zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
First Media Targetkan Rp 4 Triliun dari Bolt


Jakarta– PT First Media Tbk (KBLV) menargetkan kontribusi pendapatan sebesar Rp 2 triliun dari PT Mitra Mandiri Mantap, induk usaha PT Internux, penyedia layanan broadband wireless access (BWA) Bolt Super 4G, pada 2015. Kontribusi pendapatan tersebut diperkirakan naik menjadi Rp 4 triliun pada 2017.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan First Media Harianda Noerlan mengatakan, Mitra Mandiri mencatatkan ekuitas negatif, karena mengonsolidasikan anak perusahaan Internux. Saat ini, Internux sedang dalam tahap awal pengembangan produk BWA. Per 30 September 2014, Mitra Mandiri membukukan ekuitas negatif sebesar Rp 773,59 miliar.

“Industri BWA memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pertumbuhan perseroan. Diproyeksikan, Mitra Mandiri dan anak perusahaan membukukan pendapatan dan saldo positif pada 2015,” jelas Harianda dalam penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (13/1).

Tahun lalu, First Media mengakuisisi 2.229 saham (69,04 persen) saham Mitra Mandiri senilai Rp 1,34 triliun. Transaksi tersebut dilakukan dalam tiga tahap, yakni konversi piutang di Mitra Mandiri sebesar Rp 477,6 miliar yang setara dengan 796 saham. Lalu First Media meningkatkan penyertaan saham melalui penerbitan saham baru Mitra Mandiri sebanyak 170 saham atau setara Rp 102 miliar.

Selanjutnya, First Media menyetorkan modal ke Mitra Mandiri senilai Rp 18 miliar atau setara dengan 30 saham. Terakhir, First Media menyetor modal sebesar Rp 739 miliar atau 1.233 saham melalui penerbitan saham baru Mitra Mandiri. Aksi tersebut direstui oleh pemegang saham Mitra Mandiri pada 23 Desember 2014.

Setelah transaksi tersebut, kedua pemegang saham Mitra Mandiri, yaitu PT Cahaya Emerald dan PT Inti Permata Provita, terdilusi. Keduanya masing-masing mengalami penurunan kepemilikan saham menjadi 15,48 persen, dari 50 persen.

Adapun total aset First Media meningkat menjadi Rp 8,65 triliun dari sebelumnya Rp 5,53 triliun setelah akuisisi tersebut. Ini dipicu oleh meningkatkan total liabilitas dari Rp 1,67 triliun menjadi Rp 5,06 triliun.

Bioskop Cinemaxx
Tahun ini, First Media juga mengincar kontribusi dari perusahaan yang baru diakuisisinya, yakni PT Cinemaxx Global Pasifik. Cinemaxx Global adalah perusahaan yang bergerak di bidang perfilman dan perekaman video, penyediaan makanan dan minuman, serta jasa rekreasi dan hiburan.

Harianda mengatakan, Cinemaxx diharapkan berkontribusi sebesar Rp 200 miliar pada 2015 dan Rp 440 miliar pada 2017. Per 30 Juni 2014, Cinemaxx juga membukukan ekuitas negatif sebesar Rp 4,83 miliar. Namun, perseroan menyakini Cinemaxx adalah perusahaan yang sedang berkembang dan memiliki prospek yang menjanjikan.

Tahun lalu, First Media, melalui PT Citra Investama Andalan Terpadu mengakuisisi 75 persen saham baru dari seluruh saham yang dikeluarkan PT Cinemaxx Global Pasifik. Jumlah saham yang diambil sebanyak 75 juta. Dengan nilai nominal Rp1.000 per saham, maka Citra Investama menggelontorkan dana Rp 75 miliar.

Menurut Harianda, sumber dana yang digunakan dalam penyertaan saham Cinemaxx berasal dari kas internal perseroan. “Dana itu utamanya berasal dari penerimaan dana atas pelepasan sebagian saham First Media di anak perusahaan PT Link Net Tbk (LINK),” jelas dia.

Saat ini, Cinemaxx telah membangun 5 bioskop dengan 26 layar. Cinemax menargetkan mampu mengembangkan hingga 12 bioskop.

Pada 2015, First Media siap mengucurkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 1,2 triliun, naik 20 persen dibandingkan tahun lalu Rp 1 triliun. Mayoritas capex bakal diserap untuk pembangunan kabel internet berkecepatan tinggi ke rumah (homepass) serta jaringan 4G.

Vice President Director First Media Irwan Djaja mengatakan, perseroan fokus mengembangkan bisnis media dan telekomunikasi pada 2015. Perseroan berencana membangun 250.000 homepass, yang diprioritaskan pada kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Denpasar.

Per September 2014, perseroan telah memiliki jaringan homepass sebanyak 1,35 juta. Perseroan telah menghimpun 372.000 pelanggan broadband internet dan 372.000 pelanggan televisi (TV) kabel. Sementara average revenue per user (ARPU) pelanggan First Media sekitar Rp 400.000 per bulan.

Investor Daily

Penulis: RID/WBP

Sumber:Investor Daily


http://www.beritasatu.com/pasar-moda...dari-bolt.html

pakai bolt gan
0
1.8K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan