manusiahebatAvatar border
TS
manusiahebat
(SEKALI TAMAT) DIA CYNTIA
Hello teman-teman, bagi yang belum menjadi teman mari berteman. Ini tulisan keduaku setelah Abjad Terakhir, Abjad Terakhir kan belum tamat, aku kasih dulu ini ya. Ini kisah nyata. Silahkan dibaca.

DIA CYNTIA
Aku masih duduk di depan koridor kampus yang selalu menjadi kebiasaanku sejak masuk kampus ini. Mungkin hari ini berbeda, punggungku sedikit basah karena rintik hujan mulai membasahi kota Bandung yang cukup dingin, cipratan hujan itu mulai sedikit demi sedikit menyentuh punggungku yang terbasuh baju seragam kebanggan almamater Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung (STKS), entah mengapa aku yang terlahir di kota ini belum pernah terpikir sedikitpun untuk mengenyam pendidikan di sebuah kampus kedinasan di daerah dago ini. Mungkin, inilah sebuah fase kehidupan yang selalu tuhan firmankan sebagai takdir untuk aku tahun dengan papan nama di dada kanan ‘Janna Ahmad Nugraha’ namaku sejak 21 tahun yang lalu.

Sore itu aku duduk bersantai dengan kopi hangat di tangan kananku yang sesekali ku minum sedikit demi sedikit, jam kuliah kampusku hanya menyisakan waktu 15 menit lagi menuju kampus yang senyap. Aku mulai berpikir tentang pertemuan dengan kekasihku yang memakan waktu hanya sekejap saja, kesibukanku dikampus ini membuat aku sering menahan rindu untuk bertemu seorang kekasih yang sejatinya selalu kuharapkan selalu ada disampingku kala hujan seperti ini.
Waktu kuliah mulai menunjukan saat yang tepat untuk bubar. Mahasiswa-mahasiswa yang terlihat kembar dengan seragam yang sama mulai berkeliaran keluar dari kelas mulai satu per satu lewat dihadapanku, hingga ada seorang mahasiswi berhijab dengan tas ‘leopard’ memakai kacamata dengan aksen sumateranya yang kental. “Kamu beli tiket yaaa !!” ucapnya dengan nada yang halus dan tampak ‘sok kenal’ bagaikan SPG rokok yang senang SKSD di tengah – tengah lelaki di café. “Tiket apaan?” Jawabku mananggapi, sambil heran memandang mahasiswi tersebut. “Ini tiket pagelaran teater seni sunda, Cuma 15.000 aja kok” dia terus menawariku dengan muka memelas bagaikan kucing meminta makan. “Kayaknya, engga deh. Maaf, soalnya malam minggu kayaknya aku mesti pergi sama pacar”, aku menolak seiring denganya berpamitan dan pergi dari hadapanku. Aku lalu bertanya kepada temanku Gilang tentang identitas mahasiswi yang aku anggap aneh tersebut. Cyntia Oktavia yaa itu namanya seorang mahasiswi yang tak kusadari aku selalu perhatikan jika berada didepan pandanganku, aku bukan tertarik dengan memperhatikannya. Aku hanya heran dengan gayanya yang serba macan (baca;leopard) terlebih hari jumat hari bebas seragam sampai – sampai hijabnya pun bercorak leopard. Tapi biarlah itu bukan sesuatu yang penting dan tidak berpengaruh pada kehidupanku waktu itu.

Jumat..
Hari itu hari jumat pukul 12.00 siang ketika adzan memanggilku untuk melakukan ibadah yang sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang yang tercatat muslim di garis tanganku. Aku bergegas menuju tangga turun tepat didepan mesjid Al-Ihsan (kampus) untuk mengambil wudhu, belum sampai mata kaki menginjak daerah tempat mengambil wudhu aku dikejutkan dengan satu pesan singkat yang membuat handphoneku bergetar dan ternyata kekasihku yang memang menjadi pengirim setia pesan singkat pada handphone hitamku, namun ada yang lain, ya….memang sangat lain sekali isi pesan singkat sekarang yang intinya pesan itu mempersingkat juga waktuku untuk menjadi seorang kekasihnya 2 tahun terakhir ini, mungkin bukan sesuatu yang mudah menerima sebuah kenyataan yang nampaknya sangat suram sekali jika harus terjadi ketika matahari tepat di tengah langit dan hamba- hamba-Mu dipanggil untuk bersujud setia. Realita memang harus terjadi begitu saja tanpa diharapkan dan tanpa kita tahu kapan itu terjadi. Aku mencoba kembali ingin menyusun kembali sayap – sayapnya yang patah namun nyatanya, dia lebih memilih terbang tanpa sayap. Akhirnya akupun harus memegangi sayap- sayap itu tanpa bisa terbang karena aku bukan malaikat. Itulah aku dimasa itu, diam ditinggal terbang tanpa alasan dan tak tahu tujuannya kemana. Entah………..

Praktikum Oh Praktikum…
Mentari hari ini bersinar terang hampa masih sama seperti hari – hari yang kemarin dari setahun lalu mentari mulai hampa untukku, aku sudah menginjak di semester 6 disini aku tinggal menyisakan dua semester lagi menuju gelar sarjana yang aku impikan. Masih aku terganggu dengan kejadian tahun kemarin ketika dia pergi, aku mulai menembus hasrat untuk bangkit dan kembali memberi sebongkah hati untuk seseorang. Yaa nyatanya aku sekarang mempunyai kekasih baru, dia seorang yang sebenarnya aku pilih tapi tak sebenarnya ku cinta hanya aku menaruh harapan bangkit. Aku berdiri di depan papan pengumuman yang di lapisi kaca melihat deretan nama-nama mahasiswa angkatanku yang terbagi-bagi dalam beberapa kelompok untuk melaksanakan praktikum (baca:KKN). Aku mencari namaku yang berada di ratusan nama untuk melihat lokasi dimana aku ditempatkan selama tiga bulan dan melihat siapa yang menjadi teman satu kelompok. Aku berhenti di deretan nama bertuliskan ‘Kelurahan Maleber, Kecamatan Andir, Kota Bandung’ tepat dibawahnya terlihat ada namaku didalam kolom selang dua baris dari namaku terbaca nama ‘Cyntia Oktavia’ si gadis leopard yang aneh itu dan makin aku anggap aneh karena dia selalu mengumbar kemesraan lewat twitter dengan kekasihnya yang ‘mungkin’ terlihat sempurna olehnya, karena aku terkadang menjunjung tinggi privasi dalam pacaran, terkadang aku risih ketika banyak orang yang tahu hubunganku, sehingga bagiku gadis leopard itu ‘lebay’ dan ‘aneh’ tapi dari ketigabelas orang satu kelompokku hanya dia yang ‘sedikit’ aku kenal.
24 April 2013 saarnya aku mulai fase baru sebagai mahasiswa yang sudah dianggap senior di kampus, aku berangkat membawa barang seadanya ke daerah Maleber bersama sebelas teman kelompok, menuju rumah dua lantai yang cukup sempit sebenarnya untuk sebelas orang disana hanya ada dua kamar tidur yang semuanya berada di lantai dua, sehingga otomatis kamar yang satu akan diisi oleh 5 orang mahasiswi dan kamar satunya lagi akan ditempati oleh 6 orang mahasiswa. Kamarku mempunyai balkon yang langsung berhadapan dengan balkon tetangga, aku memilih tempat tidur disebelah ‘Adhy’ mahasiswa asal palu yang sebenarnya satu kelas denganku namun aku tidak terlalu dekat dengannya, tapi karena mungkin kita satu kelas sehingga kita lebih mudah untuk akrab. Malam pertamaku dirumah ‘baruku’ aku habiskan dengan susah tidur karena mendengar si gadis leopard yang ‘telfonan’ dengan pacarnya dan itu sangat berisik.

Leopard itu tidak buas
‘Jan, anterin ke RW 06 dong aku butuh data PMKS’ (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) pinta si gadis leopard di pagi buta, karena aku adalah satu-satunya orang sunda di kelompokku, aku harus rela menjadi ‘JABLAY’ karena aku adalah satu-satunya orang sunda yang ada dikelompok, teman-teman terkadang terkendala masalah komunikasi dengan masyarakat atau tokoh masyarakat yang terkadang aksen atau bahasanya masih campur aduk dengan bahasa daerah. Aku dan Cyntia pergi pukul 9.00 pagi menuju RW 06 berjalan kaki menyusuri gang-gang kecil yang ternyata jaraknya lumayan jauh bila ditempuh dengan jalan kaki, karena aku belum sarapan aku pun meminta untuk berhenti dulu ditempat ketoprak, akan sangat bahaya sekali jika maagku kambuh, karena aku mempunyai maag kronis yang bila kambuh aku bisa guling-guling dijalanan seharian menahan rasa sakit. Aku memesan ketoprak tanpa pedas karena aku sangat anti pedas, berbeda dengan cyntia dia memilih ketoprak pedas dipagi hari yang sudah aku bayangkan jika dia sakit perut maka aku akan sangat puas hahahaha…
‘Kamu ga suka pedes jan?’ Tanya cyntia padaku sambil mengangkat sendoknya menuju mulut. ‘Iya aku ga suka banget cyn, apalagi pagi takut sakit perut’ Jawabku, sambil lahap menyantap ketoprak obrolan kita sampai pada rencana untuk mengajak semua teman-teman nonton film Iron Man 3 yang baru tayang waktu itu untuk ‘merekatkan hubungan kelompok’ tujuannya waktu itu, aku pun setuju tanpa banyak kata-kata lagi karena memang aku hobby nonton film-film superheroes sejak kecil. Setelah satu porsi ketoprak habis, Cyntia membuka handphonenya dan memberitahukanku bahwa RW 06 sedang tidak berada di rumah, sehingga aku pun memutuskan untuk diam dulu disitu memesan susu, karena kebiasaanku pagi itu yang tidak bisa dihindarkan adalah minum susu segelas besar, sehingga obrolan dengan cyntia semakin lama dan mengarah ke curhat, Cyntia yang selalu bermesraan di twitter sehingga aku melihat hubungannya yang terkesan baik-baik saja cocok untuk ku tanya-tanya siapa tahu menjadi pencerahan bagiku yang dalam proses menuju bangkit (baca;move on). Obrolan panjang kita yang termakan waktu hingga pukul 11.30 tidak terlalu menghasilkan apa-apa. Hanya aku lebih tahu ternyata si ‘leopard’ ini tak sepintar yang ku kira dan dia ternyata bukan romantis dengan kekasihnya itu melainkan ‘LEBAY!’ hingga kita pun pulang kembali ke posko (baca:kontrakan).

IRON MAN 3 – Happy Ending
Ini hari sabtu pertama di Maleber. Seperti yang sudah kita atur dalam dialog singkat padat dan tidak jelas di penjual ketoprak rabu lalu, libur weekend pertama praktikum akan diisi dengan nonton film Iron Man di Braga, karena barang-barang kita belum komplit untuk 3 bulan jadi kita memutuskan untuk pulang dulu kompakan ke kos masing-masing, lalu aku yang sudah tidak mengenal kata kos semenjak semester 4 aku pastinya pulang ke rumah di daerah Padasuka Cicaheum untuk sekedar mengambil alat makan, karena ini adalah benda fatal yang lupa kubawa. Kulihat jam tanganku telah menunjukan angka 14.30 artinya 30 menit lagi aku harus berada di ‘Braga City Walk’ karena teman-teman kelompok sepakat untuk bertemu di foodcourt tepat pukul 15.00. Aku cepat bergegas pamit pada orangtuaku dan kunyalakan motor hitam keluaran tahun 2002 yang telah menemaniku sejak masuk kuliah.

Tepat di perempatan Pahlawan - Katamso ketika lampu merah menyala ada getaran dari handphoneku yang kusimpan dikantung celana kiri, aku pun melihat ternyata ‘BBM’ dari Cyntia memberitahu bahwa dia sudah berada di ‘TKP’ sendirian dan belum ada seorangpun berada disana, akupun membalas dengan satu kata “Tunggu” sambil menjalankan laju motorku supaya cepat sampai ke tujuan.

Aku parkir motorku tepat didepan ‘Circle K’ Braga dan cepat-cepat bergegas menuju ke dalam ‘Braga City Walk’. Aku menaiki eskalator menuju foodcourt yang berada di lantai 3 terlihat disana salah satu meja ditengah-tengah foodcourt gadis yang memakai jilbab kuning yang sudah jelas si ‘Leopard’ sendirian sambil memegang handphonenya. Langsung kusapa dan kutanya teman yang lain sambil akupun mengambil kursi dan duduk didepannya. 'Gatau nih jan, pada gada kabar’ ungkapnya sambil memasang muka murung. Aku sempat berpikir agar aku pura-pura pulang saja dan menonton Iron Man sendirian. Nyatanya, dia menyodorkan dua tiket XXI teater 6 pukul 15.25 yang artinya dia mengajakku nonton film berdua saja, aku sempat berpikir untuk menolak namun apa salahnya menonton berdua saja. Lagian, Cyntia adalah teman kelompokku yang akan sama-sama terus 3 bulan lamanya. Kami pun nonton betul – betul berdua.

Film selesai selama kurang lebih 2 jam membuat perutku memanggil untuk diisi, akupun mengajak Cyntia untuk makan terlebih dahulu, sebetulnya bukan mengajak tapi rasanya tidak enak kalau aku tidak basa-basi. Kitapun makan diluar Braga, untungnya aku kemana-mana selalu membawa 2 helm karena biasanya kekasihku membuat jadwal dadakan jika ingin sekedar hangout atau perlu aku antarkan ke suatu tempat. Kami pun memutuskan untuk makan di Pujasera depan BIP (Bandung Indah Plaza) bukan karena makanannya tetapi aku ingin sekali minum ‘es kelapa muda’ disitu kebiasaanku sejak SMP. Setelah kami memesan makanan tiba-tiba handphone Cyntia berdering, dia pun mengangkat telfonnya dengan menggunakan bahasa Bangka yang sedikit-sedikit aku tahu artinya, bagiku bahasa itu mirip dengan bahasa Melayu yang dulu aku pelajari di Malaysia tahun 2005. Yaa itu pacarnya yang menelfonnya sekedar untuk bertanya kabar dia hari ini. Entah mengapa terbesit sedikit rasa cemburu ketika dia mengangkat telfon ‘Kok bisa ya aku cemburu?’ ungkapku dalam hati saja, kalau aku pikir-pikir memang Cyntia walaupun ‘lebay’ tapi ternyata dia mempunyai pribadi yang sangat perhatian berbeda dengan kekasihku, aku mulai membanding-banding kekasihku walaupun kutahu itu tidak baik, tapi ini urusan hati yang entah mengapa berkata terus seperti itu. ‘Kamu suka kelapa yaa?’ tanya Cyntia yang seakan membuyarkan pikiranku yang sedang berpikir keras. ‘Yaa, aku suka kelapa dan Es kelapa disini menurutku paling enak di Bandung’ Jawabku sambil menyeruput kelapa muda yang dingin. ‘Telfon pacar kamu yaa? Kamu ga ngabarin emang?’ aku melontarkan pertanyaan yang anehnya tanpa kupikir dulu seakan otomatis keluar dari mulutku.’Iya Jan, emang kenapa?’ jawabnya seakan heran dengan pertanyaanku, aku takut mukaku salah berekspresi saat bertanya tadi. ‘Oh gak apa-apa, kayaknya kamu bahagia banget ya sama pacar kamu’ jawabku lebih frontal. ‘Hahaha keliatannya gitu ya? tapi sebenernya ga gitu ko Jan” jawabnya sambil tersenyum seakan membuatku makin penasaran dan terus bertanya hingga kami saling menilai sifat satu sama lain, sampai pada akhirnya Cyntia berkata ‘Sifat kamu itu bikin nyaman orang beda sama cowo aku’ itu kata-kata pamungkas yang kayaknya cukup bikin aku bungkam.
Aku dan Cyntia semakin hari tanpa disadari semakin dekat walaupun nyatanya kita mempunyai kekasih masing-masing, kami pun sudah tidak malu lagi untuk saling menunjukan rasa dan akupun mengerti mungkin ini sesuatu yang salah saling membohongi kekasih kita itu adalah tidak baik kami secara tidak langsung mendua secara perasaan walaupun dalam status berpacaran kami masih sepintas dinilai setia. Cyntia yang tidak pernah tahu aku mempunyai kekasih sore itu aku ajak berbicara agak serius mengingat-ngingat kesalahan kita yang tidak mungkin diteruskan seperti ini. Aku pun siap mengambil resiko bila pada akhirnya Cyntia kembali pada dermaganya dan aku pun demikian. ‘Cyn, kayaknya kita ga bisa terus-terusan kaya gini’ ungkapku dengan segala sisa keberanian walaupun berat rasanya karena rasa manusiawiku takut untuk sakit hati. ‘Iya , aku juga nyaman sama kamu tapi ya mau gimana lagi?’ jawabnya lembut tapi pedas di hati. Aku lebih banyak menyimpulkan ketimbang memperpanjang waktu untuk membahas tentang rasa.

Waktu Isya telah datang dengan berkumandangannya adzan. ‘Jan, shalat berjamaah yu’ ajak Cyntia sambil menepuk punggungku yang tengah asyik main game bola. ‘Okey hayu, aku kebawah sekarang’ jawabku sambil melangkahkan kaki untuk berwudhu dan bersiap shalat dilantai bawah. Aku masih menunggu ‘makmum’ku Cyntia yang masih berwudhu dan mengenakan ‘mukena’ lalu ia pun siap mengambil posisi tepat dibelakangku. Namun, sebelum aku melakukan takbiratul ihram Cyntia mendadak mengangkat telfonnya yang bergetar entah dari siapa mungkin penting sekali, sehingga menjadi alasan penunda shalat. Aku pun masih menunggu beberapa menit makmumku, namun kenyataannya sangat lama kutunggu dan akhirnya aku shalat isya sendiri.

Kepala ku terhadap ke kiri tanda selesai pertemuanku dengan tuhan di waktu Isya, tiba-tiba Cyntia duduk diam didepanku seraya berbicara ‘Aku sekarang punya kamu’ sambil menahan tangisnya, Aku pun yang mengerti pertanda bahwa Cyntia telah mengakhiri kisah dengan kekasihnya seakan mendapatkan petir di siang bolong, sangat kaget dan pada akhirnya perkataan itu yang membawa aku menjalin hubungan hingga sekarang cincin telah menghiasi kedua tangan kami dan kami menunggu saatnya hingga aku yang menjadi Imam permanen bagi Cyntia ‘Si Gadis Leopard’.
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
3.3K
3
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan