ishtarzoraAvatar border
TS
ishtarzora
aku ini itu demi kamu tapi kamu demikian
Ini mungkin adalah manifestasi kesabaran yang sudah menumpuk lalu berakhir pasrah.
Disini akhirnya aku menulis karna sudah tidak tau lagi dengan siapa harus berbagi cerita. Satu per satu teman mulai menjauh dan mengalihkan topik pembicaraan ketika aku sudah mulai mengarah "curcol" soal pacar. Iya pacarku yang sampe sekarang statusnya masih pacar tapi berasa nggak punya pacar, sebut saja Ian.

Aku kenal Ian dr Path. Sekitar bulan September 2013 Ian add Path ku lalu aku confirm karna mutual friends nya aku kenal semua, meski aku masih asing dg wajah Ian saat di Path. Karna tidak ada aktifitas dg Ian lalu aku hapus Path nya dari list teman, karna saat itu batas pertemanan di Path masih dibatasi 150 orang saja. Tidak beberapa lama kemudian Ian add lagi Path ku. Aku tolak request nya, lalu Ian add lg, lalu aku tolak lg, tp Ian add lg. Gitu aja terus sampe kiamat emoticon-Ngakak
Aku kirim pesan lah ke Ian, tanya dia siapa, tau Path ku dari mana, kenal sama aku dari mana, eh ujung ujung nya minta pin BB. Karna saat itu lagi jomblo, yaudahlah aku kasih aja itung itung tambah temen.
Berlanjut ke Bbm, Ian pun jarang Bbm duluan, jarang ganti DP, nggak pernah bikin status. Ya aku pikir Bbm nya udah nggak kepake, aku biarin aja. Sampe suatu masa Ian Bbm ngajakin kopdar. Males sih karna saat itu aku lagi ada masalah cinta sama cowok beda agama. Ian tersingkir dan aku merasa terganggu dengan ajakannya. Tp Ian nggak nyerah, ketika Ian tau (dr Path ku) kalo aku lg tugas kerja di kota yg sama dg Ian, selalu ngajakin kopdar. Saat aku bisa, Ian nggak bisa. Saat Ian bisa, aku nggak mood. Gitu terus sampe kiamat lagi emoticon-Ngakak
Akhirnya yaudah deh aku kasih kesempatan kopdar buat Ian, janjianlah kita di tempat makan, jam yang disepakati tiba, aku udah sampe, Ian nggak ada kabar, aku coba Bbm tp cuma centang. Aku PING masih tetep centang. Oh cukup tau aja kalo dia mempermainkan aku. Pengen aku delcont saat itu juga tp kuurungkan niatku. Sedih sih, kecewa pasti tp yaudahlah mau gimana lagi emoticon-Mewek
Besok besoknya Ian mulai Bbm minta maaf dan minta kesempatan lagi. Aku cuekin aja karna masih sebel banget atas kesan pertama kopdar yg entah banget. Ian nggak nyerah, terus ngajakin, mohon kesempatan sekali aja. Yaudah aku kasih tapi aku suruh jemput dikantor sebelum jam pulang dia harus udah standby, kalo nggak ada ya aku tinggal. Dia tepati janji, udah standby sebelum aku pulang. Kita jalan deh, makan ngobrol ya gitu emoticon-Smilie
Ian bilang aku asyik kalo diajak ngobrol, kalo di Bbm aku jutek banget. Iyalah jutek, dia bikin salah ke aku emoticon-Marah
Singkatnya begitu, sejak kopdar Ian lebih intens Bbm dan ngajakin jalan terus tiap hari. Dan weekend dia anter aku pulang kerumah, soalnya aku sama Ian beda kota tempat tinggal cuma aku sering tugas kerja di kotanya Ian. Nah Ian begitu baik memperlakukan aku, sikapnya manis banget seminggu sejak kopdar itu. Aku terkesan banget, dan jatuhlah aku. Karna saat itu lagi labil aku merasa Ian bisa banget ambil hatiku. Tanpa pikir panjang akupun melangkah lebih jauh dengan Ian. Baru seminggu kenal tapi aku udah berani pacaran, semacam berjudi aku nggak tau gimana kepribadian, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan reputasi Ian. Aku terlalu dibutakan sikap manis Ian. Ian begitu tau cara yang tepat memperlakukan aku. Dan sekarang aku baru tau kalo Ian melakukan semua hal yg pernah dia lakukan ke aku pada semua cewek yg dia deketin.
Andai waktu bisa diputar, aku nggak pengen kopdar sama Ian terjadi. Karna sejak ketemu Ian aku merasa terikat dan belum bisa lepas sampe sekarang. Dan aku mulai merasa sakit emoticon-Mewek

Hari hari terasa lebih indah sejak memutuskan pacaran (padahal nggak ada acara tembak menembak, komitmen atau apalah, ya pacaran gitu aja). Tapi masih ada sisa cinta beda agama yg masih menggelantungiku. Kasihan sih tapi aku nggak mau kebablasan karna udah beda dari awal. Aku lebih pilih Ian karna dia seagama denganku. Kalo kata orang, pacaran itu ngabisin duit, itu beneran aku alami. Tiap hari jalan, makan bareng, nongkrong di cafe, dan itu menguras banget isi dompetku dan dompet Ian. Meski habisin duit kita seneng aja karna kebersamaan itu. Seminggu setelah pacaran Ian ngajakin aku nginep di kosnya karna kita abis nonton midnight dan kos ku ada jam malemnya. Nah disinilah salahku kenapa mau mau aja diajakin tidur sama cowok yang baru dikenal 2 minggu. Agan pasti bisa menduga apa yg terjadi ketika 2 orang beda jenis dalam satu kamar tertutup tengah malam. Ya begitulah penyesalanku terdalam. Aku tak bisa menolak, berasa dihipnotis, mau mau aja emoticon-Mewek
Aku komitmen untuk nggak mau lagi menjalani hubungan seperti itu karna inget dosa. Ian bilang iya iya aja, tapi selalu terulang lagi dan lagi. Akupun selalu nggak bisa nolak Ian. Ian memang bukan yg pertama untukku dan akupun bukan yg pertama bagi Ian. Tapi sejak kejadian pertama kali sama Ian, dia bilang mau komitmen serius sama aku, cuma pengen yg terakhir sama aku, tahun depan mau nglamar aku lalu nikahin aku. Ian menjajikan aku bermacam masa depan indah dan setiap kata yg mengalir dr mulutnya bisa sangat meyakinkan aku. Yasudah nasi sudah menjadi bubur, aku nikmati saja buburnya. Aku nikmati setiap sentuhan dan permainan Ian yg begitu memuaskanku.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Aku masih asyik keluar masyuk kosan Ian. Tiap ada kesempatan tugas kerja di kota tempat tinggal Ian, aku selalu tidur sama Ian. Berangkat pulang kerja diantar Ian, makan bareng, udah berasa suami istri gt.
Sehari sebelum aku ulang tahun aku pergi ke Bali dan Ian ikut. Kita berdua udah kayak pasangan bulan madu gt lah. Temenku yg di Bali sempet meragukan aku, kenapa bisa secepat itu percaya dengan Ian dan berani mengambil keputusan sejauh itu. Karna aku masih dibutakan indahnya cinta Ian aku sih nggak peduliin apa kata temenku itu. Selama 5 hari di Bali sering aku yg keluar uang untuk ini itu. Ian cuma keluar uang sedikit. Oke cerita di Bali sangat menyenangkan sekali. Tiba waktunya balik, satu handphone ku hilang di tas. Tas itu kebetulan masuk bagasi. Aku udah ikhlasin cuma dari situ aku berpikir jelek. Balik dari bandara ke kos Ian, dia pergi entah kemana aku nggak diajak dan nggak lama setelah balik ke kos ada bapak kos nagih uang kos ke Ian yg ternyata Ian udah nunggak 2 bulan. Aku berprasangka jangan jangan handphone ku diambil Ian, tapi karna nggak ada bukti ya aku diem aja. Cuma saat itu perasaanku nggak enak banget soal itu.
Ian masih bersikap baik dan manis seperti biasa. Sampe aku harus pindah tugas kerja ke kota lain. Komunikasi ku dan Ian mulai memburuk. Ian sering tidak bisa dihubungi, jarang bales Bbm atau smsku. Aku mulai uring uringan. Sampe akhirnya aku mulai tau satu per satu bahwa Ian membohongiku. Dia bohong soal pendidikan, pekerjaan, keluarga. Aku mulai mencari tau sendiri karna ketika aku tanya tentang semua itu ke Ian, dia mulai marah lalu mendiamkanku berhari hari. Tiba tiba kadang dia kembali baik dan manis ke aku, tapi seketika bisa hilang tak ada rimbanya kemana. Aku mulai merasa aneh dan janggal dengan kepribadiannya. Tapi dari situ aku mulai penasaran ingin tau lebih jauh lagi.
Aku mencari tau tentang Ian tanpa sepengetahuannya. Ian masih tetap berada pada perannya dan aku pun menikmati peranku yg seolah olah tidak tau apa apa. Aku mulai tau ternyata Ian nggak kerja di Perusahaan yg dia bilang ke aku. Kuliahnya terbengkalai dan belum lulus. Keluarganya jauh disana. Ian nggak bilang apapun dan aku masih menyimpan semuanya sendiri. Kadang Ian tiba tiba datang ke kota tempat tinggalku dan itu adalah surprise buat aku. Ian masih tetap manis buatku. Ian tidak pernah cerita tentang apapun yg terjadi padanya, selama dia masih bs menyelesaikannya sendiri dia akan berusaha sendiri. Terkadang Ian cerita banyak soal keluarga dan pekerjaannya, Ian pun jg bs memberi nasehat yg baik untuk setiap masalahku. Yasudah aku pikir kita masih sama sama saling membutuhkan. Masalah kebohongannya masih aku tahan karna rasa sayangku lebih mendominasi. Atau mungkin aku tidak ingin merusak keadaan dan terlalu takut kehilangan Ian. Entah emoticon-Sorry
Tiba saat lebaran, Ian ngajakin ngobrol serius. Ian diminta pulang oleh keluarganya dan berkumpul dirumah. Aku sedih karna itu artinya jarakku dg Ian akan lebih jauh. Ian meminta aku untuk ikut pindah kesana, cari kerja disana, menetap disana didekatnya. Disitu aku mulai merasa galau emoticon-Malu
Datanglah hari dimana aku berkenalan dengan orang tuanya, dan disitulah kedua orang tuanya membongkar seluruh kebohongan Ian. Aku hanya diam mendengarkan dan menahan tangis. Orang tua Ian meminta bantuanku untuk menyelesaikan kuliah Ian, memberi support dan bisa mengubah Ian pelan pelan. Aku menyanggupi karna aku sudah mempersiapkan hal ini akan terjadi. Aku sempat meminta penjelasan dari Ian, tp dia nggak mau menjelaskan lagi karna sudah dijelaskan semua oleh orang tua nya. Ian malah memojokkan aku, apakah aku masih mau menerima Ian dg keadaan seperti itu. Jika aku mau aku diminta jangan lagi mengungkit masalah itu di waktu yg akan datang. Jika aku tidak mau Ian mempersilahkan aku pergi. Disini aku yg tersakiti dan dibohongi tp Ian malah menempatkan aku seolah aku pihak yg salah emoticon-Mewek
Ian pulang kerumahnya, dan sejak itu komunikasi makin nggak jelas, ketemu pun susah karna jarak lebih jauh dan transportasi lebih mahal. Ian sering meminta aku datang mengunjunginya, akupun mau karna saat itu aku masih bekerja punya penghasilan sedangkan Ian tidak. Sering aku bolak balik mengunjunginya hanya untuk sekedar bertemu melepas rindu dan nafsu. Ian selalu menggairahkan aku dan aku selalu jatuh pada Ian. Entah mengapa kadang aku nggak ngerti banget.
Ian memutuskan untuk mau melanjutkan kuliahnya demi kedua orang tuanya. Aku selalu support Ian. Dan akupun mulai mencari cari pekerjaan lain supaya lebih dekat dengan Ian. Tapi prosesnya tidak mudah ternyata...
Keputusan besar dan nekat aku ambil di awal tahun 2015 ini. Aku resign lalu pindah ke kota tempat tinggal Ian dan keluarga, dengan uang yang tidak banyak aku mencoba bertahan. Aku selalu berharap dengan adanya aku lebih dekat dg Ian, dia bs berubah lebih baik. Namun aku salah, aku tdk bs merubah Ian. Ian lah yg harus berubah demi dirinya sendiri. Ian yg sekarang bukanlah Ian yg manis sepertinya dl. Ian yg sekarang disini adalah sesungguhnya Ian, sosok yg terbiasa berbohong untuk menutup kebohongan lainnya. Sosok yg tdk bs diatur dan semaunya sendiri. Sosok yg tak jelas keberadaannya dimana. Bahkan Ian tdk lg pulang kerumah, entah apa alasannya. Terkadang Ian menemui aku, mengantarku mencari kerja, menemani aku di kos. Ian terlihat lelah, seperti punya beban. Sering aku meminta Ian untuk pulang dan mulai menata hidupnya tapi Ian selalu menolak untuk pulang. Disini aku makin dekat dg keluarganya dan aku merasa menjadi pemisah bagi Ian dan keluarganya.
Disaat aku jauh dr orang tua hanya Ian yg aku punya disini tp dia masih seenaknya sendiri, jarang sekali dia memperhatikan aku apalagi mengerti perasaanku emoticon-Mewek
Aku selalu support Ian demi kelancaran kuliahnya. Tapi Ian jarang ada ketika aku butuh support darinya. Ingin rasanya menyerah saja, pulang kembali kerumah bersama keluarga dari pada disini sendirian berjuang demi seorang Ian yg entah mau memperjuangkan aku atau tidak. Hingga saat ini Ian masih tidak ada kabar. Menghilang dariku dan dari keluarganya.
Aku udah melakukan apa aja demi Ian tapi apa yg aku dapat? Demikian.
emoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewekemoticon-Mewek
Diubah oleh ishtarzora 03-03-2015 04:16
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
6.1K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan