- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BBM TURUN, PREMIUM TAK LAGI DISUBSIDI
TS
sprayandpray
BBM TURUN, PREMIUM TAK LAGI DISUBSIDI
BBM Turun jadi 7.600/Perliter
Quote:
Merdeka.com - Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) bertanggung jawab penuh dalam menyediakan dan mendistribusikan jenis bahan bakar minyak (BBM) ke seluruh wilayah Indonesia. Dengan kata lain, tidak ada toleransi untuk kelangkaan BBM. Pertamina harus memastikan pasokan dan ketersediaan BBM di seluruh Indonesia aman.
"Dengan penugasan ini, Pertamina otomatis bertanggung jawab tidak ada kelangkaan BBM di seluruh pelosok Indonesia. Jadi sangat penting dan selalu siaga menyediakan pasokan BBM untuk masyarakat," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno di Kantor Kemenko, Jakarta, Rabu (31/12).
Pertamina juga diminta mengembangkan BBM Khusus. Ini merupakan BBM yang digunakan untuk wilayah di luar Jawa dan Bali. BBM ini merupakan bahan bakar yang diolah dari minyak bumi dan telah dicampurkan dengan bahan bakar nabati. BBM khusus juga tidak disubsidi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, ini adalah kali pertama pemerintah memberi penugasan pada Pertamina untuk menyediakan dan mendistribusikan BBM khusus. "Dan selanjutnya penugasan itu diatur oleh Badan Pengatur," jelas dia.
Sekadar diketahui, untuk pertama kalinya pemerintah tidak lagi memberikan subsidi BBM jenis premium. Harga premium saat ini Rp 7.600 per liter. Kebijakan penghapusan subsidi dan penurunan harga merespon anjloknya harga minyak dunia mendekati asumsi harga minyak mentah Indonesia yang dipatok USD 60 per barel.
"Dengan penugasan ini, Pertamina otomatis bertanggung jawab tidak ada kelangkaan BBM di seluruh pelosok Indonesia. Jadi sangat penting dan selalu siaga menyediakan pasokan BBM untuk masyarakat," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno di Kantor Kemenko, Jakarta, Rabu (31/12).
Pertamina juga diminta mengembangkan BBM Khusus. Ini merupakan BBM yang digunakan untuk wilayah di luar Jawa dan Bali. BBM ini merupakan bahan bakar yang diolah dari minyak bumi dan telah dicampurkan dengan bahan bakar nabati. BBM khusus juga tidak disubsidi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, ini adalah kali pertama pemerintah memberi penugasan pada Pertamina untuk menyediakan dan mendistribusikan BBM khusus. "Dan selanjutnya penugasan itu diatur oleh Badan Pengatur," jelas dia.
Sekadar diketahui, untuk pertama kalinya pemerintah tidak lagi memberikan subsidi BBM jenis premium. Harga premium saat ini Rp 7.600 per liter. Kebijakan penghapusan subsidi dan penurunan harga merespon anjloknya harga minyak dunia mendekati asumsi harga minyak mentah Indonesia yang dipatok USD 60 per barel.
Alasan pemerintah tak lagi beri subsidi untuk premium
Quote:
Merdeka.com - Pemerintah memutuskan tidak lagi memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. Dengan pencabutan subsidi, harga premium saat ini mengikuti harga pasar sebesar Rp 7.600 per liter atau turun dari sebelumnya Rp 8.500 per liter, yang hanya bertahan selama sebulan sejak dinaikkan pada 18 November 2014.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan kebijakan penghapusan subsidi premium tepat di saat harga minyak dunia turun dan sesuai dengan asumsi harga minyak Indonesia. Sehingga harganya tidak terlalu memberatkan.
"Harga premium Rp 7.600 per liter itu berdasarkan ICP (harga minyak Indonesia) USD 60 per barel dan kurs Rp 12.300 per USD," ujarnya di Kantor Kemenko, Jakarta, Rabu (31/12).
Pada kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan, pemerintah hanya memberikan subsidi tetap untuk BBM jenis solar sebesar Rp 1.000 per liter. "Betul, premium sudah tidak disubsidi lagi," jelas dia.
Sofyan menuturkan, kebijakan ini merupakan terobosan pemerintahan Joko Widodo untuk pengelolaan subsidi yang lebih baik. Kebijakan ini diyakini akan membuat postur anggaran negara lebih sehat tahun depan.
Dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, subsidi BBM dialokasikan Rp 276 triliun. Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat menyebut, alokasi anggaran subsidi BBM tahun depan bisa turun sampai Rp 50 triliun.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan kebijakan penghapusan subsidi premium tepat di saat harga minyak dunia turun dan sesuai dengan asumsi harga minyak Indonesia. Sehingga harganya tidak terlalu memberatkan.
"Harga premium Rp 7.600 per liter itu berdasarkan ICP (harga minyak Indonesia) USD 60 per barel dan kurs Rp 12.300 per USD," ujarnya di Kantor Kemenko, Jakarta, Rabu (31/12).
Pada kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan, pemerintah hanya memberikan subsidi tetap untuk BBM jenis solar sebesar Rp 1.000 per liter. "Betul, premium sudah tidak disubsidi lagi," jelas dia.
Sofyan menuturkan, kebijakan ini merupakan terobosan pemerintahan Joko Widodo untuk pengelolaan subsidi yang lebih baik. Kebijakan ini diyakini akan membuat postur anggaran negara lebih sehat tahun depan.
Dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, subsidi BBM dialokasikan Rp 276 triliun. Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat menyebut, alokasi anggaran subsidi BBM tahun depan bisa turun sampai Rp 50 triliun.
Premium tak disubsidi, dana subsidi Rp 17 T hanya untuk solar
Quote:
Merdeka.com - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium kini mengikuti harga keekonomian. Sebab, pemerintah sudah tidak lagi memberikan subsidi untuk premium. Namun tidak demikian untuk BBM jenis solar.
Pemerintah masih memberikan subsidi untuk BBM jenis solar sebesar Rp 17 triliun yang akan diajukan dalam postur anggaran perubahan tahun depan. Alokasi anggaran subsidi solar akan dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015.
"Kami masih memberikan subsidi solar Rp 1.000 per liter konsumsi 17 juta kilo liter. Ada subsidi sekitar Rp 17 triliun di APBN-P sebagai anggaran subsidi," ujar Menko Perekonomian Sofyan Djalil di Kantor Kemenko, Jakarta, Rabu (31/12).
Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 1.000 per 1 liter solar. Saat ini harga solar Rp 7.250 per liter dari sebelumnya Rp 7.500 per liter.
Penurunan harga jual solar ini merespon turunnya harga minyak dunia yang saat ini di bawah USD 60 per barel.
Sementara bensin jenis premium diturunkan menjadi Rp 7.600 per liter dari sebelumnya Rp 8.500 per liter. Sedangkan harga minyak tanah tetap di Rp 2.500 per liter.
Pemerintah masih memberikan subsidi untuk BBM jenis solar sebesar Rp 17 triliun yang akan diajukan dalam postur anggaran perubahan tahun depan. Alokasi anggaran subsidi solar akan dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015.
"Kami masih memberikan subsidi solar Rp 1.000 per liter konsumsi 17 juta kilo liter. Ada subsidi sekitar Rp 17 triliun di APBN-P sebagai anggaran subsidi," ujar Menko Perekonomian Sofyan Djalil di Kantor Kemenko, Jakarta, Rabu (31/12).
Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 1.000 per 1 liter solar. Saat ini harga solar Rp 7.250 per liter dari sebelumnya Rp 7.500 per liter.
Penurunan harga jual solar ini merespon turunnya harga minyak dunia yang saat ini di bawah USD 60 per barel.
Sementara bensin jenis premium diturunkan menjadi Rp 7.600 per liter dari sebelumnya Rp 8.500 per liter. Sedangkan harga minyak tanah tetap di Rp 2.500 per liter.
ALASAN DINAIKKANNYA BBM
Quote:
Pemerintah memutuskan untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidisebagai langkah menyesuaikan harga minyak dunia.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Naryanto Wagimin mengatakan, penurunan harga BBM bersubsidi tersebut bisa mencapai Rp 1.100 untuk premium dan solar turun Rp 250.
"Harga turun sudah itu, premium sekitar Rp 7.400 dan solar sekitar Rp 7.250," kata Naryanto, di Jakarta, Rabu (31/12/2014).
Naryanto mengungkapkan, dengan turunnya harga BBM bersubsidi tersebut maka subsidi untuk solar sekitar Rp 1.000 per liter. Sedangkan premium sudah tanpa subsidi mengikuti harga minyak dunia saat ini. "Solar subsidi 1000 lebih. Karena harga minyak turun," ungkapnya.
Menurutnya, penurunan harga tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (perpres). Namun dia membatah jika harga BBM bersubsidi dilepas mengikuti harga pasar.
"Siapa yang ngomong begitu? Nggak (melepas harga pasar), nggak perpresnya nggak begitu," pungkasnya
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Naryanto Wagimin mengatakan, penurunan harga BBM bersubsidi tersebut bisa mencapai Rp 1.100 untuk premium dan solar turun Rp 250.
"Harga turun sudah itu, premium sekitar Rp 7.400 dan solar sekitar Rp 7.250," kata Naryanto, di Jakarta, Rabu (31/12/2014).
Naryanto mengungkapkan, dengan turunnya harga BBM bersubsidi tersebut maka subsidi untuk solar sekitar Rp 1.000 per liter. Sedangkan premium sudah tanpa subsidi mengikuti harga minyak dunia saat ini. "Solar subsidi 1000 lebih. Karena harga minyak turun," ungkapnya.
Menurutnya, penurunan harga tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (perpres). Namun dia membatah jika harga BBM bersubsidi dilepas mengikuti harga pasar.
"Siapa yang ngomong begitu? Nggak (melepas harga pasar), nggak perpresnya nggak begitu," pungkasnya
1 KATA OM, PENCITRAAANNN
PANASBUNG BISA NIH SEKARANG BELI JERUK LAGI
KASIAN UDA MEWEK MEWEK BBM NAIK
SEKARANG TURUN BRAY,
Diubah oleh sprayandpray 31-12-2014 10:21
0
10.8K
Kutip
182
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan