muss4firAvatar border
TS
muss4fir
Kritik Pemerintah, Mahasiswa ITB Gelar Pasar Murah
TEMPO.CO, Bandung - Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung mengkritik pemerintah dengan menggelar pasar murah. Dari hasil survei mereka, daya beli masyarakat miskin terbukti menurun setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter.

Mahasiswa pun beraksi dengan menjual empat jenis kebutuhan pokok, yakni beras, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng dengan harga miring. Pasar murah itu akan dihelat pada Sabtu, 13 Desember 2014, di lapangan Jalan Gelap Nyawang, belakang Masjid Salman, ITB, pukul 08.00-14.00 WIB.

Mahasiswa telah mendata 550 target pembeli dari kalangan kurang mampu di sekitar kampus ITB. "Mereka memegang surat keterangan tidak mampu dari ketua rukun warga," kata Menteri Sosial dan Politik Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB Luthfi Anshari kepada Tempo, Jumat, 12 Desember 2014. Warga tersebut tinggal di RW 04-08 Kelurahan Lebak Siliwangi dan RW 12-13 Kelurahan Dago.

Barang pokok yang dijual itu lebih murah 40-60 persen daripada harga pasar. Beras per kilogram dihargai Rp 4.500, lebih murah dari harga normal Rp 9.500. Sedangkan telur ayam dibanderol Rp 10 ribu per kilogram sementara harga pasar Rp 18 ribu.

Adapun gula pasir per kilo dan minyak goreng per liter yang di pasaran dijual Rp 10 ribu di sini hanya dilepas dengan harga Rp 6.000. "Kami mencari dana subsidinya Rp 35 juta dari CSR perusahaan dan alumnus," ujar Luthfi.

Keluarga Mahasiswa ITB termasuk kelompok penolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Salah satu alasan mereka adalah pemerintah dinilai belum menjamin kesiapan 28 juta masyarakat Indonesia di lapisan ekonomi terbawah dalam menghadapi kenaikan harga BBM. Kartu Keluarga Sejahtera yang dibagikan pemerintah kepada 15,6 juta keluarga prasejahtera di Indonesia, menurut mereka, hanya akan menyejahterakan masyarakat secara semu.

"Pemerintah pusat dan daerah harusnya mengusahakan lapangan pekerjaan yang sesuai," kata Luthfi. Tujuannya, masyarakat memiliki aktivitas produksi dan pendapatan yang lebih menyejahterakan, sehingga daya beli masyarakat akan meningkat.

Setelah melakukan pendataan lapangan ihwal harga kebutuhan pokok masyarakat dan pengaruhnya terhadap daya beli, kata Luthfi, pelemahan daya beli masyarakat terbukti benar. Harga-harga kebutuhan pokok hampir semua komoditas mengalami kenaikan. Harga hasil ternak mengalami kenaikan Rp 3.000-4.000, sementara hasil tani rata-rata mengalami kenaikan dua kali lipat. "Pada akhirnya masyarakat tidak punya banyak pilihan untuk memasak."
0
3.4K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan