ideavolutionersAvatar border
TS
ideavolutioners
"Temani Aku Bunda" Potret Buram Pendidikan Indonesia


Pada tahun 2011 lalu, pendidikan Indonesia sempat tercoreng. Saat itu seorang siswa SD sempat membuat gempa saat mengaku disuruh pihak sekolah untuk memberikan contekan untuk teman-temannya sewaktu Ujian Nasional. Kini kisahnya telah diangkat dalam sebuah film dokumenter berjudul " Temani Aku Bunda".

Film ini mengambil setting pada hari pertama Ujian Nasional 2011 di SDN Petang Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Muhammad Abrary Pulungan (biasa dipanggil Abrar) diminta berbuat curang oleh gurunya, Ia tak kuasa menahan tangis dan kecewa karena (dua hari sebelum UN) telah menandatangi perjanjian di atas kertas yang dibuat oleh gurunya yang berisi kesepakatan untuk bersedia memberikan jawaban UN kepada teman-temannya (contek massal) dan berjanji untuk tidak memberitahukan peristiwa tersebut kepada siapapun, termasuk orangtua.

Bagi saya ini adalah bentuk kesepakatan tolol yang dilakukan oleh lembaga yang mengajarkan pendidikan karakter. Saat mengikuti proses ujian, Abrar semakin gelisah saat teman-temannya bebas bertukar jawaban, padahal ada pengawas di sana.

Saat dijemput ibunya, Irma Winda Lubis (Winda), Abrar menceritakan peristiwa tersebut sambil menangis. Tentu saja ibunya geram dan kesal mendengarnya. Keesokan harinya di hari kedua UN, bu WInda mendatangi sekolah anaknya. Ia membawa kamera kemudian merekam (secara sembunyi) semua aktivitas selama ujian.

Bahkan, ia juga merekam hasil pembicaraan dengan kepala sekolah dan seorang guru yang telah membuat kesepakatan tersebut. Bu Winda menyampaikan keberatannya pada pihak sekolah tersebut, ia meminta guru dan kepala sekolah terkait meminta maaf di depan publik agar kasus kecurangan UN tidak terjadi lagi. Namun pihak sekolah mengabaikannya. Justru kejujurannya itu malah membuat sang anak diasingkan oleh para guru dan teman-temannya di sekolah.

Abrar dikucilkan, diejek oleh teman sekolah maupun teman main di rumah. Abrar dan keluarganya dianggap hanya mencari ketenaran. Tak puas dengan sikap yang diterimanya, bu Winda pun mencoba menempuh jalur hukum untuk kasus ini, ia mendatangi satu persatu instansi pemerintahan. Tim investigasi dibentuk oleh pemerintah untuk mengungkap dan mengetahui kebenaran dari kasus ini, tapi sampai sekarang belum ada hasilnya.

Film ini disutradarai oleh Tedika Puri Amanda, Irma Winda Lubis dan Komunitas Roda, diproduksi oleh Yayasan Kampung Halaman. Film yang berdurasi 77 menit ini untuk merefleksikan banyak hal ketidaksesuaian dengan sistem pendidikan di Indonesia, antara lain:
kondisi anak yang perlu pendampingan, lemahnya guru dalam proses pendidikan, perlunya peran aktif orang tua dalam proses belajar anaknya di sekolah.

Film dokumenter ini mengajak masyarakat bersama-sama peduli untuk memberikan kenyamanan pendidikan untuk anak Indonesia. Film ini merekam jejak-jejak perjalanan keluarga Abrar dalam menempuh jalur hukum dalam memperjuangkan haknya untuk Jujur.

Film yang sarat akan makna ini mengajarkan bahwa kejujuran butuh keberanian luar biasa dengan mental baja. Kecurangan bersama (dalam kasus UN) ini adalah awal mulanya bentuk korupsi berjamaah di negara kita.

Sumber
0
4.1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan