak kehabisan akal. Ia membentuk pasukan sendiri; terdiri dari mafia yang mendukungnya saat terpilih sebagai presiden, para bedebah, dan pengungsi Kuba yang lari setelah penggulingan Flugencio Batista oleh Fidel Castro.
CIA mengorganisir operasi ini. Rencananya, pasukan bentukan Kennedy mendarat di Teluk Babi, dan menyerbu Havana.
Sebelum pendaratan, Kennedy mendapat jaminan Angkatan Udara AS akan melakukan pemboman untuk melumpuhkan pertahanan partai Kuba. Pemboman itu tidak pernah ada.
Pasukan 'bayaran' Kennedy mendarat di Teluk Babi, dan terlibat pertempuran dengan petani dan nelayan. Llety dan kelurga, serta ratausan penduduk di sepanjang Pantai Teluk Babi, terjebak di tengah pertempuran.
"Saya menyaksikan penyerang mendarat dengan perahu, di atasnya pesawat melayang-layang," tutur Llety kepada Aljazeera.
Beberapa orang desa berusaha melarikan diri dengan menumpang truk, yang kebetulan lewat. Sebuah kapal berbendera Kuba mendekat dan berada di atas truk. Penumpang merasa tidak perlu ketakutan, karena itu pesawat Kuba.
"Kami keliru. Itu pesawat CIA yang berbendera Kuba, dan menembaki kami," ujar Llety. "Enam orang yang berada di atas truk tewas."
Arsip Militer Kuba menyebutkan 300 orang tewas dalam dua hari pertempuran di Teluk Babi. Sebagian besar, sekitar 176 adalah petani yang angkat senjata untuk menahan laju penyerang sebelum Tentara Ravolusioner Kuba pimpinan Fidel Castro tiba.
Penyerang merebut Playa Giron, dan membangun basis, untuk melancarkan serangan ke Havana.
Julio Simoneau, kini berusia 80 tahuh tapi punya ingatan kuat, mendapat panggilan untuk terlibat melawan invasi CIA di Bahia de Cochinos atau Teluk Babi. Ia bukan prajurit, tapi juru kamera yang bekerja untuk media pemerintah. Perintah untuknya adalah rekam semua.
Dari apartemen kecil di Havana, Simoneau bercerita kepada Aljazeera bagaimana berada di samping Fidel Castro selama berjam-jam pertempuran. "Fidel berlari ke garis depan. Penasehat menahan dan mengingatkannya untuk menjaga keselamatan," kenang Simoneau.
Simoneau juga masih belum lupa bagaimana Fidel Castro menghardik penasehatnya; "Siapa bos di sini. Jika saya ingin bertempur, jangan halangi saya."
Di tengah pertempuran, seorang perwira mendekati Fidel Castro dan melaporkan seorang ajudannya disergap penyerang dan dibunuh. "Fidel berteriak. Mengutuk dan memaki. Barangkali sebagian besar rekaman saya berisi gambar-gambar Fidel sedang memaki," kata Simoneau.
Llety masih belum lupa bagaimana Fidel Castro berada di atas tank yang menuju Giron. "Orang-orang berjalan di sisi kiri dan kanan tank-tank. Fidel kerap berteriak; hati-hati ranjau, mereka mungkin sudah menanamnya," cerita Llety.
Sejenak menoleh ke belakang, dua hari sebelum Invasi Teluk Babi, pesawat CIA -- menyamar sebagai pesawat Kuba -- menyerang tiga pangkalan udara untuk melumpuhkan Angkatan Udara Fidel Castro. Pemboman menghancurkan banyak pesawat yang parkir di sisi landasan, tapi semua itu pesawat rongsokan dan tak berguna.
Intejelen Kuba tahu rencana pemboman CIA, dan menyembunyikan pesawat yang layak terbang di sebuah lokasi rahasia.
Fidel Castro tak langsung menyerang Giron. Ia menunggu AU Kuba mengeluarkan pesawat-pesawat dari tempat rahasia, dan menerbangkannya.
Ketika pesawat-pesawat itu mengudara, Fidel Castro dan tentaranya menyerang Giron. Pesawat-pesawat Kuba menyerang USS Houston, kapal utama para penyerang. Fidel menyaksikan semua itu.
"Dia kerap berteriak di samping saya; terus syuting. Siapa tahu kau merekam ledakan peluru itu," kata Simoneau.
Penyerang terbantai di Teluk Babi. Sebanyak 1.300 warga Kuba yang lari ke AS, dan terlibat dalam operasi ini, ditangkap. Seribu dari mereka menyerah dan ditangkap, lainnya tewas.
"Fidel berbicara dengan mereka satu per satu," ujar Llety.
Mereka yang memiliki link ke diktator Flugencio Batista dijebloskan ke penjara atau dibunuh. Yang tidak punya kaitan dengan rejim lama ditahan untuk mendapat tebusan dari AS.
Felix Rodriguez adalah salah satu warga Kuba di AS yang terlibat dalam Invasi Teluk Babi. Ia kembali ke AS, setelah masyarakat Kuba di Florida memberikan uang tebusan.
"Saya masih berusia 19 tahun saat ikut Invasi Teluk Babi. Banyak teman saya tewas. Beberapa dieksekusi," kenangnya.
Carlos Alzugaray, profesor ilmu politik Universitas Havana, mengatakan rencana Invasi Teluk Babi diperintahkan Presiden Dwight D Eisenhower, dilaksanakan John F Kennedy, dan ditakdirkan untuk gagal.
"AS mengakui Invasi Teluk Babi adalah kegagalan karena ilegal," ujar Alzugaray. "Bagaimana mungkin Anda melatih orang Kanada untuk menyerang Kanada."
Rencana CIA, masih menurut Alzugaray, adalah menginspirasi rakyat untuk memberontak terhadap Castro. Dalam bayangan orang-orang CIA, pasukan akan tiba di pantai Teluk Babi dan berkata kepada penduduk; kami datang untuk membebaskan Anda, dan warga akan menyambut.
"Yang mereka dapatkan saat tiba di pantai adalah serentetan tambakan," kata Alzugaray. "Petani dan nelayan di Teluk Babi justru memberi perlawanan."
CIA mencatat Invasi Teluk Babi sebagai peristiwa paling memalukan dalam sejarah. Namun setengah abad setelah peristiwa itu CIA tetap menolak melakukan review internal dan investigasi Teluk Babi, yang disebut Volume V CIA.
Kini, Peter Kombluh -- kelompok non-profit di Wahington -- menggugat CIA untuk kasus Teluk Babi. Ia kini mencoba mendapatkan dokumen operasi itu melalui UU Kebebasan Informasi.
CIA diyakini sedang berusaha keras menyembunyikan Invasi Teluk Babi tahun 1961, tapi entah bagaimana caranya.
Sumber : [url]http://dunia.inilah..com/read/detail/2196947/as-kuba-dan-kenangan-memalukan-invasi-teluk-babi[/url]
Anu numpang lewat
zharki memberi reputasi
1
4.2K
Kutip
7
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan