DETIK.COM, 19 JANUARI 2015 - JAKARTA - Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya rencana untuk membangun kereta cepat atau high speed railway serupa kereta peluru alias Shinkansen di Jepang dengan rute Jakarta-Bandung. Namun, proyek ini tidak akan dilanjutkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Nggak realistis untuk dibuat," tegas Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Andrinof Chaniago di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/1/2015).

Menurut Andrinof, keputusan tersebut sudah diambil dalam sidang kabinet beberapa waktu lalu yang membahas proyek-proyek 'warisan' pemerintahan sebelumnya. "Yang diputuskan ya itu, nggak realistis," ujarnya.

Sebagai informasi, rencana pembangunan 'Shinkansen' Jakarta-Bandung mulai muncul sekitar 2012. Melalui skema kerja sama pemerintah-swasta (Public-Private Partership/PPP), pembangunan proyek ini diperkirakan menghabiskan dana Rp 56,108 triliun.

Berdasarkan hasil studi kelayakan awal yang dilakukan The Ministry of Land, Infrastructure, Transport, and Tourism of Japan (MILT) bersama Japan Railway Technical Service (JARTS) dan Yachiyo Engineering Co Ltd, pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung akan mengadopsi teknologi yang telah diterapkan pada kereta Shinkansen di Negeri Sakura.

Berikut detil perkiraan biaya investasi kereta cepat Jakarta-Bandung berdasarkan perhitungan pada 2012:
• Pengerjaan sipil Rp 23,35 triliun
• Jalur kereta Rp 3,114 triliun
• Stasiun kereta Rp 3,81 triliun
• Rolling stock Rp 3,62 triliun
• Konstruksi lain-lain Rp 12,108 triliun
• Jasa konsultasi Rp 2,31 triliun
• Pajak Rp 1,41 triliun
• Biaya administrasi Rp Rp 2,314 triliun
• Akuisisi lahan dan kompensasi Rp 1,64 triliun
• Kontinjensi Rp 2,133 triliun
(mkl/hds)

Siiiyp