Sepanjang tahun lalu, ponsel dengan kemampuan fitur imaging di atas rata-rata, menjadi salah satu jenis produk yang banyak dirilis para vendor. Dengan kecanggihan fitur imaging yang ditawarkan, produk tersebut diharapkan para pedagang akan laris manis. Dalam perjalannya, ternyata harapan para pedagang itu meleset.
Ahmad dari Frans Celular, Roxy Mas, bercerita bahwa animo konsumen terhadap hape pintar dengan kemampuan kamera di atas rata-rata, tergolong biasa saja. “Saat akhir tahun lalu, banyak pedagang memperkirakan camera phone bisa laris manis, apalagi sedang tren selfie. Sayang prediksi tersebut meleset,” paparnya.
Mira dari Apple Celular, Roxy Mas, menginfokan situasi yang tidak jauh berbeda. “Awalnya saya sempat yakin ponsel dengan lensa super bisa akan banyak, ternyata respon user biasa saja. Mungkin harganya masih terlalu mahal. Kebanyakan hape dengan kamera di atas 13MP, harga di atas 5 jutaan. Selama produk tersebut ramai beredar di pasaran, saya sendiri baru menjual 1 unit,” jelasnya.
Kurang larisnya hape yang memiliki fitur imaging di atas rata-rata, sedikit banyak memberi gambaran jika produk tersebut, sejauh ini belum sepenuhnya menggantikan posisi kamera fungsional. Seperti info yang diberikan beberapa pedagang di area Mal Ambasador.
Jacky pemilik J Phone, membenarkan jika penjualan hape berkamera canggih belum memuaskan. “Dari beberapa pembeli yang saya jumpai, mereka masih lebih suka menggunakan kamera biasa, ketimbang membeli camera phone. Padahal dari segi hasil, kualitas fotonya tidak kalah dengan kamera kovensional,” ucapnya.
Hal senada diucapkan Hendi pegawai Khatulistiwa Celullar, menurutnya salah satu yang membuat penjualan camera phone tersendat, lantaran masih banyak pengguna beranggapan, untuk mendapatkan foto berkualitas harus menggunakan kamera konvensional. “Selama masih banyak penguna yang berpikir seperti itu, penjualan hape pintar dengan kamera berkualitas akan sedikit sulit untuk laris,” pungkasnya.

Sumur: http://selular.id/D6Rs3