Yogyakarta -Sejak 1999, pemerintah mencanangkan swasembada gula namun hingga kini belum terwujud. Dari total kebutuhan gula dalam negeri per tahun rata-rata 5,7 juta ton, produksi dalam negeri per tahun hanya 2,5 juta ton.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tak tercapainya swasembada gula sejak bertahun-tahun lalu karena ada pihak-pihak yang senang mengimpor gula (raw sugar dan rafinasi). Jokowi menegaskan pemerintahannya serius membenahi persoalan gula, bahkan Wapres Jusuf Kalla (JK) telah berkeliling ke pabrik gula untuk mencari solusi.

"Tinggal niat. Karena memang ada yang senang impor. Nggak di kementerian kasih impor, yang dikasi izin juga senang," kata Jokowi dalam acara kuliah umum di Balai Senat Balairung UGM, Yogyakarta, Selasa (9/12/2014).

Ia mengatakan efek kebijakan impor, saat ini pabrik-pabrik gula di dalam negeri kelebihan pasokan. Gudang-gudang di pabrik gula seperti di Jawa Timur penuh dengan pasokan gula karena tak terjual akibat tingginya impor gula.

"Sekarang petani kita masuk angin semua. Gula numpuk di Jember, karena impor," katanya.

Selain gula, Jokowi juga mengingatkan soal wajibnya Indonesia swasembada beras. Saat ini Indonesia masih harus impor beras dari negara-negara tetangga.

"Saya malu, kemarin waktu di ASEAN Summit, Myanmar. Ketemu presiden Vietnam. Apa coba yang diajukan ke saya, Presiden Jokowi kapan beli beras kita lagi?" ungkap Jokowi meniru ucapan Presiden Vietnam Truong Tan Sang.

http://finance.detik.com/read/2014/1...990101mainnews

nyindir Opa JeKa