- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menkeu: Beli Lamborghini Bisa Tapi Bayar Pajak Ngadat
TS
mubarak.zimah
Menkeu: Beli Lamborghini Bisa Tapi Bayar Pajak Ngadat
JAKARTA - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro bercerita, suatu ketika dia ingin melihat data penerimaan pajak di Jakarta. Dia memilih wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK) karena di sana potensi penerimaan pajaknya besar.
Namun dia terkejut karena ketika diperhatikan, setoran pajaknya tidak sesuai dengan kemampuannya untuk membeli rumah di kawasan elit tersebut.
"Masa ada wajib pajak yang jumlah bayarannya seperti warga di Penjaringan? Nah ini kan kemampuannya kan tidak sesuai dengan profil pajaknya," jelas Bambang Brodjonegoro, dalam diskusi terbatas di kediamannya, Rabu (14/1/2015) malam.
Selain itu, Bambang bercerita kala dia membuka data para pembeli mobil mewah, salah satunya Lamborghini. Dari sekian nama, ditemukan yang tidak memiliki Nilai Pokok Wajib Pajak (NPWP).
"Ada salah satunya yang beli itu kebetulan seorang wanita. Kok bisa ya? Oh, mungkin dia dibelikan suaminya. Langsung kita lacak, bisa terditeksi dari kartu keluarganya. Dapatlah nama sang suami. Pas dicek, pembayaran pajaknya tidak sesuai profil pajaknya," ungkap Bambang.
Dari sejumlah fakta di lapangan, dia menyimpulkan bahwa potensi pajak sebenarnya lebih besar. Untuk itu, Kemenkeu akan menggelar operasi pajak besar-besaran. Langkah ini dilakukan untuk memburu para wajib pajak yang selama ini belum sesuai profil kewajiban pajaknya.
"Jadi bukan hanya operasi pasar saja loh, yang bisa dilakukan untuk menstabilkan harga-harga di pasar. Ditjen Pajak melalui kantor wilayah pajak di masing-masing daerah juga akan melakukan operasi pajak," jelas Bambang.
Selain itu dia juga meminta jajaran Ditjen Pajak bisa memperkuat data. Karena untuk menditek pajak tidak bisa ditebak-tebak, harus berdasarkan kemampuan wajib pajak.
Sekadar diketahui, realisasi pajak 2014 hanya mencapai Rp1.143 triliun atau sekitar 91,75 persen. Tidak tercapainya penerimaan pajak dipengaruhi sejumlah faktor, di antaranya sistem perpajakan di Indonesia yang akut.
http://economy.okezone.com/read/2015...r-pajak-ngadat
Namun dia terkejut karena ketika diperhatikan, setoran pajaknya tidak sesuai dengan kemampuannya untuk membeli rumah di kawasan elit tersebut.
"Masa ada wajib pajak yang jumlah bayarannya seperti warga di Penjaringan? Nah ini kan kemampuannya kan tidak sesuai dengan profil pajaknya," jelas Bambang Brodjonegoro, dalam diskusi terbatas di kediamannya, Rabu (14/1/2015) malam.
Selain itu, Bambang bercerita kala dia membuka data para pembeli mobil mewah, salah satunya Lamborghini. Dari sekian nama, ditemukan yang tidak memiliki Nilai Pokok Wajib Pajak (NPWP).
"Ada salah satunya yang beli itu kebetulan seorang wanita. Kok bisa ya? Oh, mungkin dia dibelikan suaminya. Langsung kita lacak, bisa terditeksi dari kartu keluarganya. Dapatlah nama sang suami. Pas dicek, pembayaran pajaknya tidak sesuai profil pajaknya," ungkap Bambang.
Dari sejumlah fakta di lapangan, dia menyimpulkan bahwa potensi pajak sebenarnya lebih besar. Untuk itu, Kemenkeu akan menggelar operasi pajak besar-besaran. Langkah ini dilakukan untuk memburu para wajib pajak yang selama ini belum sesuai profil kewajiban pajaknya.
"Jadi bukan hanya operasi pasar saja loh, yang bisa dilakukan untuk menstabilkan harga-harga di pasar. Ditjen Pajak melalui kantor wilayah pajak di masing-masing daerah juga akan melakukan operasi pajak," jelas Bambang.
Selain itu dia juga meminta jajaran Ditjen Pajak bisa memperkuat data. Karena untuk menditek pajak tidak bisa ditebak-tebak, harus berdasarkan kemampuan wajib pajak.
Sekadar diketahui, realisasi pajak 2014 hanya mencapai Rp1.143 triliun atau sekitar 91,75 persen. Tidak tercapainya penerimaan pajak dipengaruhi sejumlah faktor, di antaranya sistem perpajakan di Indonesia yang akut.
http://economy.okezone.com/read/2015...r-pajak-ngadat
0
2.6K
32
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan